WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Sejumlah partai politik mulai mengambil ancang-ancang menghadapi pesta demokrasi di tahun 2024.
Bahkan, tiga partai penghuni DPR yakni Golkar, PPP dan PAN sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu demi bisa mengusung calon presiden-wakil presiden serta menaikkan bargaining politik.
NasDem juga sudah memberikan sinyal akan berkoalisi dengan Partai Demokrat.
PKB, yang sebelumnya gencar mengkampanyekan Ketua Umum Muhaimin Iskandar juga tak mau kalah.
Baca juga: Puan Unggah Momen Akrab dengan Anies, Warganet Yakin Keduanya Bisa Jadi Duet Maut di Pilpres 2024
Partai itu kini tengah bersiap mengambil langkah politik demi bisa eksis di pilpres.
Terbaru, mereka siap menggandeng Partai Keadilan Sejahtera sebagai mitra koalisi.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, pihaknya membuka opsi untuk berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2024 mendatang.
Dirinya menilai bila kedua partai itu bergabung, persoalan politik identitas yang ada di Indonesia akan selesai.
Baca juga: Ridwan Kamil Nangis di Bahu Anies, Warganet Yakin Keduanya Pasangan Maut di Pilpres 2024
Baca juga: PKB Berencana Bentuk Koalisi, Cak Imin Capresnya, NasDem Sama Sekali Tidak Tertarik Bergabung
"Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik. Serahkan ke PKB sama PKS, selesai itu politik identitas,” kata Jazilul dikutip dari Kompas. tv, Rabu (8/6/2022).
Menurut dia, PKB dengan PKS ada banyak kesamaan.
Keduanya merupakan parpol yang lahir di era Reformasi dan sama-sama memiliki basis suara yang kuat di basis suara kelompok Islam.
”Menurut saya itu menarik. Mungkinkah bisa menang? Sangat mungkin. Dulu pernah menang. Apalagi hari ini saya dengar sendiri di acara Milad, PKS mengusung politik yang rahmatan lil alamin. Itu menurut saya modal. Kalau dalam bahasa agama itu kalimatun sawa, kalimat yang mempertemukan,” ujarnya.
Baca juga: Cak Imin Tertarik dan Siap Masuk Koalisi Indonesia Bersatu, Syarat Utamanya Dia yang Jadi Capres
Selain itu, PKB dengan PKS memiliki romantisme masa lalu ketika bergabung dalam koalisi poros tengah bersama sejumlah parpol berbasis Islam lainnya, seperti PAN, PBB, dan PPP yang berhasil menjadikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden pada 1999.
Saat itu, PKS masih bernama Partai Keadilan (PK).
Selanjutnya, pada Pemilu 2004, PKB kembali berada dalam satu koalisi dengan PKS dan sejumlah parpol lain dan berhasil mendudukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) sebagai presiden dan wakil presiden.
Baca juga: Ada Pembicaraan Soal Pilpres Saat SBY Temui Surya Paloh, tapi Baru Prolog
”Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang, sangat mungkin,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan, pemilu adalah terminal perubahan.
Masyarakat menginginkan hal baru.
”Kalau terjadi koalisi PKB dan PKS, ini sesuatu yang baru maka akan menjadi magnet bagi partai lain untuk ikut. Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi ‘koalisi semut merah’, kecil tapi berasa,” kata dia.
Ia menyebut, koalisi harus didahului dengan komunikasi dan kesamaan paham.
Baca juga: Seperti Kisah Habibie-Ainun, Cinta Kakek Ini Luar Biasa, Temani Istri dari Sakit Sampai Akhir Hayat
Pemilu 2024 tidak ada calon petahana dan menjadi momentum baru bagi partai-partai menengah seperti PKB dan PKS untuk menunjukkan taringnya.
”Apakah mampu mendudukkan pasangan yang diharapkan masyarakat yang nantikan akan memberikan jalan baru bagi Indonesia di mana hari ini mengalami kesulitan. Kami yakin, seandainya kami bergabung pasti ada partai-partai lain yang bergabung,” katanya.
Sebagian artikel ini tayang di Kompas.tv