UMKM
Warga RW 08 Kota Bambu Selatan Jakbar Bakal Produksi Ikan Frozen dari Hasil Ternak
Ketua RW 08 KBS, Beni Kurniawan membudidayakan berbagai jenis ikan, mulai dari nila hingga lele untuk frozen food
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Warga RW 08 Kota Bambu Selatan (KBS), Jakarta Barat bakal memproduksi olahan ikan frozen dari hasil beternak di lahan yang minimalis.
Diketahui, warga RW 08 KBS ini memiliki dua kolam budidaya ikan yang ditempatkan di pekarangan rumah Ketua RW setempat.
Kolam tersebut dibuat menggunakan dua sistem berbeda, yakni Aquaculture System (RAS) dan Bioflok dan mempu menampung 1.000 ekor ikan.
Menurut Ketua RW 08 KBS, Beni Kurniawan, pihaknya membudidayakan berbagai jenis ikan, mulai dari nila hingga lele.
Adapun ilmu beternak dan membuat kolam itu, dipelajari secara otodidak melalui kanal YouTube.
Baca juga: Inspiratif, Warga di Sini Sulap Gang Sempit Jadi Urban Farming Hingga Ada Ternak Ikan
Lantaran setiap bulannya mendapatkan panen yang bagus, Beni bersama warga pun berencana membuat produk instan yang menjadi pasar warga setempat.
"Jadi ikannya (produksi) yang memang sudah dibumbui, tinggal digoreng sama masyarakat," kata Beni kepada Warta Kota, Minggu (28/6/2025).
Selain itu, Beni juga merencanakan membuat warung kecil-kecilan untuk anak-anak muda di wilayahnya berjualan.
Dengan aktifitas positif ini, Beni berharap warganya bisa lebih guyub sehingga dapat menekan kasus kriminalitas maupun narkoba yang kerap dilabelkan ke KBS.
"Jadi produk (warungnya) hasil urban farming kita. Kita ada pokcoy, ada nila. Kemudian juga mungkin ada tambahan misalnya minuman-minuman Betawinya karena kami ada jahe merah," jelas Beni.
"Jadi produk kampung, tapi budidaya yang memang dari kampungnya. Dikelolain bukan hanya sama ibu-ibu, tapi anak muda," imbuhnya.
Dengan begitu, seluruh elemen di wilayahnya turut bekerja sama, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Di samping itu, Beni juga ingin menunjukkan ilmu manajemen agar anak muda di wilayahnya lebih kreatif dalam melihat pasar, meskipun di lahan yang sempit.
Baca juga: Urban Farming di Duri Kosambi Bisa Raup Rp 5 Juta Sekali Panen, Sebagian untuk 15 Anak Stunting
"Misalkan pengelolaan sampah, masuk dengan ibaratnya peternakan magot, itu kan bisa mengurangi. Karena satu kontainer itu bisa menyerap sampah sampai 3 kilo paling dikitnya. Paling banyak 5 kilo," kata Beni.
"Jadi kalau kita punya 20 kontainer, 5 kali 20 udah seribu kilo lebih," lanjutnya.
Hanya saja menurut Beni, pengelolaan sampah itu memerlukan modal yang cukup besar, sehingga andil stakeholder-stakeholder terkait sangatlah diperlukan.
Termasuk untuk membuat pasar RW 08 KBS, pihaknya juga masih perlu memikirkan pembuatan akun di marketplace online agar produknya bisa terjual luas.
Urban Farming RW 08 KBS
Suasana asri nan menenangkan, terasa di lingkungan RW 08 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Pasalnya, meski area ini dikelilingi oleh gang-gang sempit, namun warga bersama Ketua RW setempat bisa menyulapnya menjadi gang hijau dan urban farming yang subur.
Berdasarkan pantauan Warta Kota di lokasi, Minggu (28/6/2025), nampak area gang sepanjang kurang lebih 10 meter ini, ditanami sejumlah hidroponik hingga sayur mayur di sini kirinya.

Mulai dari sawi, cabai, tomat, terong, lidah buaya, hingga pohon anggur yang merambat, menghiasi setiap sudut kawasan ini.
Bahkan meskipun lahan yang dimanfaatkan berukuran mini atau kurang dari 30 centimeter, namun sejumlah tanaman nampak tumbuh subur dan berbuah lebat.
Selain sayur mayur, nampak ada pula pohon pepaya California yang ditanam di pekarangan rumah warga. Tetapi, pohon tersebut merupakan milik bersama.
Selain di sisi kiri gang, urban farming juga ditempatkan di area pekarangan rumah Ketua RW 08, Beni Kurniawan.
Beni memang mendedikasikan pekarangan rumahnya untuk keperluan urban farming warga lantaran wilayahnya tak punya lahan yang cukup.
Saat kami berkunjung, sejumlah vertikal pot dari Sudin KPKP Jakarta Barat sedang disiapkan. Begitupula media tanam lainnya.
Sementara tanaman yang sudah tersedia, di antaranya sawi hidroponik, hingga peternakan ikan yang menggunakan 2 metode, yakni Aquaculture System (RAS) dan Bioflok.
Dari yang terlihat, ikan-ikan tersebut berjumlah ratusan dan merupakan ikan mas.
"Sebenarnya urban farming ini salah satu bagian dari program komunitas iklim. Berbasis daripada tanaman-tanaman yang produktif, seperti hidroponik," kata Beni kepada Warta Kota, Minggu.
Sementara gang hijau adalah salah satu program yang mendukung proklim tersebut.
Menurut Beni, hadirnya urban farming ini dapat memicu gairah masyarakat untuk menata lingkungan.
Terlebih hasil dari urban farming dan peterakan ini, bisa diputarkan untuk perekonomian di wilayah RW 08 Kota Bambu Selatan. (m40)
Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News
Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini
Hingga Agustus 2025, 755 Ribu Nasabah Mekaar PNM Terima Pembiayaan Renovasi Rumah |
![]() |
---|
Ibunda Dhika Pacu Jalur Dapat Bantuan Usaha Minuman dari PNM, Nasabah Kian Berdaya |
![]() |
---|
Aprindo Angkat UMKM Fashion Indonesia di Panggung Asia Fashion Show 2025 |
![]() |
---|
PNM Latih Perempuan Pesisir Pantai di Cirebon Olah Hasil Laut Jadi Bernilai Tinggi |
![]() |
---|
10 Nasabah PNM Kuliner dan Kerajinan Ikuti Mekaarpreneur, Pelatihan Usaha Selama Tiga Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.