Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Andika Panduwinata
TANGERANG, WARTAKOTALIVE.COM -- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di sekitaran Pasar Sipon, Kota Tangerang resah lantaran dalam menjajakan dagangannya mereka diduga dipaksa membayar sejumlah uang kepada salah satu oknum organisasi masyarakat.
Berdasarkan pantauan di lokasi, anggota ormas yang diduga mengutip sejumlah uang kepada para pedagang kaki lima ini berjumlah puluhan orang dengan mengenakan seragam serta atribut lengkap.
Menurut pengakuan satu dari PKL di lokasi, mereka tidak dapat menolak permintaan ormas tersebut lantaran khawatir mereka tidak lagi mendapatkan lahan untuk berjualan di sekitaran Pasar Sipon itu.
"Tarif yang mereka tetapkan bervariasi mulai dari Rp. 300 ribu sampai Rp. 500 ribu perlapaknya. Tergantung luasnya juga," ujar BJ salah seorang pedagang kaki lima di Pasar Sipon, Tangerang, Selasa (7/4/2019).
Menurutnya, bukan hanya ormas, dirinya juga di setiap harinya harus merogoh kantong lebih dalam agar dapat berjualan di tempat yang telah ditertibkan oleh Pemerintah Kota Tangerang beberapa bulan silam.
"Sebelum ada penertiban, kami bayar cuma Rp 10 ribu di setiap harinya. Sekarang kami harus membayar Rp. 20ribu setiap harinya kepada jagger itu," ucapnya.
Kendati demikian, ia tidak mengetahui setiap rupiah yang dikeluarkan tersebut mengalir kemana lantaran dirinya hanya ingin berjualan dengan aman di sekitaran lokasi tersebut.
"Enggak tau uangnya kemana aja. Katanya sih buat pengamanan dan kebersihan. Mereka enggak maksa sih bahasanya kalau enggak mau bayar ya enggak apa-apa paling - paling digaruk," kata BJ. (dik)