Hasil itu membuat pencinta sepak bola di Tanah Air turut berkomentar di berbagai media sosial.
Ada yang mengapresiasi kinerja David Maulana dan kawan-kawan. Tetapi, tidak sedikit pula yang pesimistis.
Menanggapi hal itu mantan pemain Timnas Indonesia, Imran Nahumarury, mengatakan bahwa yang dialami Timnas U-19 juga pernah dialami Korea Selatan saat menjalani uji coba.
Shin Tae-yong yang kala itu menjadi pelatih terus bebenah dan mengevaluasi kinerja para pemain Korea Selatan dalam persiapan.
Namun ternyata, negeri ginseng itu berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 2-0 di Piala Dunia 2018.
"Hal itu sering dia (Shin Tae-yong ) lakukan saat menangani Korea Selatan di awa-awal. Dia tidak melihat hasil persiapan. Bahkan, Korea Selatan pernah kalah 0-3 dan 0-5," kata Imran kepada Tribunnews.com.
"Nah dari situ, dia belajar bagaimana bisa membuat tim ini (Timnas U-19). Apalagi, dia sedang membangun pondasi dari awal," ujar Imran.
Oleh karena itu, Imran yang kini menjadi asisten pelatih PSIS Semarang tersebut mengajak kepada masyarakat untuk terus mendukung Tae-yong dan para pemain Garuda Nusantara.
Imran menjelaskan bahwa dalam tahap ini, Tae-yong masih berusaha membentuk karakter para pemain Timnas U-19 dan mengasah kembali teknik-teknik dasar yang pernah diajarkan.
Setelah itu baru bisa menuju ke latihan strategi. "Jadi, sekarang jangan nuntut menang dulu.
Dia sedang membuat Timnas U-19 bisa lebih berkarakter," terang Imran.
"Saat berlatih, Shin Tae-yong tidak hanya fokus pada taktikal saja. Dia juga melatih individu, seperti cara sleding yang benar dan passing. Hal-hal itu sudah diajarkan di SSB. Tetapi, di Timnas U-19 harus lebih diterapkan," tutur Imran.
Oleh karena itu, Imran meminta kepada publik sepak bola di Indonesia memberikan waktu dan kesempatan kepada Tae-yong untuk membentuk Timnas U-19 menjadi tim yang bagus dan sempurna.
“Jadi menurut saya kita harus memberikan kesempatan. Kita harus terus memberi dukungan kepada Shin Tae-yong," ucap Imran.
"Membentuk Timnas U-19 yang baik tidak seperti membalikan telapak tangan. Semuanya ada proses yang harus dijalani. Sebab, semua harus diperbaiki. Ibarat mobil, Shin Tae-yong sedang membuat dari awal lagi. Dia perbaiki satu-satu," pungkasnya.