Berita Politik

Gus Miftah Berang, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Singgung Kyai dan Amplop

Penulis: Desy Selviany
Editor: Desy Selviany
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Salah satu caranya adalah silaturahmi atau sowan kepada kyai.

Jelas Gus Miftah, dalam silaturrohmi itu biasanya santri atau jamaah minta doa, minta nasehat atas problem dan hajatnya.

Gus Miftah menyebut bahwa tidak ada permintaan khusus dari kyai kepada para santri dan jamaah saat menerima sowan.

Adapun kata Gus Miftah, amplop tersebut biasanya diberikan secara sukarela dan seikhlasnya.

“Kalau sowan harus kasih amplop atau apapun, kalau toh ada itu justru inisiatif dari santri atau jamaah yang sifatnya sukarela sebagai rasa mahabbah seorang santri kepada kyai,” bebernya.

Gus Miftah pun menyayangkan para tokoh agama yang hanya kerap dimanfaatkan untuk kebutuhan panggung politik.

Menurutnya, apabila para tokoh politik itu membutuhkan maka mereka berbondong-bondong menghampiri kyai.

Gus Miftah pun mengibaratkan para politisi seperti daun salam dan laos dalam sebuah masakan.

“Kalau butuh mereka sowan kyai, selesai butuhnya kembali meninggalkan kyai. Persis seperti daun salam dan laos, kalau masak sayur dicari pertama kali, sayurnya matang daun salam dan laosya dibuang pertama kali,” tuturnya.

Menurut Gus Miftah, pernyataan Kepala Bappenas tersebut telah menghina kyai dan pesantren dengan kalimat yang menyakitkan.

Ustad gondrong itu pun menyomasi Suharso Monoarfa untuk mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataan tersebut.

“Saya sebagai santri yang biasa sowan kyai untuk tabarukan dan ngalap berkah meminta anda untuk klarifikasi dan minta maaf,” tegasnya.

Berita Terkini