WARTAKOTALIVE.COM - Wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra yang juga sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, semakin menguat.
Wacana duet Prabowo Subiato dengan Ganjar Pranowo ini, ditanggapi langsung Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.
Diakui Hashim Djojohadikusumo, Partai Gerindra akan terbuka jika nanti Ganjar Pranowo ingin bergabung dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Akan tetapi, tegas Hashim Djojohadikusumo, dengan catatan Prabowo Subianto harus jadi calon presidennya, dan Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden.
Baca juga: Bila Ganjar Pranowo Mau Gabung, Hashim Djojohadikusumo: Catatan, Pak Prabowo Subianto Calon Presiden
Baca juga: Wacana Duet dengan Prabowo Subianto, Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Cocok Jadi Capres di Pilpres 2024
Baca juga: Pendukung Prabowo Minta PDIP Legawa Soal Capres 2024: Megawati kan Negarawan Sejati
"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden."
"Saya kira sudah tidak mungkin lah kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," katanya Hashim Djojohadikusumo dalam tayangan Live Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Selasa (14/3/2023).
Lebih lanjut Hashim Djojohadikusumo pun mengungkapkan alasan mengapa Prabowo Subianto yang harus menjadi capresnya jika diduetkan dengan Ganjar Pranowo untuk Pilpres.
Menurut Hashim Djojohadikusumo, Prabowo Subianto jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.
Selain itu dari segi umur, Prabowo Subianto juga berumur 15 tahun lebih tua dibandingkan Ganjar Pranowo.
Dari segi pengalaman juga Hashim Djojohadikusumo merasa Prabowo Subianto memiliki pengalaman yang jauh berbeda dibanding Ganjar Pranowo.
"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda kan," terang Hashim.
Untuk itu Hashim menegaskan, Gerindra akan terbuka menerima Ganjar jika Gubernur Jateng itu ingin berduet dengan Prabowo.
Namun Prabowo tetap harus menjadi capresnya dan Ganjar menjadi cawapres.
"Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan atau diduokan dengan Pak Prabowo, ya saya kira kami (Gerindra) terbuka dengan itu, Pak Prabowo terbuka, sebagai calon wakil presiden," tegas Hashim.
Tanggapan PDI-P
Wacana duet Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP Ganjar Pranowo di Pemilu 2024 mencuat, seusai keduanya akrab menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kebumen .
Namun, di sisi lain, wacana ini juga buat pertanyaan muncul, siapa yang akan jadi capresnya jika duet ini jadi diusung untuk Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa partainya belum bisa menyampaikan sikap soal usulan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Hasto, seluruh keputusan partai baik soal pasangan capres-cawapres maupun tokoh yang akan diusung, merupakan ranah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Hasto menanggapi pertanyaan media soal Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang membuka peluang menduetkan Prabowo-Ganjar di Pilpres.
"Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang jadi harapan rakyat," kata Hasto saat ditemui di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).
Hasto pun menjelaskan, bahwa kewenangan Megawati memutuskan pencapresan sudah berjalan di PDIP selama 10 tahun terakhir.
Hal tersebut bisa dilihat dari pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Jadi, kalau kita lihat secara empiris pada tahun 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDI Perjuangan, pada saat itu adalah Bapak Jokowi," ujar Hasto.
Hasto pun menegaskan bahwa calon presiden (Capres) harus berasal dari kader PDI Perjuangan.
Tetapi, peluang kerja sama dengan Partai Gerindra masih sangat terbuka.
"Ya penawaran kerjasama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan," tegas Hasto.
"Sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut turut, tentu saja kami akan mengusung calon presiden dan inilah sebagai konsekuensi dari keputusan Kongres Ke-lima pada tahun 2019 lalu," sambungnya.
Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Cocok Jadi Capres di Pilpres 2024
Duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo dinilai sulit terjadi.
Hal itu dikarenakan pada bursa calon presiden, Ganjar Pranowo lebih kuat sebagai capres bukan cawapres.
Kuatnya Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 dikatakan Pengamat Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti.
"Tentu, hal ini merupakan keinginan dari Gerindra. Menduetkan Prabowo-Ganjar. Tapi, tidak mudah dengan siapa Gerindra akan mendulang teman koalisi. KIB, belum tentu oke, PDIP juga," kata Ray kepada Tribunnews.com, Selasa (14/3/2023).
Ray melanjutkan jika PDIP dan KIB melihat peluang Ganjar Pranowo lebih besar didorong sebagai capres, tentu mereka akan lebih mendorong Ganjar dengan Prabowo. Bukan sebaliknya.
Kemudian dikatakan Ray duet tersebut belum tentu juga kuat dalam pasar pilpres.
Bagi parpol pendukung koalisinya, tidak akan mendapat keuntungan elektoral.
"Semua akan mengalir ke Gerindra. Ibaratnya, Gerindra akan dapat dua kali keuntungan: sebagai capres dan efek elektoral."
"Jadi, bacaan saya, keinginan elite Gerindra ini, akan sulit terjadi," jelasnya.
Ray melanjutkan jika dibuat sebaliknya, Ganjar-Prabowo, maka jelas, target pasangan ini adalah dua putaran.
"Partai pendukung PDIP, Gerindra, PAN, PPP. Mungkin Golkar masih ragu. Dan potensial mencari posisi baru. Sementara PKB, akhirnya akan ikut jua dalam koalisi ini," tegasnya.
Adapun sebelumnya Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membuka peluang duet Prabowo-Ganjar.
Hal itu sesuai Prabowo dan Ganjar mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat kunjungan kerja (Kunker) di Kebumen, Jawa Tengah.
"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," kata Hashim di Museum Joang 45, Jakarta, Minggu, (12/3/2023).
Menurut Hashim, hal itu dikarenakan Prabowo jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar.
"Pak Prabowo jauh lebih senior, lima belas tahun lebih tua, pengalamannya berbeda."
"Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo. Saya kira kami terbuka untuk itu, Pak Ganjar sebagai calon wakil presiden," ujarnya.
Pengamat Sebut Lebih Pas Bila Prabowo Subianto Sebagai Capres dan Cawapresnya Ganjar Pranowo
Hasan Nasbi, Pendiri Cyrus Network berpandangan, tak memungkinkan Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Namun menurut Hasan, lebih pas bila Prabowo Subianto dimajukan sebagai Capres, sementara Ganjar Pranowo sebagai Cawapres.
Hasan Nasbi beralasan, lantaran hingga saat ini tiket capres belum diarahkan kepada Ganjar Pranowo.
Sementara itu, Prabowo Subianto, sudah memiliki tiket capres sehingga tinggal memilih cawapres saja.
"Kalau dari sisi elektabilitas, Ganjar hanya unggul dikit dari Pak Prabowo. Kalau dikejar serius, dengan Pak Prabowo keliling Indonesia"
"Seperti Ganjar yang lari pagi di seluruh provinsi, bisa menyalip Ganjar. Lalu dari sisi tiket, Pak Prabowo juga lebih pasti,” ujar Hasan, Jumat (10/3/2023).
Hasan melihat, analisa dan pengamatan lebih tepat Ganjar-Prabowo terlalu tampak agenda setting.
Sehingga ada kecenderungan pasangan tersebut terlalu dipaksakan.
Agenda pertama kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo ke Provinsi Jawa Tengah, Kamis 9 Maret 2023 pada pukul 09.30 WIB, meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Turut mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (TRIBUNNEWS.COM/Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden.)
“Agenda settingnya terlalu kelihatan. Mau maksakan Mas Ganjar jadi capres, cawapresnya Pak Prabowo,” terangnya.
Hasan pun menganalisis, Prabowo Subianto adalah ketua umum partai politik.
Tak hanya itu, memiliki elektabilitas yang cukup untuk bertarung di Pemilu 2024. Terlebih, sudah mengantongi tiket capres dengan koalisi antara Gerindra-PKB.
"Ini kesempatan, mungkin ini kesempatan emas Pak Prabowo bisa jadi presiden,” katanya.
Sedangkan, di sisi lain, Ganjar Pranowo masih belum memegang tiket capres.
Apalagi, dia mengklaim jika tak ada tanda-tanda khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati untuk mendukung Ganjar Pranowo.
“Kan bukan Pak Jokowi yang berikan tiket capres. Tapi diberikan oleh parpol PDIP, di tangan ibu Mega. Saya enggak lihat Bu Mega beri kode dan tanda-tanda akan kasih tiket ke Ganjar,” terangnya.
Bicara data survei, Hasan menegaskan, memang saat ini Ganjar tertinggi dibandingkan Prabowo Subianto, namun tidak terpaut jauh.
Hasan juga tak setuju yang menganggap survei Prabowo Subianto turun.
Menurut dia, setiap jelang pemilu, memang survei Prabowo berkisaran 25 persenan.
"Coba lihat Pak Prabowo ada enggak genit-genit di lapangan, ada enggak caper, joget-joget, lari pagi, nyapa orang. Dia diam saja sudah punya modal 25 sampai 28 persen" tegas Hasan.
Menurut Hasan, begitu Prabowo Subianto mulai melakukan sosialisasi sebagai Capres, angkanya akan mendulang tinggi.
Sehingga dia tak setuju analisa elektabilitas Prabowo Subianto sudah mulai turun dan sulit untuk naik lagi.
Dia juga merasa, anggapan rakyat sudah bosan dengan Prabowo Subianto tidak berdasar.
Sebab, faktanya dari tiap pemilu ke pemilu, angka perolehan Prabowo Subianto di atas 40 persen.
Bahkan, ketika melawan Jokowi yang dianggap sangat kuat.
“Begitu sudah definitif (Capres), pengalaman kita, 45 persen dan Ganjar enggak sekuat Pak Jokowi,” tutur Hasan lagi.
Dia melihat peluang Ganjar Pranowo melawan dengan Prabowo juga sangat terbuka lebar.
Tapi bicara tiket capres, Prabowo Subianto jauh lebih besar peluang maju ketimbang Ganjar Pranowo.
"Kalau Ganjar jangankan mikir capres, mikir tiket saja pusing. Apalagi mikirin cawapres. Kalau menurut saya sekarang Pak Prabowo punya tiket, tinggal mikirin cawapres" katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat kunjungan kerja di Desa Lejer, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jateng, Kamis (9/3).
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto tampak mengenakan kemeja berwarna putih dan celana hitam.
Sedangkan, Ganjar Pranowo tampak mengenakan pakaian coklat dinas PNS.
Ketiganya tampak menyusuri persawahan saat kegiatan panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah.
Melalui unggahan akun instagram @ganjarpranowo, dia membagikan tiga buah foto yang menunjukan kebersamaan ketiganya saat panen raya padi, di Kebumen, Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo juga menambahkan keterangan pada unggahannya itu "Indonesia Lumbung Pangan Dunia, Siap".
Kebersamaan antara Presiden Jokowi, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo kembali menguatkan mengenai wacana duet di Pilpres, mendatang.
Di mana, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo digadang-gadang bakal berpasangan Pilpres 2024.
Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif mengatakan jika pasangan duet Prabowo-Ganjar ini disinyalir di dukung Presiden Jokowi.
Kebersamaan ketiganya di Kebumen juga ditangkap sebagai sinyal saling berkaitan.
"Sinyal dukungan Jokowi pada duet Prabowo-Ganjar makin kuat, setelah sebelumnya diberbagai momen, acara kunjungan kerja di Kebumen yang mengajak Prabowo-Ganjar makin memguatkan kemana arah dukungan Presiden Jokowi," kata Arif, Kamis (9/3).
Menurut Arif, restu Presiden Jokowi pada pasangan Prabowo-Ganjar tentu berbasis kalkulasi politik.
Selama ini memang dalam hasil berbagai survei, duet Prabowo-Ganjar ini tak terbendung.
"Restu Jokowi yang mengarah pada Prabowo-Ganjar saya kira juga tak lepas dari kalkulasi politik, dimana paslon ini akan menang mudah dalam Pilpres," terangnya.
(Tribunnews.com/FaryyanidaPutwiliani/Malvyandie Haryadi/Rahmat Fajar Nugraha/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)