WARTA KOTA, TANGERANG - Kawasan Dadap Kosambi, Kabupaten Tangerang tengah menjadi sorotan.
Warga mengamuk karena hendak digusur oleh pemerintahan setempat.
Hal itu pun berbuntut bentrokan antara warga dengan aparat kepolisian. Kawasan tersebut seperti medan perang pada Selasa (10/5). (Baca: Krishna Cuek Dilempar Batu)
Setelah bentrokan berangsur mereda, Dadap tampak sepi. Namun ketegangan masih terasa di wilayah ini.
Menarik untuk menelisik kawasan Dadap yang tersohor sebagai tempat lokalisasi itu.
Daerah tersebut berdekatan dengan laut yang berada di pesisir Kabupaten Tangerang.
Di daerah Dadap yang akan digusur dekat dengan jalan raya. Akses jalan penghubung yang digunakan banyak khalayak masyarakat ini bernama Jalan Perancis.
Nama itu pun cukup unik didengar ke telinga. Jalan tersebut sebagai penyambung dari arah laut menuju Kota Tangerang serta Jakarta.
Sukiman (77) satu dari yang dituakan di kawasan Dadap ini menceritakan awal mula dibuat Jalan Perancis itu.
Menurutnya daerah Dadap dari tahun dulu merupakan ladang sawah yang luas.
Lambat laun pembangunan mulai terjadi di wilayah ini. Pada tahun 1980-an pemerintah membangun akses jalan di kawasan Dadap.
Jalan itu bertujuan sebagai akses truk untuk melintas mengangkut pasir dari laut menuju Kota Tangerang dan Jakarta.
"Maka dari itu Jalan Perancis ini dibuat, kenapa namanya Jalan Perancis, karena yang buat jalan ini warga negara asal Perancis," ujar Sukirman saat berbincang santai dengan Warta Kota di kawasan Dadap pada Rabu (11/5).
Kini jalan tersebut banyak dilalui warga. Tak hanya truk saja yang melintas, tapi pengendara mobil dan sepeda motor pun melalui Jalan Perancis ini.
Jalan Perancis terletak di sisi Kali. Kali tersebut berada di pinggir pemukiman padat penduduk yang rencananya akan digusur.
"Kali itu namanya Kali Cheng In, makanya kawasan ini disebut Dadap Cheng In," ungkapnya.
Pengamatan Warta Kota, Kali Cheng In ini dipakai kapal - kapal milik nelayan.
Puluhan kapal tersebut punya warga Dadap yang mendapatkan Surat Pernyataan Kedua (SP-2) akan digusur dari Pemda Tangerang.
"Mayoritas penduduk di sini bekerja sebagai nelayan, kebanyakan dari pendatang," kata Sukirman.
Nama Cheng In sendiri diambil dari seorang tokoh yang berpengaruh di zaman dulu.
Kali itu awalnya diperuntukkan sebagai pembuangan aliran air menuju laut.
"Dulunya Cheng In itu sesepuh warga sini, makanya masyarakat setempat nyebutnya Kali Cheng In," paparnya. (dik)