WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- PDI Perjuangan (PDIP) menggelar perayaan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-95 siang hari ini, Minggu (31/1/2021) di Gedung Kantor Pusat DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Jakarta.
Perayaan dilakukan dengan mengangkat tema 'Rumah NUsantara'.
Peserta yang hadir fisik dibatasi dan wajib melewati proses rapid antigen yang sudah disiapkan.
Acara tersebut akan dilaksanakan secara virtual kepada publik dan pengurus partai se-Indonesia, sebagai bentuk mengedepankan protokol kesehatan, yakni melalui Channel YouTube dan live di Facebook PDI Perjuangan.
Baca juga: Diserang Pasukan Buzzer usai Sebut Abu Janda Rasis, Alissa Wahid: Sekarang Saya Baru Paham
Gus Miftah yang dikenal sebagai dai milenial dan dekat dengan kaum Wong Cilik, memandu jalannya dialog.
Gus Miftah, dalam siaran Youtube PDI Perjuangan, mengaku sempat tekejut ketika diminta menjadi host dalam acara itu.
"Saya biasanya jadi host dari salah satu acara di televisi nasional. Dan hari ini jadi host berbeda, tepatnya di DPP PDI. Ini sebuah hal yang aneh. 'Kok Gus Miftah hadir di tengah-tengah kantor PDIP. Ada apa?'," ujar Gus Miftah dilihat Wartakotalive.com dalam kanal Youtube PDI Perjuangan, Minggu (31/1/2021).
Gus Miftah menambahkan, sebelumnya ia telah merayakan harlah NU bersama Presiden Jokowi.
Baca juga: Detik-detik Warga Sukabumi Lari Berhamburan saat Dengar Dentuman Mengerikan Disusul Tanah Bergerak
Ia pun mengapresiasi PDI Perjuangan yang ternyata juga merayakan Harlah NU.
"Yang luar biasanya penyelenggaranya PDIP. Ini luar biasa," imbuhnya.
Gus Miftah menyebut, awalnya ia dihubungi oleh sahabatnya, Zuhairi Misrawi atau Gus Mis, yang juga seorang politikus PDI Perjuangan dan diminta menjadi host dalam acara itu.
Baca juga: Besok Diperiksa Bareskrim, Abu Janda Klaim Tak Pernah Bilang Islam Arogan, Malah Salahkan Tengku Zul
"Maka saya sampaikan bila teman membuatmu kecewa, bila pasangan membuatmu terluka, dan bila corona membuatmu menderita. Maka yakinlah, DPP PDIP datang membawa cinta. Oh, luar biasa ini,"
Gus Miftah menambahkan, ia juga sempat bertanya dengan Gus Mis mengapa PDIP ikut merayakan Harlah ke-95 NU.
"Kemudian Gus Mis menceritakan kepada saya, sebenarnya begitu melekat kedekatan antara PDIP dengan Nahdlatul Ulama. "
"Maka saya teringat satu jenis buah, yang hari ini sangat familiar, hari ini sangat happening bahkan, buah itu samangka. Kenapa buah semongko begitu jadi happening? Kita sering dengar, begitu kita bilang tarik sis, pasti jawabannya adalah semongko," lanjut dia.
Baca juga: Politikus PDI Perjuangan Dewi Tanjung Umumkan Enam Dosa SBY kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia
"Begitu mendengar kalimat semongko, yang saya ingat dua. jadi hijaunya warna semangko ini saya ingat dengan Nahdlatul Ulama, dan tengah berwarna merah saya ingat PDIP. Makanya ya, saya sering mengatakan NU itu tidak ada dimana-mana, tapi NU ada dimana-dimana," kelar dia.
Gus Miftah menambahkan, dari keterangan Gus Mis, sebanyak 109 kader NU yang menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP.
Jumlah tersebut, lanjut dia, belum lagi para anggota DPRD.
"Makanya saya pikir yang disampaikan Gus Mis ini ada benarnya, bahwa kemudian ada kedekatan antara Nahdlatul ulama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tutur dia.
Megawati ingin PDIP dan NU beriringan
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan selamat hari lahir (Harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU).
Megawati menilai di usia tersebut, NU telah matang sebagai sebuah organisasi.
Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam perayaan Harlah ke-95 NU yang digelar DPP PDIP secara virtual, Minggu (31/1/2021), dikutip dari Tribunnews.
"Pada hari yang berbahagia ini, Nahdlatul Ulama genap berusia 95 tahun, saya ucapkan selamat pada usia 95 tahun tentunya menunjukkan bagaimana telah matangnya sebuah organisasi dengan sikap dan perjuangan," kata Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengaku bersyukur dalam perjalanan bangsa Indonesia, kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius hingga saat ini masih terus berjalan dengan erat.
"Begitupun hubungan PDI perjuangan dengan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan," ucapnya.
Kemudian Megawati bercerita, dirinya masih ingat bagaimana kedekatan Proklamator RI Bung Karno dengan KH Hasyim Asy'ri dan KH Abdul Wahab Hasbullah serta para pendiri NU lainnya.
Baca juga: Detik-detik Anggota FBR Dipukul Mundur Kelompok Flores saat Kerusuhan di Apartemen City Park
"Saya tidak akan pernah lupa, selalu ingat, Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama yaitu Waliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya tahun 1954," ujarnya.
Megawati menegaskan, kedelatan Bung Karno dengan kiai dan warga Nahdliyin itu akan dia teruskan dalam tindakan dan telah diamanatkan kepada seluruh kaum nasionalis juga para kader dan simpatisan PDI Perjuangan.
"Saya tidak akan pernah lupa, selalu ingat, Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama yaitu Waliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya tahun 1954," ujarnya.
Baca juga: Tengku Zul Berang dengan Klarifikasi Abu Janda yang Justru Dianggap Memfitnah Dirinya
Megawati menegaskan, kedelatan Bung Karno dengan kiai dan warga Nahdliyin itu akan dia teruskan dalam tindakan dan telah diamanatkan kepada seluruh kaum nasionalis juga para kader dan simpatisan PDI Perjuangan.
Dalam Perayaan Harlah ke-95 NU tersebut, PDIP menggelar dialog kebangsaan dengan menghadirkan narasumber kader-kader PDI Perjuangan yang juga kader-kader NU, di antaranya Abdullah Azwar Anas, Ery Cahyadi, Gus Ipin, Gus Mis, Gus Falah, dan Abidin Fikri.
Hadir juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Prof Hamka Haq dan Dai kondang Gus Miftah.
PDIP mengulas hubungan Bung Karno dan NU, PDI Perjuangan dan NU serta Kaum Muda NU dan PDI Perjuangan.