Universitas Indonesia

Alat Pemurniaan Air Ciptakan UI Bisa Buat Air Banjir, Sungai dan Hujan, Sudah Ada Konsumennya

Alat Pemurniaan Air Ciptakan UI Bisa Buat Air Banjir, Sungai dan Hujan, Sudah Ada Konsumennya

Editor: Dodi Hasanuddin
Foto Arsip Humas dan KIP UI
AROFAH BUATAN UI - Alat pemurniaan air yang ramah lingkungan tersebut diciptakan oleh Dosen Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Namanya Arofah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) menciptakan alat pemurnian air yang bukan kaleng-kaleng.

Bahkan, alat pemurniaan air tersebut lebih unggul dari alat lainnya.

Tak hanya bisa dikonsumi 100 persen sehat, alat pemurniaan hasil penelitian UI ini dapat mengurangi sampah plastik di Indonesia.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, termasuk sampah kemasan air mineral. 

Baca juga: Peringati Dies Natalis ke-57 Universitas Indonesia, FISIP UI Gelar NIGHT RUN 2025

Alat pemurniaan air yang ramah lingkungan tersebut diciptakan oleh Dosen Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

Dia menamakan alat pemurniaan air tersebut Arofah.

Keunggukan Arofah 

Prof Setijo Bismo menyebutkan bahwa ia menciptakan Arofah untuk memberikan akses air minum berkualitas secara gratis sekaligus mengurangi limbah plastik dari penggunaan air kemasan.

Arofah unggul dibandingkan sistem pemurnian air lain karena menggunakan beberapa tahap filtrasi, termasuk teknologi reverse osmosis yang menghasilkan air dengan kandungan mineral optimal, steril, dan berstruktur heksagonal.

Teknologi ini memastikan air yang dihasilkan aman dikonsumsi tanpa perlu bergantung pada air minum dalam kemasan.

Baca juga: 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Tiongkok, UI Perkuat Pengembangan Ilmu Pengobatan Tradisional

Arofah dapat mengolah berbagai jenis air baku menjadi air yang layak digunakan.

Sumber air yang dapat diolah meliputi air hujan, air sumur, air PAM, hingga air dari sumber alami seperti danau dan sungai.

Selain itu, alat ini mampu memproses air dari air conditioner serta air banjir yang sering kali menjadi tantangan saat musim hujan tiba.

“Dengan teknologi pengolahan yang canggih, Arofah memberikan solusi efektif untuk memastikan ketersediaan air bersih dari berbagai sumber yang tersedia,” ujar Prof. Bismo.

Inovasi Arofah ciptaan Prof. Bismo dirancang melalui penelitian yang dilakukan sejak 2005. 

Hasil penelitian direalisasikan melalui Hibah Pengabdian Masyarakat pada Agustus 2024 yang didanai oleh PT Freeport Indonesia.

Baca juga: Guru Besar UI Sebut Indonesia Tidak Perlu Kirim Tim Negosiasi atas Kebijakan Tarif Trump

Alat yang awalnya dirancang untuk penggunaan skala kecil seperti rumah tangga, kini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam skala lebih besar dan bahkan berpotensi untuk diterapkan di sektor industri.

Dalam pembuatan alat ini, Prof. Bismo menyebut ada beragam tantangan yang dihadapi, seperti ketersediaan alat dan teknologi murah yang masih kurang, sumber daya manusia yang belum memadai, hingga persepsi masyarakat yang masih menganggap air minum dalam kemasan lebih baik.

Meski begitu, ia berharap inovasi ini dapat membantu masyarakat serta perusahaan dan kawasan industri dalam menyediakan air bersih dengan biaya lebih efisien dan ramah lingkungan.

Ia juga mendorong para peneliti muda untuk melanjutkan penelitian ini dan mengembangkannya menjadi lebih baik.

Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan Arofah.

Ia mengatakan, UI mendukung penuh inovasi ini dan berharap teknologi Arofah semakin berkembang, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati akses air minum gratis berkualitas.

"Kehadiran Arofah tidak hanya berkontribusi pada penyediaan air bersih, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan inovasi teknologi dalam bidang pemurnian air," ujar Prof Kemas. 

Ada 17 Unit di UI

Menurutnya, air hasil filtrasi Arofah seratus persen aman dikonsumsi karena telah dimurnikan dan bersifat steril. 

Arofah telah melalui uji laboratorium di Departemen Teknik Kimia FTUI selama satu tahun dan akan diuji lebih lanjut di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk memastikan keamanannya bagi konsumsi publik.

Baca juga: UI Dinobatkan sebagai PT di Indonesia dengan Subyek Terbanyak dalam Top 500 QS WUR by Subjects 2025

Setelah melalui uji coba, Arofah mulai beroperasi di lingkungan FTUI sejak awal 2025.

Sebanyak 19 unit Arofah telah dipasang di 17 titik strategis, termasuk Gedung Dekanat, gedung departemen, kantin dosen, gedung kuliah FTUI Salemba, hingga Pos Satpam.

Langkah ini memungkinkan ratusan dosen dan tenaga kependidikan untuk beralih dari air minum kemasan ke sumber air bersih yang lebih ramah lingkungan.

Staf Departemen Teknik Kimia FTUI, Deva Alifah, sebagai salah seorang pengguna mengungkapkan kepuasannya terhadap kualitas air yang dihasilkan Arofah.

“Air dari Arofah terasa lebih ringan dan segar dibandingkan air kemasan biasa. Kami juga merasa terbantu karena tidak perlu lagi membeli galon air,” kata Deva.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved