Bakal Terus Dilakukan Hingga 11 Maret, Segini Harga yang Dibutuhkan Modifikasi Cuaca Jabodetabek
Pemprov DKI Jakarta disebut terus melakukan modifikasi cuaca untuk mencegah banjir kembali terjadi di wilayah Ibu Kota.
WARTAKOTALIVE.COM - Pemprov DKI Jakarta disebut terus melakukan modifikasi cuaca untuk mencegah banjir kembali terjadi di wilayah Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi banjir di Jakarta.
Dari foto yang dibagikan Pramono Anung pada Kamis (6/3/2025) terlihat banjir di Jakarta sudah mulai surut.
Pramono pun menegaskan bahwa saat ini Jakarta sudah memasuki siaga 4 lantaran tinggi air Manggarai sudah turun menjadi 6 cm dari yang sebelumnya 8 cm.
Meski begitu Pemprov DKI Jakarta masih siaga dan melakukan modifikasi cuaca untuk antisipasi mencegah kembalinya banjir besar di 11 Maret mendatang.
Sebab dari prediksi BMKG 11 Maret mendatang curah hujan di daerah sekitar Jakarta diprediksi kembali meningkat.
Lalu berapa biaya modifikasi cuaca yang dibutuhkan Jakarta?
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno seperti dimuat Kompas.com mengungkapkan bahwa biaya untuk operasi modifikasi cuaca dalam menangani banjir di Jabodetabek sangat mahal.
Kisaran harga persatu kali modifikasi hujan mencapai Rp 200 hingga Rp300 juta.
Untuk itu, Pratikno meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk turut membantu pemerintah pusat dalam pendanaan operasi tersebut.
"Artinya kita harus memikirkan pendanaan, karena ini kan dananya cukup mahal, satu kali operasi bisa Rp 200-300 juta," ungkap Pratikno, dalam rapat penanganan banjir, seperti yang dikutip dari tayangan Kompas TV, pada Kamis (6/3/2025).
Pratikno menambahkan bahwa saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu, pihaknya sudah mengajak Pemprov DKI untuk berkontribusi dalam pembiayaan operasi modifikasi cuaca.
Baca juga: Gubernur Jakarta Pramono Anung Kirim 200 Pasukan Oranye dan Bantuan Logistik ke Bekasi Pasca Banjir
Curah hujan tinggi diperkirakan akan terus terjadi pada 11-20 Maret mendatang, sehingga operasi modifikasi cuaca dipastikan akan dilanjutkan.
Pratikno meminta semua Pemda terkait untuk bergotong royong dalam hal pendanaan.
"Kita bagi-bagi gotong royong untuk penyelenggaraan operasi modifikasi cuaca dalam volume yang lebih besar," kata dia.
"Kami di pemerintah pusat, tentu saja, BNPB, kami dengan Kementerian Keuangan selalu berusaha untuk semaksimal mungkin mendukung ini," sambung dia.
Pratikno menekankan bahwa operasi modifikasi cuaca dalam volume yang lebih besar harus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir besar di wilayah Bekasi dan sekitarnya.
Ia berharap agar operasi tersebut tidak terlambat dilaksanakan.
"Karena kalau sudah terlambat, sudah enggak bisa lagi diadang," tegas Pratikno.
Sebelumnya diberitakan, BNPB mulai menggelar modifikasi cuaca hingga 8 Maret 2025. Modifikasi cuaca dilakukan usai banjir parah terjadi di Jabodetabek.
"Khusus untuk pencegahannya, mitigasinya, pengurangan di level hulunya, mulai hari ini, BNPB menggelar operasi modifikasi cuaca di tahap pertama ini sampai tanggal 8," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/3/2025).
Abdul menuturkan, berdasarkan pemaparan Kepala BMKG, pada 11-20 Maret 2025, hujan deras diprediksi kembali datang.
Dia menyebutkan, BMKG akan kembali mengadakan operasi modifikasi cuaca pada tanggal tersebut.
"Pada saat itu juga kita akan kembali, BNPB akan mengadakan operasi cuaca, sehingga dari hulunya pemicu bencananya bisa kita kurangi," ucap dia.
(Wartakotalive.com/DES/Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.