Jual Ginjal
Kakak-Adik Jual Ginjal Demi Bebaskan Ibu, Dokter Ungkap Bahaya yang Bakal Dirasakan Pendonor
Kakak-Adik Jual Ginjal Demi Bebaskan Ibu, Dokter Ungkap Bahaya yang Bakal Dirasakan Pendonor
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Budi Sam Law Malau
Pendonor ginjal hidip sesuai aturan medis di berbagai negara harus berusia minimal 18 tahun.
"Hal ini didasarkan pada alasan etika dan medis, termasuk kemampuan memberikan persetujuan," kata Ngabila saat dikonfirmasi, Selasa.
"Anak-anak di bawah 18 tahun dianggap belum memiliki kapasitas hukum penuh untuk memberikan persetujuan yang matang dan bebas tekanan," imbuhnya.
Selain itu, ada banyak risiko kesehatan jangka panjang yang mungkin dialami seorang pendonor hidup ketika nekat menjual ginjalnya.
"Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, sehingga lebih berisiko mengalami dampak kesehatan negatif," katanya.
Sehingga menurut Ngabila, perlu ada perlindungan hak anak untuk mencegah eksploitasi dan penyalahgunaan, terutama dalam kasus perdagangan organ atau tekanan keluarga.
"Namun, dalam kasus tertentu seperti transplantasi dari donor yang telah meninggal, aturan dapat berbeda tergantung pada hukum di negara tersebut," ujar Ngabila.
"Jika ada kondisi khusus yang ingin Anda tanyakan, saya bisa membantu mencari informasi lebih lanjut," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak menawarkan ginjal di Bundaran HI, Jakarta lantaran Ibunya dizalimi oleh keluarga ayahnya.
Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com di lokasi, ada dua orang remaja yang menawarkan ginjalnya di Bundaran HI Jakarta.
Mereka melakukan aksi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Kakak-adik yang bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah terlihat membentangkan banner berisi tawaran menjual ginjal demi menolong sang ibu yang ditahan polisi.
Mereka nekat melakukan aksi tersebut demi membebaskan ibunda yang dituduh melakukan penggelapan uang oleh keluarga ayahnya sendiri.
Farrel menceritakan peristiwa itu bermula dari Ibunya yang disuruh membantu-bantu kerja di rumah keluarga ayahnya yang kerap berpergian keluar negeri.
“Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan. Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” ucap Farrel saat ditemui di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.