Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang di dalamnya ada agenda pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Anggota Exco PSSI periode 2019-2023 bakal dihelat di Hotel Shangri-La Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Sehari jelang Kongres, arom persaingan semakin kental. Khususnya para calon ketua umum. Mereka masih sibuk untuk terus menarik perhatian para voter atau pemegang hak suara pada pemilihan nanti.
Bahkan, sembilan Calon Ketua Umum yang terdiri dari Fary Djemy Francis, Vinaya Fitriyasa, Yesayas Octavianus, Rahim Soekasah, Arief Putra Wicaksono, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernard Limbong dan Sarman El Hakim hari ini Jumat (1/11/2019) melakukan pertemuan dan mendeklarasikan bersama dengan mengusung ‘PSSI Baru Menuju Perubahan’ di Gedung Fx, Sudirman, Jakarta,
Dalam pertemuan tersebut, mereka merasa ada hal yang janggal, seperti tak ada sosilasiasi cara pemilihan kongres, tidak ada wadah resmi untuk para caketum dan waketum menyamapaikan visi misi di hadapan voter.
Dengan demikian mereka menyebut Kongres nanti terindikasi kuat adanya 'operasi senyap' dari beberapa oknum executive committee PSSI untuk memenangkan salah satu calon ketua umum di kongres.
“Untuk itulah, kami, sembilan calon ketua umum PSSI yang berkomitmen kuat membangun sepak bola Indonesia menginginkan PSSI BARU MENUJU PERUBAHAN,”
• Caketum PSSI Fary Djemy Francis: Kita Tidak Ingin PSSI Seperti Sekarang ini, Bobrok
• Caketum PSSI Aven S Hinelo Sebut Selama Ini PSSI Menjauh dari Pemerintah
• Kongres Pemilhan Ketum PSSI 2019-2023 Digelar 2 November, Gunakan Voter 2018
“Kami mengimbau para voters, semuanya, untuk menggunakan hati nuraninya. Mari kita bergandengan tangan, dengan hati yang tulus, dengan cinta, untuk membawa sepak bola Indonesia menjadi lebih baik,” kata Fary Djemy Francis.
Sementara itu dua calon ketua umum lainnya yakni La Nyalla Mattalitti dan Mochamad Iriawan tidak termasuk dalam gerbong sembilan Caketum tersebut.
La Nyalla sebelumnya terang-terangan menyatakan untuk menarik diri sebagai Calon Ketua Umum PSSI apabila Kongres tetap diadakan pada 2 November 2019.
Ia tak setuju dengan jadwal tersebut. Mantan Ketua Umum PSSI itu menyebut PSSI telah menyalahgunakan wewenang dan mengubah jadwal Kongres yang sebelumnya telah ditetapkan FIFA pada 25 Januari 2020.
Namun, hal itu pun langsung dibantah tegas oleh Plt Ketum PSSI Iwan Budianto. Ex CEO Arema itu menyabut FIFA tidak dalam kapasitas menyetujia atau tidak soal jadwal Kongres PSSI.
“Soal jadwal Kongres nanti (2 November) sudah disetujui oleh voter pada Kongres sebelumnya. FIFA sudah mengetahui itu, dan di sini FIFA bukan dalam konteks untuk menyetuji atau tidak,” ujar Iwan Budianto setelah menghadap Menpora Zainudin Amali terkait laporan Piala Dunia U-20 di Kemenpora beberapa hari lalu.
Sementara itu, satu Calon Ketua Umum lainnya, Komjen Pol Mochamad Iriawan atau yang akarab disapa Iwan Bule memang tak terlihat terlalu mencari panggung dibanding 10 caketum lainnya.
Terakhir, Iwan Bule muncul dan memperkenalkan visi misinya pada Rabu (21/9/2019). Dalam pemaparan tersebut Iwan Bule bahkan mengaku sudah mengantongi dukungan 50 voter dari total 86 voter.
“Sejauh ini ada 50 voters yang telah menghubungi saya. Mohon doanya saja, niat tulus dari voters tersebut bisa memilih saya pada saat nanti Kongres,” kata Iwan Bule dalam acara ngborol bola di Kawasan Senayan.
“Mereka sudah menyampaikan karena mereka melihat visi misi saya di tempat masing-masing, kemudian niat saya, termasuk saya sampaikan tadi, saya akan memaksimalkan selama hidup saya untuk kepentingan sepakbola Indonesia karena saya akan mengembalikan apa yang telah negara berikan kepada saya, kepada Pak Cucu untuk kembali kepada negad di bidang sepakbola,” sambungnya.
Caketum Vijaya Fitriyasa menjadi orang yang paling vokal mempertanyakan posisi Iwan Bule. Bahkan dirinya sempat menyinggung adanya kedekatan Iwan Bule dengan kepengurusan PSSI saat ini.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam progam salah satu televisi swasta pada Rabu (30/10/2019).
“Yang saya sayangka, Pak Iwan Bule sebagai Jenderal Polisi Bintang tiga seharunys menggunakan momen ini untuk memperbaiki PSSI, dan memberantas kartel, bukan kemudian bernegosasi dengan karter supaya terpilih,” kata Vijaya.
Imbas dari pernyataan itu, Vijaya Fitriyas pun dilaporkan oleh Toko Jawa Barat, H. Mugi Sudjana.
H.Mugi Sudjana mendesak Vijaya untuk meminta maaf dan menari pernyataannya setelah menuding Komjen Pol Mochama Iriawan yang diduga bernegosiasi dengan kartel PSSI terkait pemilihannya. Menurut Mugi, pernyataan itu tidak etis.
Seperti diketahui, Iwan Bule memang punya kedekatan dengan masyarakat Jawa Barat. Pria berusia 57 tahun itu pernah menjaabat sebagai Kepala Polisi Daerah Jawa Barat 2013-2015.
Selain itu, Iwan Bule juga pernah menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Barat pada 2018.
“Kami mengaku bangga dengan keterwakilan Jawa Barat ole Pak Iwan Bule menjadi kandidat ketua umum PSSI,” kata Mugi dalam rilis yang diterima Tribunnews.