Berita Bogor
Belum Ada Regulasi, Satpol PP Tidak Menindak Bendera One Piece di Kabupaten Bogor
Setelah viral, bendera bertema karakter bajak laut tersebut akhirnya dicopot oleh pihak panitia penyelenggara.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Feryanto Hadi
Laporan wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
WARTAKOTALIVE.COM, CIBINONG - Bendera anime One Piece terpantau berkibar di tribun Stadion Laga Satria, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (2/08/2025).
Penampakan foto Bendera One Piece ini viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet.
Setelah viral, bendera bertema karakter bajak laut tersebut akhirnya dicopot oleh pihak panitia penyelenggara.
Terkait hal itu, Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor, mengatakan pihaknya belum bisa menindak tegas pemasang bendera One Piece di Laga Satria karena belum ada dasar hukumnya.
"Kita belum bisa tindak karena belum ada regulasinya," kata Anwar saat dihubungi pada Selasa (5/8/2025).
Dia mengaku belum terlalu paham soal regulasi hukum yang melarang bendera One Piece.
"Regulasi dasarnya itu apa sih? One piece itu seperti apa? Kami belum mendapat arahan dari atasan," tuturnya.
Sementara Kepala UPT Sarana dan Prasarana pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor, Sairan, mengatakan pemasangan bendera tersebut tidak terjadi saat pertandingan berlangsung.
"Itu sepertinya bukan pas pertandingan kalau lihat fotonya," ujar Sairan.
"Tidak tahu itu fotonya diambil kapan, kan lagi kosong tribunnya. Bisa aja itu difotoin setelah itu langsung copot lagi," jelasnya.
Sairan memastikan bendera One Piece tersebut sudah tidak terlihat lagi di area tribun Laga Satria.
"Benderanya sudah tidak ada. Kami akan mengambil langkah antisipasi ke depan agar kejadian serupa tidak terulang," tandasnya.
Penjelasan Mabes Polri
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menanggapi fenomena pengibaran bendera bajak laut bergambar karakter dari serial animasi One Piece atau ‘Jolly Roger’ di sejumlah daerah menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, mengimbau masyarakat untuk mengisi momen kemerdekaan dengan semangat persatuan dan penghargaan terhadap sejarah bangsa.
“Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang melandasi dirinya pada penghargaan terhadap jasa-jasa para pahlawan dan tetap menghargai sejarah," ujarnya, kepada wartawan, Selasa (5/8/2025).
Menurut Trunoyudo, peringatan kemerdekaan merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan kembali visi para pendiri bangsa (founding fathers) dan mengisinya dengan kontribusi positif bagi pembangunan nasional.
Ia menekankan, kemajuan bangsa tidak hanya bergantung pada aspek ekonomi, sosial, dan budaya, tetapi juga pada kreativitas, inovasi, serta semangat persatuan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Baca juga: Aksi Penghapusan Mural One Piece di Sragen Jawa Tengah Viral di Medisos, Ini Kronologinya
“Kami meyakini seluruh elemen masyarakat memiliki semangat yang sama dalam memaknai kemerdekaan ke-80 ini, yakni dengan bersama-sama berupaya memajukan bangsa dan negara,” ucapnya.
Terkait penggunaan simbol-simbol selama perayaan kemerdekaan, Trunoyudo mengajak masyarakat menjadikan bendera Merah Putih sebagai simbol utama dalam menyemarakkan peringatan hari bersejarah tersebut.
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan dengan merayakan kemerdekaan secara khidmat. Warnai perayaan dengan mengibarkan bendera Merah Putih sebagai simbol kebangsaan dan rasa syukur,” tegasnya.
Kata Mensesneg
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi sebelumnya mengatakan pengibaran bendera one piece merupakan kebebasan berekspresi dari masyarakat dan tidak ada masalah.
Ia mengatakan bendera itu juga sebagai salah satu bentuk kreativitas masyarakat.
"Kalau berkenaan dengan kreativitas dari kawan-kawan, komunitas-komunitas tentu itu sebagai sebuah kebebasan berekspresi dan tidak ada masalah," kata Pras di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025.
Meski begitu, Prasetyo mengingatkan agar fenomena pengibaran bendera one piece tak mengganggu kesakralan HUT ke-80 Republik Indonesia.
"Kami sebagai pemerintah dan tentunya kita semua, kita berharap di bulan Agustus ini, janganlah ternodai dengan hal-hal yang (tidak) sakral," kata Prasetyo.(m27)
Baca juga: Fenomena Pasang Bendera One Piece, Polres Jakpus: Merah Putih Simbol Perjuangan dan Pemersatu Bangsa
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, mengomentari maraknya pengibaran bendera One Piece.
Menurut Drajat, fenomena ini menyangkut tentang reproduksi suatu budaya populer.
Pengibaran bendera One Piece adalah ekspresi masyarakat dalam mengikuti budaya populer dan mencoba membangun komunitas dan identitas dari hal tersebut.
Oleh karena itu, ia menilai pengibaran bendera One Piece tidak terkait dengan simbol perlawanan terhadap negara.
"Sebenarnya ini tidak terkait dengan satu simbol perlawanan terhadap negara, sebagai suatu bentuk simbol penciptaan identitas tandingan secara nasional karena dari asal usulnya, bentuknya, dan pengibarnya juga sejauh ini tak ada maksud ke sana," ucap Drajat saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (4/8/2025).
Menurut Drajat, negara tak perlu cemas dengan fenomena ini.
Pasalnya, jika kecemasan itu sampai berakibat pada keluarnya tindakan negara yang menyetarakan pengibaran bendera One Piece sebagai suatu perlawanan, maka fenomena ini justru akan menjadi simbol perlawanan.
Ia menuturkan bahwa pengibaran bendera One Piece hanyalah upaya untuk membangun identitas.
Terlebih, setelah sorotan terkait hal ini berkurang, maka fenomena pengibaran bendera One Piece pelan-pelan akan hilang.
"Tapi kalau kemudian negara sangat perhatian akan munculnya kekhawatiran, negara sampai melakukan tindakan-tindakan represif dan tuduhan-tuduhan yang mengarah kepada pembangkangan sipil, bisa jadi (pengibaran bendera One Piece) berkembang ke arah simbol perlawanan," jelas Drajat Tri Kartono.
Drajat menyatakan bahwa mengibarkan bendera One Piece tak ada bedanya dengan mengibarkan bendera-bendera lain, misalnya bendera klub sepak bola.
"Tapi itu tidak dengan serta merta mengganti kesadaran nasionalisme dan tidak serta merta mengambil alih simbol-simbol negara yang selama ini sudah kokoh dan kuat," ujarnya.
Ia pun menekankan supaya negara tak bertindak represif terkait pengibaran bendera bajak laut topi jerami ini.
"Kalau terlalu khawatir dan negara bersifat represif justru nanti ke depannya akan menjadi simbol perlawanan," tegas Drajat.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Semarakkan HUT RI, Pemkab Bogor Gelar Gebyar Pelayanan Publik di 13 Kecamatan |
![]() |
---|
Terseret Arus Banjir, Lansia Tewas Mengenaskan di Kampung Rawa Sedek Puncak Bogor |
![]() |
---|
Mengintip Keunikan Motif Batik Kemang khas Kabupaten Bogor |
![]() |
---|
Batik Kemang Jadi Unggulan Kabupaten Bogor, Berikut Sejarahnya |
![]() |
---|
Pastikan Tak Ada Bendera One Piece 'Jolly Roger' yang Berkibar, Ini Upaya Pemkab Bogor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.