Berita Jakarta

Setelah 2 Minggu, Akhirnya Jasad Bocah 8 Tahun yang Hanyut di Kali Ciliwung Sudah Ditemukan

Penulis: Nurmahadi
Editor: Dian Anditya Mutiara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim SAR terus menyisir Kali Ciliwung yang melintasi kawasan Jagakarsa dengan perahu karet hingga 5 km, Senin (16/1/2023). Mereka mencari dua bocah yang tenggelam sehari sebelunya.

WARTAKOTALIVE.COM, JAGAKARSA- Satu dari dua anak yang tenggelam di Kali Ciliwung, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, berinisial BP (8) akhirnya ditemukan.

BP ditemukan setelah hampir dua minggu hanyut di Kali Ciliwung sejak Minggu (15/1/2023) lalu.

Selain BP, kakak kandungnya, SR (11) juga tenggelam dan lebih dahulu ditemukan. 

Kepala Polisi (Kapolsek) Jagakarsa, Kompol Multazam Lisendra mengatakan, korban BP ditemukan pada Jumat (27/1/2023) sekitar pukul 16.30 WIB.

Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. 

Baca juga: Sulit Ditemukan Akibat Faktor Alam, Pencarian Bocah Tenggelam di Kali Ciliwung Jagakarsa Diperluas

"Korban ditemukan dalam keadaan telanjang dada dan menggunakan celana panjang jenis jeans," ujar Multazam, Sabtu (28/1/2023).

Korban BP ditemukan oleh warga Suryadi (45) yang saat itu sedang mencari udang dan ikang bersama temannya di tepi Kali Ciliwung.

"Melihat sesuatu benda yang menyangkut dibambu dan setelah didekati dan dilihat lebih jelas ternyata seorang mayat seorang laki-laki," ucap Multazam.

BP kemudian dievakuasi oleh tim SAR lalu dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. 

Sebelumnya, Multazam menjelaskan, insiden yang menghanyutkan kakak beradik itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 17.15 WIB.

Dua anak itu, SR dan BP selama ini diasuh oleh Panti Khadijah Al Qubro. Panti itu berlokasi tak jauh dari tempat kejadian.

"Korban yang hanyut merupakan kakak beradik kandung yang tinggal di panti asuhan Khadijah Al Qubro Lenteng Agung," ujar Multazam pada Minggu (15/1/2023), malam.

Sebelum dikabarkan hilang, SR dan BP sempat mandi di tepi Kali Ciliwung bersama teman-temannya.

Ia mengatakan kedua korban tersebut pergi ke Kali Ciliwung itu tanpa seizin pengasuh panti.

"SR dan BP mengajak temannya yang menjadi saksi, RT, RR dan, D, FJ dan F untuk mandi di Kali Ciliwung. Mereka pergi mandi tanpa seizin pengurus panti," kata Multazam.

Saat sedang mandi di tepi Kali Ciliwung tepat di Jalan Lenteng Agung, SR dan BP diduga hanyut.

Multazam mengatakan, keduanya sempat ditolong oleh temannya, RT, tapi justru ikut hanyut RT terbawa arus sejauh 30 meter dan selamat karena tubuhnya tersangkut rumpun pohon bambu di tepi Kali Ciliwung.

"Setelah itu, saksi RT diselamatkan oleh security Taman Pingkal atas nama Marhadi yang sedang bertugas pada saat itu," ungkap Multazam. 

Salah satu bocah hanyut Kali Ciliwung di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, akhirnya ditemukan pada Selasa (17/1/2023) pagi ini.

Baca juga: Kronologi Penemuan Bocah Hanyut di Kali Ciliwung, Kondisi Jenazah Keluarkan Darah

Korban inisial SR (11) ditemukan tim SAR gabungan yang melakukan penyisiran secara visual, mengapung di kali itu dalam kondisi meninggal dunia.

"Korban ditemukan oleh unsur SAR gabungan sekitar pukul 06.45 WIB pagi tadi pada radius kurang lebih 1,6 kilometer dari lokasi kejadian," ujar Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SMC (SAR Mission Coordinator), Fazzli, dalam keterangannya, Selasa.

Ia menambahkan, korban kemudian langsung dievakuasi menuju Rumah Sakit (RS) Fatmawati.

Lebih lanjut, Fazzli mengatakan pihaknya bersama unsur SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap satu korban lagi, BP (8).

Baca juga: Pencarian Bocah Hanyut di Kali Ciliwung Saat Mandi Hujan di Kramat Jati, Dihentikan Sementara  

Pencarian yang dimulai pagi ini direncanakan akan diperluas dengan melakukan penyisiran menggunakan perahu karet melalui aliran sungai.

Ia mengatakan, tim akan berupaya maksimal melakukan pencarian terhadap korban BP agar segera ditemukan.

"Dan juga penyisiran secara visual di sepanjang bantaran Kali Ciliwung dengan radius 25 kilometer dari lokasi kejadian," ucapnya. 

Diketahui, kedua korban adalah kakak beradik yang tinggal di Panti Asuhan Khadijah Al Kubra, 100 meter dari lokasi kejadian. 

Keduanya hanyut saat sedang mandi di Kali Ciliwung pada Minggu (15/1/2023) sore.

Orangtua Korban Tak Bisa Tidur

Faisal Ari Nugroho (43), sungguh terkejut mendengar kabar dua anaknya, SR (11) dan BP (8), terseret arus Kali Ciliwung di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2023).

Kedua anaknya itu hanyut saat sedang mandi di kali. SR dan BP tinggal di Panti Asuhan Khadijah Al Kubra yang tak jauh dari lokasi kejadian, kurang lebih 100 meter.

Hingga saat ini, kedua anaknya belum ditemukan. Ia sesekali menatap Kali Ciliwung dengan pandangan kosong.

Baca juga: Cerita Pamdal Taman Pingkal Lenteng Agung Selamatkan Bocah Terseret Arus di Kali Ciliwung

Faisal Ari Nugroho (43), ayah dari dua orang anak yang hanyut di Kali Ciliwung (Wartakotalive/Ramadhan LQ)

Faisal mengaku baru mendapat kabar anak-anaknya hanyut saat sedang bekerja. Adik iparnya menghubungi dirinya melalui panti.

"Saya lagi posisi kerja. Itu dapat kabar dari adik ipar saya lewat yayasan. Jadi posisi saya pulang setengah 10, saya dapat kabar katanya anak saya hanyut di Kali Ciliwung," kata dia, saat ditemui di lokasi, Senin (16/1/2023).

Lalu, saya buru-buru pulang dari Taman Anggrek, langsung ke arah sini. Dapat kabar setengah 10, sedangkan kabar dari sini jam 7 malam. Mainnya di kali ini jam 5 sore," sambungnya.

Begitu tiba di Kali Ciliwung, ia mengaku tak bisa tidur karena terus berupaya mencari kedua anaknya.

"Saya tidak tidur. Semalam saya posisinya saya malah di kali yang deras sebelah sana. Dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi," kata dia.

Sekira pukul 05.00 WIB pada Senin (16/1/2023), ia turun ke pinggir kali di mana lokasi terakhir kedua anaknya di sana.

Di sana, Faisal menemukan sandal anaknya yang masih berada di lokasi.

"Itu sandal anak saya yang kecil. Itu ada sandal dan bekas tapak kaki, tadi ada (saya lihat)," ujar dia.

"Iya sandal aja (ditemukan), karena bajunya katanya sudah dibawa sama orang. Karena sempat anak itu kan posisinya telanjang, sudah tidak pakai baju. Memang niat mau berenang," lanjutnya.

Ia mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya pada Minggu pagi atau beberapa jam sebelum kejadian.

"Saya juga komunikasi dengan dia pada Minggu pagi jam 8. Jam 3-4 HP saya lowbat, komunikasi nggak ada. Sampai akhir jam setengah 10 malam itu baru dapat kabar," kata dia.

Dalam komunikasi tersebut, Faisal meminta kepada sang kakak untuk menjaga adiknya.

"Kalau mau main, adik dijaga. Itu yang saya ngobrol sama abangnya. Jangan main jauh-jauh, jaga adiknya. Jangan main HP aja. Makanya posisi anak itu yang biasa yang kecil itu biasanya tidak pernah keluar jauh dari panti," ucapnya.

Adapun cerita kedua anaknya dititipkan ke panti berawal karena istri Faisal atau ibunda S dan B telah meninggal dunia.

Kedua anaknya, kata dia, baru dititipkan ke panti itu sejak satu tahun lalu.

"Dititipkan ke yayasan ini kan karena istri saya sudah meninggal. Jadi posisi saya kerja, saya sempat vakum urus anak. Saya bingung anak siapa yang urus, terus adik ipar saya masukkan ke yayasan ini," kata dia.

"Saya sempat kecewa, ibaratnya kenapa nggak izin dulu sama saya karena saya masih hidup. Tanpa sepengetahuan saya dimasukkan ke yayasan. Sudah setahun (dititipkan). Nggak lama istri saya meninggal," lanjut dia.

Ia mengaku menjenguk kedua anaknya di panti selama satu atau dua minggu sekali. 

"Karena posisi saya kan kerja di Taman Anggrek, saya tinggal di Bojong. Dua jam perjalanan," ucap Faisal.

Kini, ia berharap kedua anaknya dapat ditemukan dalam kondisi selamat.

"Saya harapannya anak-anak saya lekas ditemukan dan selamat," tutur dia. (M41/M31)

 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News


 
 
 
 
 

Berita Terkini