WARTAKOTALIVE.COM - Nama Menteri BUMN Erick Thohir mendapat banyak dukungan sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut dinilai Pengamat Politik Univeraitas Indonesia (UI), Ade Reza Hariyadi akan memberikan banyak keuntungan di kontestasi demokrasi mendatang.
"Apabila Prabowo Subianto dan Erick Thohir dipasangkan, maka akan memperluas segmentasi pemilih dan potensial berdampak pada peningkatan elektabilitas," kata Ade, Selasa (19/9/2023).
Perlu diketahui, menteri andalan dan kepercayaan Presiden Jokowi ini sebagai figur yang sangat dekat dengan anak muda.
Kedekatan tersebut dapat menjadikan modal Erick Thohir sebagai daya tawar lebih untuk memenangkan Prabowo.
Adapun kedekatan Erick Thohir dengan kawula muda karena memang kontribusi besarnya terhadap dunia olahraga.
Generasi muda sendiri sangat dekat dan menyukai berbagai macam olahraga dari sepak bola hingga bola basket.
"Soal peluang cawapres tentu saja elektabilitas Erick Thohira jadi pertimbangan. Ia sangat populer di pemilih muda, milenial dan gen Z yang komposisinya cukup besar dalam struktur pemilih," ungkap Ade.
Selain itu, ada penemuan terbaru bahwa Erick Thohir ini memiliki kekuatan pendukung besar dari masyarakat Jawa Timur.
Tentu hal itu dikarenakan ia sudah menjadi keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Anggota Kehormatan Banser NU.
Temuan tersebut didapat melalui survei nasional dilakukan Polling Institute periode Agustus 2023, Eks Presiden Inter Milan ini berada di urutan pertama sebagai Cawapres Prabowo.
Erick Thohir mendapatkan torehan dukungan sebesar 28,8 persen mengalahkan kandidat lainnya.
"Posisi Erick Thohir yang bukan kader parpol membuatnya leluasa untuk memperluas dukungan dan meningkatkan akseptabilitas politiknya di berbagai segmen politik maupun pemilih," pungkas Ade.
Kedekatan Prabowo Subianto dengan Yenny Wahid
Capres Prabowo Subianto diketahui memiliki relasi yang cukup dekat dengan keluarga besar Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terutama dengan Yenny Wahid.
Hal itu diyakini memberikan keuntungan bagi Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024 mendatang.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam sebut kedekatan dengan Yenny Wahid secara simbolik akan memperbesar peluang Prabowo Subianto untuk mendapat dukungan suara dari kalangan nahdliyin dan Gusdurian.
"Relasi Prabowo dengan Mba Yenny itu menurut saya akan punya simbolik power untuk dekat dengan pemilih-pemilih nahdliyin" kata Surokim, Senin (18/9/2023).
Surokim melanjutkan, peluang Prabowo Subianto untuk mendapat dukungan suara dari Yenny Wahid dan kalangan Gusdurian semakin besar.
Hal itu lantaran Yenny yang merupakan anak dari Gus Dur yang jadi salah satu patron ke para pemilih Nahdlatul Ulama (NU).
"Secara Mbak Yenny putri Gus Dur dan selama ini menjadi salah satu patron di pemilih NU" ujar Surokim.
Kedekatan dibangun antara Prabowo Subianto dan Yenny Wahid belakangan ini memunculkan banyak spekulasi terkait dukungan pada Pilpres 2024.
Bila Yenny terbukti dukung Prabowo Subianto, bisa dipastikan elektabilitas Menteri Pertahanan itu akan semakin menguat.
Hal itu berdasarkan kepada hasil survei yang telah dirilis oleh Surabaya Research Syndicate (SRS) pada periode 3-12 September 2023.
Di dalam survei itu, Prabowo Subianto kantongi keunggulan dari Capres PDIP Ganjar Pranowo dan Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.
Di dalam hasil survei SRS terbaru itu, Prabowo Subianto berhasil mendapat dukungan tertinggi dengan persentase sebesar 43,8 persen.
Kemudian, diikuti dengan Ganjar Pranowo 39,7 persen dan Anies Baswedan 15,2 persen.
Prabowo -SBY Mesra di Hambalang
Prabowo Subianto dapat dukungan tambahan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Partai Demokrat untuk bertarung sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024 mendatang.
Kemesraan antara Prabowo dan SBY yang merupakan Presiden ke-6 RI itu terjadi di Hambalang, Jawa Barat pada Minggu (17/9) sore.
Pertemuan itu sebagai simbol bergabungnya Demokrat dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo.
Pengamat politik dari SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan pendekatan Demokrat ke Prabowo Subianto adalah manuver lanjutan setelah upaya merapat ke PDI Perjuangan tidak menemui titik terang.
“Saya melihat bahwa prioritas utama Demokrat adalah bergabung dengan PDI Perjuangan, tetapi sejauh ini tidak ada titik terang penerimaan PDI Perjuangan,” ujarnya, Senin (18/9/2023).
“Logis kalau Demokrat mencari kemungkinan lain, di antaranya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju,” sambung Saidiman.
Saidiman juga menyoroti sikap Prabowo yang begitu terbuka dengan kubu Partai Demokrat.
Padahal, selama ini Prabowo berusaha menggambarkan diri sebagai penerus Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Demokrat diketahui selalu jadi oposisi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Saidiman menilai upaya Prabowo Subianto dekat dengan Jokowi sebagai strategi meraih simpati pendukungnya.
“Namun, saya kira efek kedekatan Prabowo ke Jokowi itu ada batasnya karena pada dasarnya Jokowi berada dalam satu blok politik dengan Ganjar Pranowo,” ucap Saidiman.
Saidiman juga menyebut kedekatan Prabowo dengan SBY di Hambalang sebagai alternatif karena tidak bisa sepenuhnya mendapat efek dukungan dari para pendukung Jokowi.
“Prabowo memang tidak bisa sama sekali meninggalkan pendukung lamanya. Dan salah satu sumber dukungan Prabowo di dua pemilu sebelumnya adalah pemilih Demokrat,” ujarnya.
Dengan kata lain, Saidiman menyebut Prabowo masih membutuhkan pendukung lama ini untuk tetap kompetitif dalam pemilihan presiden.
“Bagaimana pun, Jokowi adalah kader PDI Perjuangan yang sudah declare (mendeklarasikan dukungan) ke Ganjar. Secara objektif, Jokowi juga sangat dekat dengan Ganjar,” tutupnya.
(Wartakotalive.com)