Virus Corona

Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka untuk Wisata Alam, Simak Informasinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Gede Pangrango, Bogor, Jawa Barat

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Taman Nasiona Gunung Gede-Pangrango (TNGGP), Bogor, Jawa Barat kembali dibuka setelah ditutup selama masa pandemi covid-19. 

Pembukaan kembali itu diumumkan dalam akun instagram resmi TNGGP, @tn_gedepangrango. 

Pembukaan kembali itu berdasarkan  Surat Edaran Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Nomor SE.764/BBTNGGP/Tek.2/7/2020 tentang Pembukaan Kembali Wisata dan Perkemahan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Wisata dan Perkemahan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dibuka mulai tanggal 10 Juli 2020.

Namun, untuk Kegiatan Pendakian masih akan diatur kemudian dengan tetap diwajibkan mengikuti protokol kesehatan pada masa new normal pandemi covid-19 dan kebijakan masing-masing kabupaten. 

Artinya, saat ini perjalanan menuju air terjun cibeureum sudah diperbolehkan kembali. 

TERLIHAT DARI JAKARTA SAAT PSBB

Sementara itu, diberitakan sebelumnya, wabah virus corona yang mewabah di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta dan sekitaranya rupanya membawa dampak positif bagi lingkungan.

Polusi kendaraan dan industri yang sebelulmnya mengabutkan pemandangan kini telah sirna.

Kebijakan 'kerja di rumah' dalam pencegahan penyebaran virus corona yang digaungkan pemerintah sejak tiga pekan lalu memberikan keindahan bagi warga Ibu Kota.  

Indahnya pemandangan tersebut seperti yang diunggah lewat akun instagram @jakarta.terkini pada Selasa (7/4/2020).

Dalam potret yang diunggah kembali dari akun @rivaldi_penzol itu, terlihat pemandangan yang tidak biasa bagi warga Kembangan, Jakarta Barat.

Pemandangan pagi tersebut adalah sosok Gunung Gede Pangrango dan Gunung salak.

Kedua gunung yang berada di Jawa Barat itu terlihat sangat jelas.

Padahal jarak antara Kembangan dengan Gunung salak sekira 100 kilometer, sedangkan jarak antara Kembangan dengan Gunung Gede Pangrango sekira 80 kilometer.

Dalam potret yang diambil dari udara itu kabut asap yang semula memenuhi langit kota Jakarta pun tidak terlihat. 

Kedua gunung terlihat berdiri asri, kontras dengan padatnya permukiman Ibu Kota. 

"Selamat pagi Jakartans! Terlihat jelas pemandangan Gunung Gede dan Gunung Salak dari Kembangan Jakarta Barat," tulis admin @jakarta.terkini pada Selasa (7/4/2020).

Kualitas Udara Ibu Kota Membaik

Kualitas udara DKI Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif pada Selasa (31/3/2020) pagi.

Data itu berdasarkan informasi dari situs penyedia data polusi udara IQAir.

Pada pukul 08.00 WIB, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) 106, parameter konsentrasi PM2.5 sebesar 37,6 ug/m3.

Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-15 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya pada bulan lalu, kualitas udara Jakarta pada pagi ini terbilang lebih baik.

Diketahui, saat ini sudah memasuki minggu ketiga penerapan bekerja dari rumah. Kegiatan perkuliahan pun telah diterapkan secara online.

Mobilitas masyarakat maupun kendaraan yang lalu lalang di jalanan juga berkurang.

Berdasarkan catatan Kompas.com, kualitas udara Jakarta biasanya masuk kategori tidak sehat dengan indeks kualitas udara di atas 155. Pada 22 November 2019, misalnya. Indeks kualitas udara Jakarta mencapai 157.

Jakarta saat itu berada di peringkat 11 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di antara kota-kota besar lainnya di dunia.

Pada 29 November 2019, Jakarta menempati peringkat yang sama dengan indeks kualitas udara 155.

Jakarta bahkan pernah muncul dalam urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada 29 Juli 2019.

Indeks kualitas udara Jakarta saat itu tercatat 183, kategori tidak sehat dengan parameter konsentrasi PM2.5 sebesar 117,3 ug/m3.

Kualitas udara yang cukup membaik ini kemungkinan karena dipengaruhi oleh seruan kegiatan bekerja dan belajar mengajar dari rumah.

Pasalnya, Jakarta saat ini tengah menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Alhasil, tak banyak masyarakat yang kini beraktifitas maupun melintasi jalanan.

Bahkan transportasi umum pun dibatasi jam pelayanannya.

Hal ini juga diakui oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut seluruh jalan di ibu kota kini lengang atau tidak terlalu ramai.

"Lalu ada hal lain yang ingin saya garis bawahi bahwa secara umum di Jakarta suasana jalan raya lengang," ucap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan di Facebook Pemprov DKI Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Berita Terkini