Trend, Ponsel Tanpa SIM Card: Berikut Komentar BRTI, Pengamat, Hingga Operator soal eSIM

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ponsel

WARTA KOTA, PALMERAH--- Kecenderungan industri telekomunikasi global mulai melangkah kembali ke depan.

Trend terbaru adalah GSMA merilis teknologi subscriber identity module (SIM) yang baru yakni embedded SIM (eSIM).

Dengan eSIM, pengguna tak perlu memiliki fisik SIM seperti yang umumnya saat ini dipraktekkan di Indonesia.

Adanya teknologi ini diyakini mempermudah pengguna selular.

Teknologi eSIM adalah SIM yang berbentuk barcode.

Kereta Bandara dari Stasiun Bekasi Stop Beroperasi Sejak Kemarin, Jadwal Ada yang Berubah

Pengguna bisa memindainya pada smartphone.

Selanjutnya, SIM pun akan berfungsi di smartphone itu tanpa kartu.

Kecanggihan teknologi eSIM tentu menghadirkan beragam keuntungan.

Bitcoin Kembali Masuk Tren Bergerak Naik

Salah satunya adalah proses ganti nomor atau SIM yang lebih simpel. Tidak ada lagi proses bongkar-pasang kartu SIM yang merepotkan.

Selain lebih simpel karena tidak membutuhkan kartu SIM, teknologi ini diklaim memiliki koneksi yang lebih stabil.

Berikut tanggapan dari pengamat telekomunikasi, BRTI, dan operator seluler.

1. Pengamat telekomunikasi

Pengamat telekomunikasi yang juga Direktur Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan, memang di beberapa negara di dunia, eSIM sudah banyak diimplementasikan.

“Namun yang perlu jadi perhatian adalah aspek kompetisi,” kata Heru seperti dikutip Kontan, Senin (9/9/2019).

Sebab, kata Heru, pengguna eSIM tidak mudah gonta-ganti operator seluler.

Jika suatu ponsel sudah teregistrasi di eSIM maka, ponsel itu akan selalu menggunakan operator tersebut.

Lain halnya jika ponsel sudah dilengkapi dual SIM di mana satu slot sudah mampu menggunakan eSIM.

Bagi Heru, hal itu musti diperhatikan oleh BRTI dan Kominfo baik manfaat maupun mudharat-nya bagi industri telekomunikasi.

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Pengamat telekomunikasi: eSIM bisa mengubah pola kompetisi industri telekomunikasi

2. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia

Kehadiran embedded SIM (eSIM) di Indonesia dipastikan tidak memerlukan regulasi perizinan untuk penggunaannya.

Hal itu diungkap oleh Nonot Harsono, anggota staf Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Menurut Nonot, yang terpenting adalah konsensus tata cara injeksi data pengguna ke dalam eSIM.

"Teknologi eSIM itu melekat di dalam handphone atau gadget, tinggal diinjeksi data-data pengguna. Dalam hal penggunaannya tidak perlu ada regulasi perizinan," katanya seperti dikutip Kontan, Senin (9/9/2019).

Sebagai informasi, teknologi eSIM adalah standar baru yang dikembangkan oleh GSMA dan digunakan di seluruh dunia.

Dengan eSIM memungkinkan pengguna untuk memasukkan profil SIM ke perangkat tanpa menggunakan kartu SIM fisik yang harus dimasukkan ke dalam perangkat.

Saat ini, perangkat yang bisa menggunakan eSIM adalah iPhone XR, XS dan XS Max yang dilengkapi dengan fitur dual SIM dengan SIM card fisik dan eSIM.

Sementara di Indonesia, Smartfren menjadi operator pertama yang mengaplikasikan teknologi eSIM.

Lebih lanjut, Nonot menilai teknologi eSIM berpotensi memudahkan operator agar tidak membeli jutaan kartu SIM setiap tahun.

Di samping itu, registrasi SIM kartu telepon pengguna dapat lebih akurat jika tata cara dapat disesuaikan.

"Ini bisa pula meniadakan bisnis SIMcard di Indonesia. Teknologi yang dibawa dari operator luar pun sudah terinjeksi dalam gadget. Jadi bentuknya seperti roaming," katanya.

Di sisi lain, Ridwan Effendi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), mengatakan, penjualan operator eSIM luar negeri di Indonesia dapat menimbulkan masalah.

"Secara UUPK (UU Perlindungan Kosumen) hal ini bermasalah. Operator luar tentunya tidak tunduk pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sehingga perlindungan konsumen menjadi tidak jelas," kata Ridwan seperti dikutip Kontan.

Selaras dengan poin tersebut, Ridwan berpendapat model bisnis simcard ini juga akan berubah, penjual gadget atau handphone bisa memiliki kewenangan menjual eSIM.

Padahal secara teoritis yang memegang alokasi tersebut adalah operator.

"Teknologi eSIM lebih murah karena informasi SIM (IMSI) menyatu dengan handphone (IMEI). Namun ke depannya menjadi bias dalam menentukan kewenangan," katanya.

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul BRTI: Teknologi eSIM tak perlu regulasi perizinan dan lebih murah, tapi..

3. Telkomsel

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) membuka opsi untuk menerapkan teknologi eSIM (embedded SIM) di masa depan.

Hal ini sebagai bagian dari strategi anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tersebut agar telalu update teknologi terbaru di dunia komunikasi

Vice President Technology Strategi Telkomsel, Indra Mardiatna, mengatakan, pihaknya tidak hanya terus menggelar jaringan broadband berkualitas hingga pelosok tanah air.

"Kami juga selalu update teknologi terbaru di dunia telekomunikasi, tak terkecuali penerapan teknologi e-SIM," katanya seperti dikutip Kontan, Senin (9/9/2019).

Teknologi eSIM merupakan standar baru yang dikembangkan oleh GSMA dan digunakan di seluruh dunia.

Melansir Kompas.com, eSIM memungkinkan pengguna untuk memasukkan profil SIM ke perangkat tanpa menggunakan kartu SIM fisik yang harus dimasukkan ke dalam perangkat.

Saat ini, perangkat yang bisa menggunakan eSIM adalah iPhone XR, XS dan XS Max yang dilengkapi dengan fitur dual SIM dengan SIM Card fisik dan eSIM.

Sementara di Indonesia, Smartfren menjadi operator pertama yang mengaplikasikan teknologi eSIM.

Lebih lanjut, Telkomsel menyatakan saat ini masih melakukan review atas teknologi eSIM sebagai upaya mengadopsi perkembangan tersebut.

"Dalam perkembangan atau perubahan eSIM di Indonesia, Telkomsel juga akan menaati regulasi atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah nantinya," kata Indra.

Indra berpandangan, teknologi eSIM yang memiliki kemampuan menyatu dengan perangkat berdimensi kecil, dapat digunakan untuk perangkat Internet of Things (IoT), tak hanya sekedar telepon genggam.

Di masa depan, eSIM bisa menyatu dengan smart watches, smart glasses, dan lain-lain.

"Kelebihannya ya itu, salah satunya adalah pada dimensi perangkat menjadi lebih kecil, di mana SIM card chip menyatu dengan perangkat. Ini sangat cocok pula digunakan untuk wearable things seperti smart watches atau smart glasses, dan perangkat IoT," katanya.

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Telkomsel membuka opsi menggunakan teknologi eSIM ke depan

4. Hutchison 3

Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) Danny Buldansyah mengatakan, bahwa e-SIM bisa diimplementasikan karena tidak melanggar regulasi.

Sebab e-SIM masih memanfaatkan nomor ponsel dan harus melalui proses regulasi.

“Jadi sampai situ enggak masalah,” kata Danny dikutip Kontan.

Hanya saja, saat ini perangkat ponsel yang bisa dilengkapi e-SIM masih terbatas pada beberapa seri iPhone saja yakni iPhone XR, iPhone XS, dan iPhone XS Max.

Melihat itu, kata Danny, Tri belum membutuhkan teknologi e-SIM itu.

Dari jumlah pelanggan Tri saat ini, rasionya pengguna yang berpotensi beralih ke e-SIM masih belum besar.

Karenanya, Tri masih akan lihat tren perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.

Tapi secara sistem, kata Danny, pihaknya perlahan akan menyiapkan hal itu.

Suatu saat potensi bisnis dan tren e-SIM menjadi bagus, maka bisa langsung diimplementasikan oleh Tri.

Hanya saja, pola bisnis bakal sedikit berubah karena adanya e-SIM.

Jika selama ini penjualan SIM Tri memanfaatkan jaringan ritel maka e-SIM bisa saja merubah pola tersebut.

“Cara distribusinya bakal berubah,” kata Danny.

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Hutchison 3 Indonesia belum berencana garap e-SIM

5. Indosat

PT Indosat Ooredoo Tbk belum memiliki rencana untuk mengeluarkan produk eSIM (embedded SIM) sebagaimana yang dilakukan operator telepon Smartfren minggu lalu.

Turina Farouk, Group Head Communications Indosat Ooredoo, menilai eSIM dapat memudahkan pelanggan dalam meminimalisir resiko kehilangan atau kerusakan kartu SIM telepon.

"Sementara dari sisi operator, ini bisa berdampak pada efisiensi. Operator bisa langsung berhubungan dengan pelanggan tanpa jalur distributor," kata Turina seperti dikutip Kontan.

Turina melihat, kehadiran teknologi eSIM di masa depan juga akan mengubah model bisnis operator.

"Secara umum, kehadiran eSIM memang akan mengubah model bisnis operator manapun yang menerapkan ini," katanya.

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Indosat (ISAT) belum berencana meluncurkan produk eSIM dalam waktu dekat

Berita Terkini