WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gencar membangun jalur sepeda untuk warganya.
Namun anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menilai penyediaan jalur sepeda di Jakarta itu pemborosan energi dan sumber daya.
Selain itu, Gilbert Simanjuntak juga mempertanyakan terkait kondisi terkini program andalan Anies Baswedan di bidang transportasi publik di Jakarta, yakni JakLingko.
Sebab, dinilai Gilbert Simanjuntak, jalur sepeda yang dibangun Pemprov DKI Jakarta hanya melayani hobi, bukan sebagai alat transportasi.
Baca juga: Selain di JLNT, Jalur Sepeda Permanen untuk Pesepeda Roadbike Bakal Dibuat di Jalan Sudirman-Thamrin
Baca juga: Anies Baswedan Godok Regulasi Penggunaan JLNT Kampung Melayi Jadi Jalur Sepeda di Akhir Pekan
Baca juga: Ariza Minta Pesepeda Tertib Melintasi Jalur Sepeda yang Disediakan, tak Ganggu Pengendara
Gilbert Simanjuntak memandang, animo masyarakat yang menggunakan sepeda di jalur yang disediakan masih rendah.
“Kami estimasi tidak sampai 0,1 persen pengguna sepeda dibanding masyarakat yang memakai transportasi lain."
"Tetapi sepeda harus menggunakan 10 persen dari jalan,” kata Gilbert berdasarkan keterangannya pada Rabu (2/6/2021).
Menurutnya, persoalan kebijakan ini tidak terukur oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sejak tahun 2019 lalu, dia sudah menyampaikan bahwa biaya pembangunan jalur sepeda yang cukup besar ini tidak akan maksimal di masyarakat.
“Perbaikan transportasi publik yang harus jadi prioritas. Bung Anies janjikan JakLingko, tetapi sangat minim yang berfungsi."
"JakLingko secara konsep bagus, tetapi seperti yg kita lihat semua berhenti di tata kata/narasi dan minim aksi,” katanya.
Dia lalu mengingatkan, Anies harus memanfaatkan masa jabatannya yang tersisa 1,5 tahun lagi di Jakarta.
Harusnya, Anies fokus membereskan persoalan yang selama ini tak kunjung selesai.
“Sebaiknya fokus membereskan banyaknya persoalan yang diciptakan sendiri, jangan mewariskan persoalan kepada pelaksana tugas (Plt) atau Gubernur terpilih nanti,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada 2019 lalu DKI Jakarta meresmikan jalur sepeda sepanjang 63 kilometer secara bertahap.
Pada fase 1, uji coba jalur sepeda sepanjang 25 kilometer disediakan di sejumlah ruas jalan diantaranya:
- Jalan Medan Merdeka Selatan
- Jalan MH Thamrin
- Jalan Pangeran Diponegoro
- Jalan Proklamasi
- Jalan Pramuka, dan
- Jalan Pemuda.
Kemudian fase 2 dengan panjang jalur 23 kilometer disediakan di sejumlah ruas jalan diantaranya:
- Jalan Jendral Sudirman
- Jalan Sisingamangaraja
- Jalan Panglima Polim, dan
- Jalan RS Fatmawati Raya.
Terakhir, fase 3 sepanjang 15 kilometer disediakan di sejumlah ruas jalan diantaranya:
- Jalan Tomang Raya
- Jalan Cideng Timur
- Jalan Kebon Sirih
- Jalan Matraman Raya
- Jalan Jatinegara Barat, dan
- Jalan Jatinegara Timur
Anies Baswedan Godok Regulasi Penggunaan JLNT Kampung Melayu Jadi Jalur Sepeda di Akhir Pekan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah godok regulasi penggunaan jalan layang non tol - JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang secara permanen saat akhir pekan.
Rencananya, JLNT akan digunakan sebagai jalur sepeda permanen jenis roadbike pada hari Sabtu-Minggu dari pukul 05.00-08.00.
“Rencana ini sudah dibahas dan sekarang tinggal menunggu Keputusan Gubernur (Kepgub). Dalam beberapa hari ini Insya Allah selesai,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota pada Senin (31/5/2021) malam.
Ariza mengatakan, rencana ini telah dikaji secara matang oleh Dinas Perhubungan DKI bersama stakeholder lain.
Dalam rapat itu, akhirnya diputuskan JLNT dari depan Kota Kasablanka sampai Citywalk dijadikan jalur sepeda atau roadbike permanen saat akhir pekan di pagi hari.
Selain di JLNT, Pemprov DKI Jakarta juga akan membuat jalur sepeda permanen untuk pesepeda roadbike di Jalan Sudirman-Thamrin.
Penggunaan jalur sepeda ini hanya diizinkan selama 1,5 jam setiap hari Senin-Jumat dari pukul 05.00-06.30.
Di luar jadwal itu, pesepeda roadbike harus melintas di jalur sepeda non roadbike yang sudah disiapkan di bahu jalan.
Namun demikian, Ariza tak menjelaskan detail soal jalur roadbike permanen di ruas Jalan Sudirman karena akan dijabarkan melalui Kepgub.
Baca juga: Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria Minta Pesepeda Gunakan Jalur Sepeda
“Selain waktu tersebut dilarang, dan seluruhnya wajib menggunakan jalur sepeda permanen selain di jam itu."
"Kemudian penetapan lintasan roadbike akan diatur melalui Kepgub, yang drafnya masih dibahas secara maraton oleh stakeholder karena (rencana) ini baru hasil rapat tadi antara Dishub dengan Polda Metro,” ujarnya.
“Sambil menunggu pengaturan Kepgub, lintasan roadbike tetap dilaksanakan dengan pola uji coba,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu Ariza menjelaskan alasan pemerintah membuatkan jalur permanen di Jalan Sudirman pada Senin-Jumat.
Dia menyebut, Gubernur ingin memberikan kesempatan yang sama antar pesepeda roadbike dengan non roadbike, tentunya dengan penerapan aturan yang baik.
“Tugas pemerintah kan memberikan kesempatan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya dengan saling menghormati satu sama lain."
"Lalu memberi kesempatan yang sama dengan tidak mengganggu satu sama lain, antara pejalan kaki, pengguna sepeda roadbike, non roadbike, sepeda motor, angkot sampai bus dan truk,” jelasnya.
Seperti diketahui, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah melakukan uji coba roadbike di jalan layang non tol - JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang pada Minggu, 23 Mei 2021, pukul 05.00- 08.00.
Untuk menunjang pelaksanaan uji coba tersebut, Dishub DKI Jakarta menerapkan rekayasa lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang difungsikan sebagai road bike sampai dengan putar balik arah Barat-Barat di kolong flyover Dr. Saharjo.
Pengendara yang datang dari Tanah Abang menuju Kampung Melayu dapat melalui Jalan KH. Mas Mansyur - Jalan Dr. Satrio - Jalan Raya Casablanca - Jalan Dr. Saharjo.
“Setelah itu mereka putar balik Selatan-Selatan menuju Jalan Abdullah Syafei, dan seterusnya (JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang),” kata Syafrin berdasarkan keterangannya pada Sabtu (22/5/2021).
Syafrin menjelaskan, kendaraan yang akan berputar dari arah Barat-Barat di bawah flyover Dr. Saharjo dialihkan menuju Jalan Dr. Saharjo, lalu berputar arah Selatan-Selatan di Jalan Dr. Saharjo, kemudian berputar arah Utara-Utara di depan Balai Sudirman.
Sementara untuk pengalihan arus kendaraan dari Kampung Melayu menuju Tanah Abang dapat melalui Jalan Abdullah Syafei - Jalan Dr. Saharjo.
Mereka kemudian berputar arah Utara-Utara di depan Balai Sudirman - Jalan Raya Casablanca - Jalan Dr. Satrio - Jalan KH. Mas Mansyur (di bawah JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang).
Sedangkan, untuk kendaraan yang akan berputar arah Selatan-Selatan di depan Citywalk Sudirman, dialihkan di bawah flyover Karet Bivak.
“Kami mengimbau para pengguna jalan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan."
"Tetap patuhi rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan, dan utamakan keselamatan selama di jalan,” ujar Syafrin.
(Wartakotalive.com/FAF)