WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Dalam rangka memperingati HUT Kebun Raya Bogor yang ke 205 pada 18 Mei 2022, ada beberapa rangkaian program acara menarik.
HUT Kebun Raya Bogor yang ke-205 dilaksanakan selama lima hari mulai 18 – 22 Mei 2022.
Perayaan kali ini menghadirkan program seperti bazar, study tour, pentas seni budaya, dan juga sunset di kebun yang menampilkan artis ternama.
Baca juga: Trending Kedubes Inggris di Jakarta Pasang Bendera LGBT, MUI Menganggap Pelecehan
Adapun untuk perayaan sunset di kebun, Sabtu (21/5/2022), menghadirkan bintang tamu Ambarila, Fleur, dan Vierratale.
Pantauan wartawan wartakotalive.com masyarakat sangat antusias mengikuti perayaan HUT Kebun Raya Bogor yang ke- 205 itu.
Terpantau pengunjung sudah meramaikan acara di depan panggung sejak pukul 14.30 WIB, meski acara baru dimulai pukul 15.30 WIB, saat matahari terbenam.
Bertepatan dengan HUT Kebun Raya Bogor ini juga meresmikan wahana baru berupa Griya Anggrek yang menyimpan berbagai koleksi anggrek.
Baca juga: Suryo Agung Wibowo Sukses Bakar Semangat Pedayung Indonesia hingga Brong Medali di SEA Games
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, Kebun Raya Bogor di usianya yang ke-205 tahun saat ini menjadi percontohan bagi 44 kebun raya lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data BRIN, saat ini terdapat 45 kebun raya di Indonesia, dengan rincian lima kebun raya berada di bawah pengelolaan BRIN yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Eka Karya Bali serta Kebun Raya Cibinong.
Sementara itu, terdapat lima kebun raya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi, 32 kebun raya oleh Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan terakhir tiga kebun raya di kelola oleh Perguruan Tinggi.
Lebih lanjut Handoko menuturkan, Griya Anggrek di Kebun Raya Bogor ini merupakan salah satu fasilitas yang secara spesifik untuk menyimpan koleksi anggrek, khususnya spesies asli serta hasil silang dan hibrida.
Secara keseluruhan, Griya Anggrek mampu menampung sekitar 800 suku dan 4.000 marga dengan jumlah sebanyak 10.000-an tanaman.
Kebun Raya Bogor yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No.13, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang populer. Namun, turut menjadi wisata edukasi sekaligus wisata yang menyimpan banyak sejarah.
Baca juga: Polisi Tangkap Pria yang Bawa Kabur Anaknya dari Rumah Mantan Istri di Bogor
Di Kebun Raya Bogor sendiri terdapat makam Belanda yang usianya lebih tua dibandingkan dengan Kebun Raya sendiri.
Terdapat 42 nisan, 38 memiliki identitas, sedangkan empat nisan tidak memiliki identitas.
Bentuk nisannya bermacam-macam dan unik. Ada yang dari tugu, rumah, balok vertikal dan horizontal. Ukuran nisan juga beragam.
Ada pula setangkai bunga mawar yang sudah layu di beberapa makam.
Baca juga: Hujan Deras Membuat Tanah Longsor di Cijeruk Bogor, Empat Orang Meninggal Dunia
Pemakaman ini adalah makam dari keluarga terdekat Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Ada makam DJ de Eerens, seorang Gubernur Jenderal yang menjabat tahun 1836-1840.
Makam tertua adalah Cornelis Potmans. Beliau adalah administrator toko obat yang wafat pada 1784.
Tokoh terakhir yang dimakamkan adalah Prof Dr Andre Joseph Guillaume Henri Kostermans atau Achmad Jahja Goh Hartono Kostermans yang wafat pada 1994.
Beliau adalah seorang ahli botani dan dermawan Belanda yang memutuskan menjadi Warga Negara Indonesia.
Nisannya berbeda dengan yang lain karena diberi keramik berwarna merah, putih, dan biru.
Terdapat juga nisan dengan dua nama yaitu Heinrich Kuhl dan JC Van Hasselt.
Mereka adalah peneliti yang ditugaskan untuk mempelajari flora dan fauna di Indonesia.
Heinrich dan JC wafat di usia yang masih muda karena sakit dan kelelahan.
Terdapat juga nisan dengan ukiran nama Mr A Prins, Jeannette Antoinette Pietermaat, J Drury R N, Margaretha Catharina Elizabeth Pahud, EB van den Bosch, Cornelia Dorothea Adelheid dan masih banyak lagi.
Pemakaman Belanda atau Dutch Cemetery terletak tidak jauh dari Pintu 2, tepatnya berada di dekat Taman Bambu.
Keberadaan Kebun Raya Bogor menjadi awal perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Yakni sebagai wadah bagi ilmuwan di bidang botani di Indonesia melakukan penelitian secara terorganisasi pada tahun 1880-1905.