Berita Nasional
Soal Wacana Ganja Bakal Dilegalkan untuk Keperluan Medis, Begini Penjelasan Kepala BNN
Badan Narkotika Nasional (BNN) menanggapi soal kemungkinan legalisasi ganja untuk keperluan medis di Indonesia.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Badan Narkotika Nasional (BNN) menanggapi soal kemungkinan legalisasi ganja untuk keperluan medis di Indonesia.
Menurut Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom, legalisasi ganja tersebut masih memerlukan penelitian hingga pertimbangan yang komprehensif dan saintifik.
"Pertanyaan-pertanyaan moralnya akan muncul dari situ. Apa tujuan legalisasi? Apakah tujuan ekonomi kah? Atau tujuan kesehatan kah? Kalau tujuan ekonomi, sebesar apa dampak ekonomi terhadap legalisasi? Kalau tujuan kesehatan, berapa banyak yang dibutuhkan dan jenis penyakit apa saja?," ujar Martinus saat ditemui di kawasan Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (2/7/2025).
Martinus menjelaskan, pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa mengundang peneliti untuk membuktikan bahwa betul tanaman ganja bisa dipakai untuk mengobati.
Pasalnya, Marthinus memandang jika selama ini motif legalisasi ganja untuk keperluan medis, sebagian didasari pada opini perorangan yang sembuh dengan penggunaan ganja.
"Kami tidak boleh berdiri di atas mitos-mitos, di atas kesaksian saksi-saksi yang mengatakan bahwa 'saya sembuh ini karena saya menggunakan ganja'. Itu kan tidak metodologis," kata Martinus.
Namun demikian, Martinus menegaskan bahwa bahasan terkait legalisasi ganja medis bukanlah wewenangnya.
Sementara penelitian terkait legalisasi ganja medis, sudah mulai dilakukan di Indonesia.
"Legalisasi ganja, ya saya tidak punya otoritas sendiri ya, itu bukan otoritas BNN. Itu otoritas para dokter, Kementerian Kesehatan," kata Martinus.
"Kami sedang memulai ya (penelitian), dan itu kan butuh biaya. Kedua, kami butuh proses," kata dia.
Martinus juga menegaskan bahwa legalisasi ganja medis tidak serta melegitimasi penggunaan ganja secara bebas.
"Kalau pun ada hasil penelitian mengatakan boleh untuk medis, bukan berarti dilegalkan untuk segala macam pengguna. Karena harus dibingkai medis, artinya ada catatan-catatan ahli kedokteran. Bukan dilegalkan untuk semua orang boleh pakai," pungkas Martinus.
Manfaat Ganja Medis
Ganja medis masih menjadi kontroversi untuk digunakan menjadi obat, tetapi beberapa penelitian telah menemukan manfaat dan efek sampingnya.
Mengutip WebMD, ganja medis adalah istilah untuk bahan kimia tanaman ganja yang memiliki manfaat untuk mengobati penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Ganja medis pada dasarnya berasal dari tanaman yang sama dengan ganja rekreasi, tetapi diambil untuk tujuan medis.
Tanaman ganja mengandung lebih dari 100 bahan kimia berbeda yang disebut cannabinoids.
Masing-masing bahan kimia di dalamnya itu memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) dari ganja medis adalah bahan kimia utama untuk pengobatan karena menawarkan manfaat kesehatan.
- THC: senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang bisa membuat mabuk.
- CBD: senyawa kimia paling umum kedua dalam ganja yang tidak memberikan efek mabuk.
Mengutip Vereywell Health, baik THC dan CBD memiliki struktur kimia yang mirip dengan endocannabinoid alami tubuh.
Endocannabinoids adalah neurotransmitter yang bekerja di otak.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang menyampaikan sinyal antara sel-sel saraf dalam tubuh.
Sehingga, THC dan CBD dari ganja medis adalah senyawa yang bisa memainkan peran penting dalam berbagai fungsi termasuk tidur, nyeri, nafsu makan, suasana hati, dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, THC dan CBD memengaruhi reseptor yang berbeda di otak.
CBD adalah senyawa psikoaktif, tetapi tidak memberi efek mabuk seperti THC.
Sehingga, CBD lebih populer sebagai bahan pengobatan.
Pada 2018, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyetujui Epidiolex, obat berbasis cannabidiol (CBD) yang berasal dari tanaman ganja, untuk mengobati gangguan kejang.
Itu adalah obat CBD pertama dan satu-satunya yang menerima persetujuan FDA.
Bagi kesehatan
Mengutip WebMD, para peneliti melihat manfaat ganja medis ini dapat membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan sebagai berikut:
- Penyakit alzheimer
- Kehilangan nafsu makan
- Kanker
- Penyakit Crohn
- Penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau Multiple Sclerosis (MS)
- Gangguan makan seperti anoreksia
- Epilepsi
- Glaukoma
- Kondisi kesehatan mental seperti skizofrenia dan gangguan stres pascatrauma (PTSD)
- Sklerosis ganda
- Kejang otot
- Mual
- Rasa sakit
- Kejang
- Sindrom wasting (cachexia).
Namun, manfaat ganja medis belum terbukti membantu sepenuhnya dari kondisi di atas, dengan beberapa pengecualian, kata Marcel Bonn-Miller, PhD, spesialis penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman.
"Jumlah terbesar bukti untuk efek terapeutik ganja berhubungan dengan kemampuannya untuk mengurangi rasa sakit kronis, mual, dan muntah karena kemoterapi, dan kelenturan (otot tegang atau kaku) dari MS (Multiple Sclerosis)," kata Bonn-Miller.
Ganja medis membantu mengobati penyakit atau kondisi kesehatan tersebut dengan cara:
- Mengurangi kecemasan
- Mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit
- Mengontrol mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker
- Membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor
- Rilekskan otot yang tegang pada orang dengan Multiple Sclerosis
- Mengendalikan kejang
- Merangsang nafsu makan dan meningkatkan berat badan, seperti untuk penderita kanker dan AIDS.
Mengutip Healthline, ganja medis ini dapat digunaka dengan beberapa cara sebagai berikut:
- Inhalasi: vaping dan merokok
- Konsumsi oral: minyak, tincture, kapsul, dan edibles
- Topikal: salep, balsem, dan tambalan
- Supositoria: supositoria dubur atau vagina
Metode dan frekuensi penggunaan ganja medis ditentukan oleh dokter.
Efek samping
Salah satu kemungkinan risiko penggunaan ganja adalah kecanduan dan penyalahgunaan obat, yang masih diperdebatkan.
Mengutip Verywell Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa THC dan CBD umumnya aman dan menghasilkan sedikit efek samping.
Beberapa efek samping cannabinoids ganja medis yang telah dilaporkan meliputi:
- Perubahan mood dan nafsu makan
- Kantuk
- Perasaan cemas atau perubahan suasana hati lainnya
- Mual dan pusing
Penggunaan THC juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti:
- Peningkatan detak jantung
- Mulut kering
- Kehilangan memori.
Ganja itu sendiri dapat memiliki sejumlah efek samping jangka pendek dan jangka panjang, termasuk:
- Gangguan memori jangka pendek
- Penilaian yang berubah
- Gangguan koordinasi.
Ada penelitian juga yang menunjukkan bahwa ganja dapat mengubah perkembangan otak dan dapat menyebabkan gangguan kognitif.
National Institute on Drug Abuse (NIDA) juga mencatat bahwa THC mengubah fungsi hipokampus dan korteks orbitofrontal.
Area otak tersebut penting dalam pembentukan ingatan baru dan kemampuan untuk mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal berikutnya.
Ini tidak hanya memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan membentuk ingatan baru, tetapi juga mempersulit orang untuk melakukan tugas-tugas yang rumit.
Mengutip Healthline, NIDA mencatat penelitian yang menunjukkan 30 persen pengguna ganja mungkin memiliki gangguan penggunaan ganja.
Penelitian juga menyatakan bahwa orang yang merokok ganja sebelum usia 18 tahun, 4 sampai 7 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan penggunaan ganja dari pada orang dewasa.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
ACC Pidanakan Debitur yang Gadaikan Mobil Kredit, Pelaku Divonis Penjara 8 Bulan |
![]() |
---|
Fokus Tangani Kebutaan Bawaan Anak, Optik Tunggal Dianugerahi Penghargaan Djoko Sarwono |
![]() |
---|
Reaksi Menteri Keuangan Purbaya Usai Digugat Tutut Soeharto di PUTN |
![]() |
---|
Tahun 2026 Pemerintah Kasih Rp1 Triliun ke Yogyakarta, Naik 2 Kali Lipat |
![]() |
---|
Ketua PBNU Minta Maaf Sudah Undang Tokoh Pro Israel ke Acara UI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.