WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Unjuk kekuatan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhadapan dengan PDIP itu kini berwujud.
Koalisi besar yang sempat diwacanakan April 2023 silam sudah punya bentuk.
Partai Golkar dan PAN telah resmi memilih bergabung bersama Gerindra dan PKB untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyebut hubungan Presiden dengan PDI Perjuangan maupun Ganjar Pranowo bakal semakin berjarak.
Pasalnya, ia menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Partai Golkar dan PAN minus PPP tersebut melebur bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digawangi Partai Gerindra dan PKB ada campur tangan Jokowi.
Baca juga: Ganjar Pranowo Tak Mempermasalahkan Golkar dan PAN Dukung Prabowo: Itu Hak Mereka
"Hanya saja yang ada beberapa sinyal yang dapat dilihat pertama sikap PDIP yang terlihat butuh tak butuh pada dukungan pihak lain terhadap pencapresan Ganjar," ucap Ray saat dihubungi, Senin (14/8/2023).
"Mereka berkutat di kalangan mereka sendiri, sembari abai pada upaya menarik dukungan politik formal dari partai atau kekuatan lain. Tentu, termasuk di dalamnya, menarik asosiasi Jokowi dengan Ganjar. Yang akhirnya di isi oleh Prabowo dengan pak Jokowi," tambah dia.
Selanjutnya, pernyataan-pernyataan yang jelas mengandung sikap negatif publik terhadap Ganjar, terus diproduksi. Khususnya kata 'petugas partai'.
"Kata ini berulang disampaikan dan jelas tidak strategis disebutkan jelang Pilpres seperti saat ini. Dalam bahasa lain, PDIP mendegradasi sendiri simpati dan kesukaan masyarakat atas capres mereka," ucap dia.
"Dan efek kedua itu juga berimbas pada pandangan orang pada Ganjar sebagai capres. Ganjar sebagai asosiasi Jokowi dan milik rakyat makin jauh. Berganti dengan Ganjar milik PDIP dan hanya PDIP yang berhak mengaturnya," imbuhnya.
Baca juga: PAN dan Golkar Dukung Prabowo Capres 2024, Ray Rangkuti: Ada Campur Tangan Jokowi
Ia menilai hal tersebut menjadikan Ganjar Pranowo sebagai milik partai akan menjauhkan pemilih darinya.
Pemilih butuh wajah capres yang lebih independen dari kekuatan atau dominasi partai.
Ray menuturkan besar kemungkinan hubungan PDI Perjuangan akan semakin berjarak dan keras terhadap Jokowi.
"Bakal terjadi babak baru dalam hubungan PDIP dengan pak Jokowi. Saya kira, dalam peta ini, bukan lagi Jokowi vs elit PDIP tapi akan menjelma menjadi PDIP sebagai partai."
"Bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan melibatkan pemilih Ganjar yang kecewa pada sikap pak Jokowi," jelas dia.
"Tapi, saya kira, pak Jokowi telah memikirkan hal ini dalam-dalam. Bahwa beliau potensial akan kehilangan basis tradisionalnya. Bahkan basis emosionalnya," imbuhnya.
Dia menilai hubungan Jokowi dengan PDIP akan semakin rapuh.
"Hubungan tak harmonis ini akan ditambah dengan kekuatan yang selama ini bersebarangan dengan pak Jokowi. Artinya, kekuasaan pak Jokowi dalam setahun ke depan akan mengalami sedikit guncangan," jelas dia.
Adian Napitupulu Tanggapi Isu Jokowi Main 2 Kaki
Adian Napitupulu menyebut bahwa Jokowi sudah dipastikan 100 persen mendukung Ganjar Pranowo.
Hal itu diungkapkan Adian Napitupulu dalam wawancara ekslusif di Gedung Tribun, Jakarta pada Jumat (13/8/2023).
Adian Napitupulu menampik dugaan Presiden Jokowi main dua kaki antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menurut Adian, dekatnya Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto merupakan hal lumrah lantaran Ketua Umum Gerindra tersebut ialah menteri dan pembantu Presiden Jokowi.
Sehingga kata Adian, bukan hal yang spesial ketika Prabowo Subianto menyetirkan Jokowi dalam sebuah kunjungan.
“Sebagai menteri Prabowo akan sering bertemu dengan Presiden, misalnya dia nyopirin Presiden, sebagai menteri dan pembantu dia bisa lakukan itu, enggak mungkin presiden nyopirin dia,” ujar Adian.
Adian pun menyebut ada yang menggoreng di setiap kunjungan Prabowo Subianto dan Jokowi di sejumlah momen.
Diketahui sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terlihat menyopiri mobil bersama Presiden Joko Widodo di sela Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan 2023, Rabu (18/1/2023) pagi.
Momen itu terjadi sebelum mereka memberikan nama tiga mobil produksi dari PT Pindad yang akan digunakan sebagai kendaraan operasional TNI.
Prabowo dan Jokowi menaiki salah satu mobil itu. Dalam mobil berwarna hijau tersebut, Prabowo menunjukkan kepada Jokowi sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dipamerkan di halaman Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Baca juga: Prabowo Subianto Bakal Berdiskusi Bersama Partai Pendukung untuk Pilih Cawapres
Tidak hanya itu Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana dan Menteri BUMN Erick Thohir disopiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menumpangi kendaraan militer Maung buatan Pindad.
Momen ini terjadi ketika mereka mengunjungi fasilitas produksi munisi Pindad di Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).
Jokowi dan Iriana berada di kursi baris kedua, sedangkan Erick ada di bangku penumpang depan. Mereka menaiki Maung saat menuju gudang munisi.
KIB bubar
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy menanggapi deklarasi dukungan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) kepada bacapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Deklarasi dukungan itu dilakukan di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
Namun, diketahui PAN dan Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan, PPP telah mendukung Ganjar Pranowo.
Dengan demikian, Romy mengatakan dengan tegas bahwa KIB otomatis bubar secara politik.
"Saya pernah bilang dalam banyak kesempatan bahwa KIB auto bubar kalau kemudian pilihan calon presiden dari tiga anggota partai koalisi ini berbeda. Hari ini PAN dan Golkar telah melabuhkan pilihan ke Prabowo, dan jauh hari sebelumnya, PPP telah melabuhkan pilihannya ke Mas Ganjar," kata Romy di Rumah Aspirasi Ganjar, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2023).
Baca juga: Polstat Sebut Prabowo Raih Simpati Publik Karena Dinilai Berakhlak dan Tak Mainkan Fitnah
"Dengan deklarasi PAN dan Golkar hari ini sekaligus me-auto bubarkan KIB secara politik. Apakah nanti kemudian akan meresmikan pembubarannya, nanti kami kembalikan ke para ketua umum," ujar Romy.
Sementara itu, Romy juga mengaku tidak terkejut dengan keputusan dari Golkar dan PAN.
Romy sudah menduga PAN akan bergerak ke mana Erick Thohir berlabuh.
"Kami tak terkejut, karena dukungan PAN kan konsekuensi kemungkinan Pak Erick akan digandeng Pak Prabowo. Jadi sudah lama kita prediksi kalau PAN akan melabuhkan pilihan di mana Pak Erick berlabuh," jelas Romy.
Kemudian dengan Golkar, menurut Romy, memiliki hubungan erat dengan Prabowo yang pernah menjadi kader Golkar.
"Kalau Golkar, memang sayup-sayup ini sudah kita dengar akan ke Pak Prabowo, karena memang secara chemistry, Golkar lebih dekat dengan Gerindra. Mengingat Pak Prabowo dulunya juga kader Golkar. Golkar juga didirikan almarhum Pak Harto yang juga pernah jadi mertua Pak Prabowo," pungkas Romy.
Baca juga: Komit Lanjutkan Program Jokowi, Prabowo Subianto Disebut Sebagai Capres dengan Elektabilitas Terkuat
Lempar Naskah
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa bacapres Prabowo Subianto mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gokar di Pilpres 2024.
Dengan demikian, dukungan Prabowo bertambah yang sebelumnya berasal dari PKB dan Gerindra.
Deklarasi PAN, Golkar, PKB, dan Gerindra dalam mendukung Prabowo di Pilpres 2024 dilakukan di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
Setelah didukung oleh PAN dan Golkar, pegiat media sosial (medsos) Jhon Sitorus mengungkapkan detik-detik Prabowo melempar naskah Partai Golkar dalam deklarasi Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan oleh pegiat media sosial Jhon Sitorus pada Minggu (13/8/2023).
Jhon Sitorus membagikan cuplikan Kompas Tv yang memperlihatkan Prabowo Subianto memegang naskah deklarasi Pilpres 2024 dari Partai Golkar.
Kemudian naskah tersebut ditaruh ke belakang oleh Prabowo Subianto.
Jhon Sitorus menuding bahwa Prabowo Subianto melempar naskah Partai Golkar.
“Prabowo tetaplah Prabowo, sifat ASLI tak bisa ditutupi. Naskah dari Golkar DIBANTING dan DILEMPAR begitu saja Kasihan Golkar,” tulis Jhon Sitorus.
Pernyataan Jhon Sitorus itu berbeda dengan angle lain dari video yang didapat reporter Wartakotalive.com.
Dalam video yang dimuat Facebook Wartakotalive.com, terlihat Prabowo Subianto tidak melempar naskah Golkar.
Baca juga: Prabowo Subianto Dituduh Lempar Naskah Golkar, Jhon Sitorus: Sifat Asli Tidak Bisa Ditutupi
Adapun naskah tersebut ditaruh Prabowo Subianto di atas meja yang berada persis di belakang Ketua Umum Partai Gerindra itu berdiri.
Kemudian para Ketua Umum Golkar, PAN, Gerindra, dan PKB itu bergandengan tangan.
Karma PDIP
Di sisi lain, politisi PSI Ade Armando menyebut bahwa bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo Subianto adalah karma untuk PDIP.
Hal itu diungkapkan Ade Armando di akun Twitternya pada Minggu (13/8/2023).
Hal itupun ditanggapi Politisi PSI Ade Armando. Di akun twitternya Ade Armando menyinggung soal dampak dari bergabungnya Golkar dan PAN ke Bakal Capres Prabowo Subianto.
Menurut Ade Armando karena hal tersebut, Koalisi Perubahan yang mengusung Bakal Capres Anies Baswedan semakin tidak jelas nasibnya.
Sehingga, sangat mungkin Demokrat dan NasDem merapat mendukung Prabowo Subianto.
“Golkar, Gerindra, PKB, dan PAN dukung Prabowo. Koalisi Perubahan gak jelas nasibnya. Sangat mungkin Demokrat atau Nasdem ikut gabung,” jelas Ade Armando.
Baca juga: Prabowo Subianto Dituduh Lempar Naskah Golkar, Jhon Sitorus: Sifat Asli Tidak Bisa Ditutupi
Namun menrut Ade Armando, peristiwa ini mungkin bisa jadi menjadi karma untuk kesombongan PDIP.
“Ini mungkin karma buat kesombongan PDIP,” bebernya.
Diketahui sebelumnya PSI sendiri mengusung Bakal Capres Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
Namun, belakangan PSI tidak pernah diajak berkonsolidasi oleh PDIP terkait dengan pemenangan Ganjar Pranowo.
Beberapa hari lalu, PSI pun bertemu dengan Prabowo Subianto yang diduga menjadi sinyal ubah haluan Pilpres 2024.