Bank Sampah

KEREN, Warga RW 16 Mustikajaya Kota Bekasi Bayar PBB Pakai Sampah Melalui Program Trash For Tax

Penulis: Muhammad Azzam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RW 16 Kelurahan Mustikaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi menerapkan sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan menggunakan sampah.

Warga RW 16 Kelurahan Mustikaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi menerapkan sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan menggunakan sampah.

Program bayar PBB menggunakan sampah itu diberikan nama 'Trash For Tax'.

Sampah-sampah itu dikumpulkan oleh warga untuk kemudian disetorkan ke Bank Sampah RW 16 Wijaya Kusma.

Sampah-sampah yang bernilai ekonomis dipilah untuk kemudian ditabungkan ke bank sampah hingga nanti terkumpul untuk dibayarkan melunasi PBB.

RW 16 Kelurahan Mustikaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi menerapkan sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan menggunakan sampah. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Ketua Bank Sampah Wijaya Kusuma, Mimin Karmini mengatakan program bank sampah ini sudah ada sejak tahun 2014.

Untuk program 'Trash For Tax' atau bayar pajak pakai sampah itu hadir sekitar September 2019 ini.

"Awalnya, tabungan sampah itu digunakan untuk kebutuhan warga ketika jelang lebaran atau ada perlu apa diambil. Kalau sekarang bisa dipakai bayar pajak," ujar Mimin, ketika ditemui Wartakotalive.com, Minggu (17/11/2019).

Mimin menerangkan saat ini nasabahnya telah mencapai 130 dari 320 jumlah keluarga di wilayah tersebut.

Atas program itu, warga dapat terbantu karena bisa membayar PBB pakai sampah.

"Sudah ada beberapa warga yang bayar PBB pakai hasil tabungan sampah itu," ucap dia.

Adapun gagasan membuat bank sampah setelah Mimin melihat tayangan di sebuah stasiun televisi yang menceritakan terkait menabung sampah yang bisa menghasilkan uang, juga mengatasi permasalahan sampah.

"Dari situ saya kumpulin ibu-ibu PKK, Posyandu. Saya ajak ngobrol buat kegiatan. Alhamdulillah responnya baik," kata ibu rumah tangga ini.

RW 16 Kelurahan Mustikaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi menerapkan sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan menggunakan sampah. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Ia mulai merumuskan gagasan tersebut, belajar mengenai perbankan mulai dari membuat buku tabungan hingga buku catatan besar nasabah.

Sayangnya, awal berdiri bank sampah masih sepi peminat.

Perjuangan untuk mengembangkan bank sampah itu, lanjut Mimin, cukup berat. Banyak tantangan tersediri.

Mulai dari warga yang masih meremehkan sampah dan malasnya warga untuk melakukan pemilahan sampah.

Awal kehadiran bank sampah ini, untuk menarik warga untuk menabung sampah pihaknya memberikan doorprize bagi para penabung sampah yang banyak dan rajin.

"Tiap tahunnya selalu kita berikan reward bagi nasabah yang rajin nabung sampah dan paling banyak jumlah sampah yang ditabungkan," ungkap dia.

Sedangkan untuk nilai rupiah, tiap kali menabungkan sampah disesuaikan dengan harga jenis sampah dipengepul.

Besi dan alumunium diberi harga mulai Rp 7-10 ribu, kardus Rp 2.000, botol plastik bersih Rp 4.000-5.000, kemudaian kantong plastik Rp 500.

Setiap bulan sekali pengepul datang dan membayar langsung. Sekali datang membeli sampah itu, kata dia, bisa menghasilkan Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.

"Uang ini dimasukkan ke dalam tabungan. Kalau rata-rata tiap nilai tabungan tiap nasabah sih bisa sampai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Bisa lebih dari itu bisa di bawah, tergantung jumlah sampahnya," jelas dia.

Warga setempat, Endang Supriyanti (48) mengaku terbantu dengan adanya program bayar PBB pakai sampah ini.

Dirinya yang sebelumnya rutin menabung sampah akhirnya bisa membayar PBB dari hasil mengumpulkan sampah.

"Ahamdullah ini program bagus ya, itu kan uang di tabungan sampah uang tak terduga bisa dibuat bayar pajak. Jadi uang yang biasa untuk bayar pajak bisa digunakan untuk hal lain," kata dia.

Selain itu, kata Endang, ada program ini juga memudahkan dirinya yang tak perlu membayarkan PBB ke Kecamatan atau ke Bank.

"Engga perlu repot-repot lagi keluar rumah, sudah langsung dibayar dipotong dari tabungan sampah kita," paparnya. 

Berita Terkini