Prabowo Subianto Sebut Ada Tamu yang Ogah Pergi dari Indonesia Ratusan Tahun, Sindir Siapa?

Presiden RI Prabowo Subianto menyinggung tamu yang disebut selama ratusan tahun tidak mau pergi dari Indonesia.

Editor: Desy Selviany
Tangkapan Layar Akun YouTube Kompas.com
PRABOWO - Sejumlah momen menarik dan serius terjadi saat Presiden Prabowo Subianto hadir dalam pembukaan pameran Indo Defence 2025 di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).  Di antaranya saat Prabowo menegur salah seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang menepis tangan jenderal polisi luar negeri hingga menyapa Try Sutrisno dan menyebutnya sesepuh TNI. 

WARTAKOTALIVE.COM - Presiden RI Prabowo Subianto menyinggung tamu yang disebut selama ratusan tahun tidak mau pergi dari Indonesia. 

Sindiran itu disampaikan Prabowo Subianto dalam pembukaan Pameran Alutsista Indo Defence 2025 di Jiexpo Kemayoran, Rabu (11/6/2025).

Awalnya Kepala Negara menyinggung kondisi Indonesia yang dijajah Belanda selama ratusan tahun. 

Selama itu kata Prabowo Subianto, Belanda berhasil mengeruk sumber daya alam Indonesia hingga menjadi negara dengan pendapatan domestik bruto (PDB) di dunia saat itu. 

Yakni mencapai setara USD31 triliun dengan kondisi mata uang saat ini.

Maka dari itu Prabowo Subianto memperingatkan bahwa Indonesia tidak akan mau lagi dijajah ataupun didikte oleh asing seperti terdahulu. 

Prabowo pun menyinggung soal tamu yang sudah ratusan tahun tidak mau pergi dari Indonesia. 

Baca juga: Prabowo Dorong Paspampres yang Tepis Tangan Jenderal Polisi LN di Indo Defence, Sapa Try Sutrisno

Namun demikian kata Prabowo, Indonesia memiliki sikap hormat terhadap tamu

Asalkan menurutnya, tamu tersebut juga tidak mendikte dan memerah sumber daya Indonesia.

“Kita sangat hormat pada tamu, saking hormatnya ada tamu yang ratusan tahun nggak mau pergi dari Indonesia, terpaksa kita harus bertempur,” kata Presiden seperti dimuat Youtube Sekretariat Presiden.

Prabowo lantas menyinggung soal perang. Dia mengaku siap perang apabila hal itu memang terpaksa dilakukan. 

“Saya tegaskan, bagi kita perang itu adalah yang terakhir. Kita perang hanya kalau terpaksa. Tapi kalau terpaksa, kita punya ajaran nenek moyang kita, lebih baik kita mati daripada dijajah kembali,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved