Pembunuhan
Jumlah Tersangka Bertambah, Ternyata Prada Lucky Chepril Dikeroyok 20 Prajurit Lain
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengumumkan dari semula ada 4 tersangka, kini total 20 tersangka dalam kasus pengeroyokan Prada Lucky
WARTAKOTALIVE.COM-- Penyelidikan kasus kematian Prada Lucky Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere, yang diduga akibat dianiaya sejumlah seniornya oleh jajaran Sub Denpom Sub Denpom IX/1-1 Ende telah membuahkan hasil.
Hingga saat ini, tertatat sebanyak 20 prajurit diduga terlibat dalam pengeroyokan tersebut
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana
“Saya sudah sampaikan, semuanya atas dasar pembinaan, jadi pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," ujar Brigjen Wahyu Yudhayana di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Meski begitu detail motif dari para tersangka masih didalami dalam pemeriksaan.
Sebelumnya Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengumumkan dari semula ada 4 tersangka, kini total 20 tersangka dalam kasus pengeroyokan Prada Lucky.
“Hari ini, saya sampaikan bahwa ke-16 personil yang kemarin dilanjutkan pemeriksaannya secara mendalam, itu sudah juga ditetapkan sebagai tersangka. Sehingga total sekarang ada 20 orang personil, prajurit, yang ditetapkan sebagai tersangka. Untuk yang 4 orang ditetapkan sebagai tersangka awal, itu sudah dipindahkan penahanannya di Denpom Kupang,” kata Brigjen TNI Wahyu, Senin (11/8/2025).
Ibu korban terpukul
Mama Epi, ibunda dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, masih merasakan duka mendalam.
Ia kini berjuang menuntut keadilan bagi putranya Prada Lucky yang meninggal di dunia diduga akibat penganiyaan yang dialaminya saat bertugas.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, dengan Pos Kupang, Mama Epi menceritakan kisahnya yang penuh kepedihan.
Ia mengingat kembali momen-momen sejak komunikasi terakhirnya dengan Lucky, hingga saat ia melihat putranya sudah dalam keadaan koma di ICU.
“Terlalu banyak yang tidak masuk akal,” kata Mama Epi.
"Jika mereka tahu anak saya sakit, kenapa tidak memberitahu saya? Mengapa ponselnya disita dan saya tidak bisa menghubunginya sama sekali?"
Ia juga mengungkapkan usahanya menghubungi Lucky yang tidak pernah menghasilkan hasil, membuat perasaannya semakin hancur.
Baca juga: Dosen Hukum Sebut Pelaku Penganiaya Prada Lucky bisa Kena Pasal Berlapis
"Komunikasi terakhir itu saat saya WA terus dia mungkin yang pegang HP lihat akhirnya kasih kesempatan lucky bicara. Saat itu hanya via telpon suara tetapi saya rasa lain dengar suaranya tapi saya belum curiga," ujarnya.
Menurut keterangan mama Epi saat percakapan itu lucky mengatakan keadaan baik-baik saja dan meminta ia untuk datang ke Nagekeo.
Informasi bahwa Lucky dalam kondisi kritis justru datangangkatpihak rumah sakit dan mama angkat Lucky yang sudah tidak bisa melihat Lucky di Batalyon bukan dari pihak satuan.
“Tubuhnya penuh luka. Saya dengar dia disiksa, dicambuk menggunakan selang oleh beberapa oknum seniornya sebelum dia masuk rumah sakit. Saat itu dia masih komunikasi video call dengan saya di rumah mama iren (mama angkat)," ungkapnya.
Dalam kondisi khawatir, Mama Epi langsung memesan tiket penerbangan pukul 00.00 WITA dan paginya melakukan penerbangan ruter Kupang menuju Nagekeo.
Setiba di bandara ia bergegas ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari pihak rumah sakit.
Di sana, ia mendapati Lucky dalam keadaan koma.
"Saya masuk di dalam ruangan itu lihat kondisi anak saya sudah koma dan dipasang ventilator," ungkap mama Epi.
Mama Epi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap para pihak-pihak TNI yang menjaga di ruang ICU.
“Saya bilang ke mereka Kalian biadab! Anak saya sudah sengsara. Siapa yang mau tahan saya, silakan. Mereka putuskan semua akses komunikasi dengan saya dan keluarga,” lanjutnya dengan penuh emosi.
Mama Epi menghampiri anaknya dan memeluk anaknya penuh haru.
“Saya bisik di telinganya, Lucky mama datang nak. Dia langsung berontak, dia dengar suara saya,” ujarnya sambil mengusap air mata.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan kerusakan pada paru-paru dan ginjal Lucky, yang diduga kuat akibat luka memar akibat penganiayaan.
“Itu bukan sakit biasa, itu karena penganiayaan,” ujarnya tegas.
20 Anggota TNI AD
Mama Epi juga menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk 20 oknum yang disebut turut memukul anaknya, serta seorang anggota intelijen yang memegang ponsel Lucky dan dinilai menghalangi komunikasi keluarga.
“Ini bukan lagi pembinaan. Ini penyiksaan. Ini pembunuhan. Saya tahu tradisi militer, tapi ini bukan bagian dari itu,” tegas Mama Epi.
Dalam kesempatan itu, ia mengenang Lucky sebagai sosok yang baik hati, penyayang, dan peduli terhadap sesama.
“Dia sering bagi makanan ke anak-anak kecil, bantu orang jualan kue. Anak saya itu baik, semua orang tahu,” kenangnya.
Sebagai bentuk perjuangannya, Mama Epi mendesak agar para pelaku dihukum setimpal, bahkan menuntut hukuman mati bagi pelaku utama.
“Saya serahkan anak saya ke negara, bukan untuk dipukuli sampai mati. Kalau anak saya punya salah, dia bisa diproses hukum. Tapi sekarang dia sudah jadi mayat yang harus diproses itu pelakunya,” ujar Mama Epi dengan suara bergetar.
Ia pun berharap tragedi yang dialami putranya menjadi yang terakhir.
“Cukup Lucky saja. Jangan ada lagi Lucky-Lucky lain yang mati bukan di medan perang, tapi di tangan sesama prajurit,” ucapnya penuh harap.
Tangis dan kemarahan Mama Epi menggambarkan betapa dalam luka yang ditinggalkan tragedi ini. Di akhir pernyataannya, ia menegaskan bahwa perjuangannya bukan untuk mencari perhatian, tapi demi keadilan.
“Saya mohon hukum ditegakkan. Jangan ada lagi anak bangsa yang mati sia-sia seperti ini,” tutupnya sambil mengusap air mata.
Kini, publik menanti langkah tegas dari institusi militer dan aparat hukum. Apakah keadilan akan ditegakkan untuk Lucky ataukah kasus ini akan tenggelam dalam senyap seperti banyak kisah lainnya? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun suara seorang ibu, tak akan pernah padam
Kronologi dan Faktor Pemicu
Masih menurut laporan yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, pemukulan terjadi akibat dari adanya penyimpangan seks (LGBT) yang dilakukan oleh Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan.
Staf-1/Intel Yonif 834/WM menyampaikan bahwa pada Minggu (27/7) pukul 21.45 Wita, dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap personil yang mengalami penyimpangan seksual (LGBT) an. Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Pada Senin (28/7) sekira pukul 06.20 Wita, Prada Lucky Namo pernah kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar, hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel an. Serda Lalu Parisi Ramdani mengecek kamar mandi, ternyata Prada Lucky Namo tidak ada. Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian tersebut ke Sertu Thomas Desambris Awi.
Selanjutnya pada pukul 09.25 Wita, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Namo kepada Danki A an. Lettu Inf Ahmad Faisal.
Kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah Kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky Namo.
Sekira pukul 10.45 Wita, Prada Lucky Namo ditemukan di rumah salah satu warga an. Ibu Iren yang merupakan ibu asuhnya. Setelah itu Prada Lucky Namo dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Selanjutnya, sekira pukul 11.05 Wita, bertempat di kantor Staf-1/Intel dilaksanakan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Namo. Saat itu datang beberapa orang senior-senior dari Prada Lucky Namo dengan membawa selang dan memukul Prada Lucky Namo secara bergantian.
Pada Senin pukul 23.30 Wita, Danyonif TP/834 Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel.
Setibanya di kantor Staf-1/Intel Danyon 834/WM memerintahkan Lettu Inf Rahmat untuk organik kembali dan tidak ada yang melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.
Berikutnya, pada Rabu (30/7) sekira pukul 01.30 Wita bertempat di rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan di sel telah datang 4 orang personel, yaitu Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja kemudian melakukan pemukulan terhadap Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan menggunakan tangan kosong.
Pada Sabtu (2/8) sekira pukul 09.10 Wita, Prada Ricard Junimton Bulan demam dan Prada Lucky Namo mengalami muntah-muntah kemudian keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk melaksanakan pemeriksaan.
Setelah melaksanakan pemeriksaan Prada Ricard Junimton Bulan diijinkan untuk kembali, sedangkan untuk Prada Lucky Namo dirujuk ke RSUD Aeramo dikarenakan Hemoglobin (Hb) rendah.
Pada Minggu (3/8) kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo sudah mulai membaik setelah dilakukan penanganan oleh Dokter RS.
Kemudian pada Senin (4/8) sekira pukul 19.00 - 21.30 Wita, Ibu Asuh dari Prada Lucky Namo, Ibu Iren datang menjeguk untuk memberikan semangat serta menyuapi makan saat itu kondisi Prada Lucky Namo membaik dikarenakan bisa tertawa dan bercengkrama.
Sekira pukul 23.30 Wita kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU RSUD Aeramo.
Pada Selasa (5/8) sekira pukul 04.47 Wita dilakukan pemasangan Ventilator terhadap Prada Lucky Namo untuk menunjang pernapasan.
Sebelumnya diberitakan, Komandan Kompi (Danki) C Yon TP 834/WM, Lettu Inf Rahmat mengatakan, timnya berhasil mengungkap keterlibatan empat anggota Yonif TP 834/WM Nagekeo yang melakukan pemukulan terhadap Prada Lucky Namo.
"Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, tim menemukan empat orang terduga pelaku pemukulan terhadap almarhum Prada Lucky. Keempat terduga pelaku tersebut berpangkat Pratu, " ungkap Lettu Inf Rahmat, Kamis (7/8).
Lettu Rahmat juga menyebut keempat terduga pelaku kini sudah diamankan di Sub Denpom Ende guna menjalani proses pemeriksaan.
Berikut ini identitas para pelaku pemukulan:
Pemukulan memakai selang
1.Letda Inf Thariq Singajuru
2. Sertu Rivaldo Kase
3. Sertu Andre Manoklory
4. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
5. Serda Mario Gomang
6. Pratu Vian Ili
7. Pratu Rivaldi
8. Pratu Rofinus Sale
9. Pratu Piter
10. Pratu Jamal
11. Pratu Ariyanto
12. Pratu Emanuel
13. Pratu Abner Yetersen
14. Pratu Petrus Nong Brian Semi
15. Pratu Emanuel Nibrot Laubura
16. Pratu Firdaus
Pemukulan dengan tangan
1.Pratu Petris Nong Brian Semi
2. Pratu Ahmad Adha
3. Pratu Emiliano De Araojo
4. Pratu Aprianto Rede Raja
Gagal Rayu Kacab Bank BUMN, Komplotan Dwi Hartono Nekat Culik Ilham Pradipta |
![]() |
---|
Pembunuhan Wanita di Kamar Kos di Ciracas Jaktim, Pelaku Pacarnya Sendiri dan Masih 16 Tahun |
![]() |
---|
Dari Mana Ken Tahu Rekening Dormant hingga Bunuh Kacab Bank BUMN? Polisi Ungkap Sosok Ini |
![]() |
---|
Kronologi Hasrat Ken Kuasai Uang di Rekening Dormant hingga Tewaskan Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Motif Pembunuhan Mahasiswi di Ciracas Jaktim Terungkap, Berawal dari Potret di Ponsel Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.