Berita Jakarta

Antisipasi Penyimpangan, Pemkot Jakbar Awasi MPLS di Berbagai Sekolah Selama Satu Pekan

Pemerintah Kota Jakarta Barat berjanji akan mengawasi jalannya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah-sekolah setempat.

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
PENGAWASAN - Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menegaskan pihaknya melalui Suku Dinas Pendidikan (Sudindik) Jakarta Barat, berjanji akan mengawasi jalannya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah-sekolah setempat. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Pendidikan (Sudindik) Jakarta Barat, berjanji akan mengawasi jalannya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah-sekolah setempat.

Pengawasan itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya penyimpangan, baik buli maupun hal-hal lainnya.

"Mulai hari pertama MPLS, kami melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 dan 2 mengawasi MPLS. Tadi pagi kami mulai lewat online dan secara offline juga ada beberapa perwakilan murid yang diundang," kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).

Uus memastikan, MPLS di wilahnya akan berlangsung ramah, nyaman, dan aman untuk 354.879 murid baru yang memulai jenjangnya pada tahun ajaran 2025-2026.

"Mudah-mudahan MPLS ini dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah sehingga adik-adik, siswa-siswi yang baru masuk sekolah bisa segera menyesuaikan diri, bisa kerasan, bahagia belajar bersama teman-teman barunya," kata Uus.

Uus juga meminta para guru agar melaksanakan rangkaian MPLS sesuai ketentuan yang berlaku agar siswa merasa nyaman berada di lingkungan sekolah.

Sebelumnya, MPLS hari pertama dilaksanakan sejumlah sekolah, termasuk Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 5 Jakarta yang tahun ini menerima 59 orang. 

Terdiri atas 10 siswa SDLB, 29 siswa SMPLB, dan 20 siswa SMALB.

Kepala Sekolah SLBN 5 Jakarta, Hani Rustisiani menyampaikan bahwa monitoring dilakukan bersama wali kelas masing-masing untuk pengenalan selama satu minggu ke depan.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Disdik DKI Mulai Uji Coba Sekolah Swasta Gratis: Kuotanya 4.932 Bangku 

Adapun tema-tema kegiatannya, disesuaikan dengan kementerian terkait. Salah satunya, mengenai kekerasan dan bullying.

"Dan juga pada (materi) kekerasan dan bullying juga akan diberikan itu materi-materi itu agar tidak ada bullying dan kekerasan," jelasnya.

Masing-masing tingkatan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelas tunarungu dan kelas campuran seperti tunagrahita, downsyndrom, dan lain sebagainya.

"Ada dua paralel, tapi paralelnya berbeda kekhususan. Kalau di regular itu paralel kalau kami bukan paralel, tapi berbeda kehususan," kata Hani.

Di sini, pihak sekolah juga memberikan bekal berupa pengarahan skill, baik seni, budaya, dan keterampilan lainnya.

"Vokasi kami ada desain grafis, kemudian sablon, tata graha, kecantikan. Mesin kami masukkan ke ekskul. Kemudian untuk seni, marawis, kemudian pantomim, angklung, menyanyi, menari," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved