WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Masih ingat dengan sosok Jonru Ginting?
Ya, sosok pegiat media sosial sekaligus penulis bernama asli Jon Riah Ukur Ginting pernah ramai dibicarakan publik.
Terutama pada saat ia divonis bersalah dengan dakwaan ujaran kebencian.
Kasusnya berawal dari laporan Muannas Alaidid ke Mapolda Metro Jaya pada Agustus 2017 karena dianggap sering mengunggah konten yang mengandung ujaran kebencian melalui akun Facebook-nya.
• Anggap Penyiraman Air Keras Tindak Pidana Biasa,Teddy Gusnaidi: Novel Itu Karyawan KPK,Bukan Pejuang
Polisi kemudian menindaklanjuti kasus itu, dan menyatakan ada empat posting-an Jonru di akun Facebook yang dipermasalahkan terkait tindak pidana ITE hingga diskriminasi ras, etnis, dan antargolongan.
Empat tulisan Jonru itu yakni, Juni 2017 soal Quraish Shihab, yang akan menjadi khatib salat id di Masjid Istiqlal; postingan soal Syiah bukan bagian dari Islam pada 15 Agustus 2017.
Selain itu, soal Indonesia belum merdeka dari jajahan mafia China pada Kamis, 17 Agustus 2017, dan unggahan soal antek-antek penjajah pada 18 Agustus 2017
• Warganet Bandingkan Tuntutan Dua Tahun Penjara Antara Ahmad Dhani dan Penyerang Novel Baswedan,
Penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Poisi kemudian menetapkan Jonru sebagai tersangka ujaran kebencian pada 29 September 2017, dan langsung menahan Jonru di Rutan Polda Metro Jaya. Jonru dijerat Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 A ayat 2 dan/atau Pasal 35 juncto Pasal 51 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 4 huruf b angka 1 juncto Pasal 16 UU RI No 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP.
Upaya praperadilan hingga banding yang dilakukan Jonru, gagal.
Ia pun menghirup udara bebas pada Oktober 2018 setelah kuasa hukum mengajukan pembebasan bersyarat.
• Beredar Foto dokter Tirta Tak Jaga Jarak saat di Restoran Holywings, Kini Dia Dicaci-maki Warganet
Pengkritik Jokowi
Jonru dikenal luas lantaran aksinya yang kerap memberikan kritik pedas terhadap Presiden Joko Widodo.
Ia menyampaikan kritikannya tersebut melalui sosial media.
Namun, semenjak bebas dari penjara, kritikannya terhadap pemerintahan dinilai agak kendor.
Jonru pun mengakui hal itu.
Dalam unggahan terbarunya, Jonru mengingat ia pernah memiliki 1,4 juta follower di Twitter.
Sayangnya, akun tersebut disita oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti.
Lalu, ia membuat akun baru, hanya saja jumlah follower tidak sebanyak dulu.
Kini, akun Twitternya hanya diikuti 113 ribu pengikut.
"Dulu follower saya 1,4 juta. Lalu fan page disita, dan follower saya berkurang drastis. Banyak yg unfollow karena menurut mereka "jonru sudah tidak segarang dulu". Alhamdulillah, saya justru bersyukur di-unfollow oleh orang2 seperti itu. Orang2 yg egois, tak punya empati," tulis Jonru
• Tompi Jadi Trending Topik,Dikenal Pendukung Garis Keras Jokowi Kini Keluhkan Naiknya Tagihan Listrik
Jonru pun tidak mempermasalahkan hal itu.
Ia mencoba untuk memetik pelajaran penting dari apa yang dialaminya
"Pengalaman mengajarkan saya bahwa ada tipe follower yang memperlakukan kita spt wayang. Kita harus melakukan hal2 yang sesuai keinginan mereka. Jika tidak, mereka akan marah atau "menegur" kita. Ini adalah tipe follower egois dan tidak punya empati," tulisnya.
"Dan pengalaman mengajarkan saya, siapa follower sejati, yakni mereka yg tetap setia memfollow kita, walau kita sudah berubah, "tidak lagi segarang dulu", karena mereka memahami dan empati pada kita. Terima kasih banyak kpd Sahabat Sekalian yg masih setia memfollow saya," imbuh Jonru.
Jonru kemudian menyamakan nasib yang dialaminya dengan sejumlah tokoh besar seperti AA Gym dan Mario Teguh.
• Dulu Dukung Jokowi, Anji Manji Pastikan Tetap Kritis: Selebtweet Aja Blunder, Apalagi Presiden
Jonru bilang, ia dan tokoh-tokoh tersebut pernah sangat terkenal dan sudah melewati fase popularitas.
"Bicara soal popularitas, posisi saya saat ini sama seperti Aa Gym & Mario Teguh, yakni "pernah sangat terkenal". Kami sudah melewati fase popularitas, dan sudah paham bagaimana sisi negatif dan sisi positif dari popularitas. Karenanya, kami tidak lagi tergiur pada popularitas," sebut Jonru.
"Adapun orang2 spt Bintang Emon, Atta Halilintar, Ria Ricis, dst, mereka sedang di puncak popularitas, belum mengalami fase seperti saya, Aa Gym dan Mario Teguh. Semoga mereka tidak sampai terlena oleh popularitas," tandasnya.