WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mau dapat pahala setara dengan ibadah haji dan umrah di bulan Ramadan?
Maka lakukan shalat isyroq. Sedikit di antara kita yang mengetahui shalat yang satu ini.
Shalat isyroq sebenarnya termasuk shalat Dhuha, namun dikerjakan di awal waktu dan tetap boleh ditambah dengan 2 rakat dhuha, 4 atau 6 rakaat lagi di waktu-waktu utamanya yakni antara jam 9-10.
Shalat Isyraq berarti terkait dengan waktu isyraq atau syuruq, matahari terbit. Lihat Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 27:132-133.
Shalat Isyraq adalah shalat Dhuha itu sendiri.
Baca juga: Cara Melakukan Shalat Duha 2/4/6 Rakaat, Dilengkapi Surah Ad Dhuha Dalam Latin
Para fuqaha dan ahli hadits mengatakan bahwa shalat Isyraq adalah shalat yang dikerjakan setelah terbit matahari hingga waktu zawal.
Para ulama tersebut tidak membedakan antara shalat Isyraq dan shalat Dhuha.
Namun, ada juga ulama yang membedakan shalat Isyraq dan shalat Dhuha.
Mereka berpendapat bahwa shalat Isyraq adalah shalat yang dikerjakan setelah matahari terbit ketika waktu makruh untuk shalat telah hilang. Lihat Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 27:221-222.
Perlu diingat juga, bahwa bukan berarti shalat sunnah ini menggugurkan keutamaan haji dan umrah.
Cara Pelaksanaan Shalat Isyroq
Baca niat: USHALLI SUNNATAL ISYRAQI RAK'ATAINI LILLAHI TA'ALA
Artinya: Aku berniat melaksanakan salat Sunnah Isyraq sebanyak dua rakaat karena Allah Ta'ala.
Shalat isyroq dilakukan sebanyak dua rakaat.
Gerakan dan bacaannya sama dengan shalat-shalat lainnya.
Berdasarkan hadits-hadits yang telah dikemukakan, shalat isyroq disyariatkan bagi orang yang melaksanakan shalat jamaah shubuh di masjid lalu ia berdiam untuk berdzikir hingga matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat isyroq dua rakaat.
Ketika berdiam di masjid dianjurkan untuk berdzikir.
Dzikir di sini bentuknya umum, dan sebaik-baik dzikir adalah membaca Alquran.
Waktu shalat isyroq sebagaimana waktu dimulainya shalat Dhuha yaitu mulai matahari setinggi tombak, sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit.
Hal ini sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Al Lajnah Ad Daimah mengenai pengertian matahari setingi tombak.
Keutamaan mengerjakan shalat isyroq dua rakaat adalah mendapatkan pahala haji dan umroh.
Akan tetapi shalat ini tidak bisa menggantikan ibadah haji dan umroh, namun hanya sama dalam pahala dan balasan saja.
Dikutip dari Rumaysho.com, penyebutan shalat ini dengan shalat isyraq adalah berdasarkan penamaan dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Dari ‘Abdullah bin Al-Harits, ia berkata, Ibnu ‘Abbas pernah tidak shalat Dhuha sampai-sampai kami menanyakan beliau pada Ummi Hani, aku mengatakan pada Ummi Hani, “Kabarilah mengenai Ibnu ‘Abbas.”
Kemudian Ummu Hani mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahku sebanyak delapan rakaat.”
Kemudian Ibnu ‘Abbas keluar, lalu ia mengatakan, “Aku telah membaca antara dua sisi mushaf, aku tidaklah mengenal shalat Isyraq kecuali sesaat.” (Allah berfirman yang artinya),
( يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ) ، ثُمَّ قَالَ اِبْنُ عَبَّاسٍ : « هَذِهِ صَلاَةُ الإِشْرَاقِ »
“Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyraq (waktu pagi).” (QS. Shaad: 18). Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Ini adalah shalat Isyraq.” (HR. Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya, juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Syaikh Muhammad Bazmul mengatakan bahwa atsar ini hasan dilihat dari jalur lainnya. Lihat Bughyah Al-Mutathawwi’, hlm. 102).