Alat Monitoring Gempa di Sidrap Dicuri, Padahal Daerah Paling Rawan Kegempaan​

Alat monitoring gempa dan tsunami milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dicuri.

Editor: Desy Selviany
Akun X @daryonoBMKG
PENCURIAN ALAT GEMPA-Alat monitoring gempa dan tsunami milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Sidrap dicuri pada 12 Februari 2025. 

WARTAKOTALIVE.COM - Alat monitoring gempa dan tsunami milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dicuri.

Mirisnya alat itu dicuri dari lokasi yang sangat rawan gempa tektonik di Indonesia yakni di Sidrap, Sulawesi Selatan. 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan sejumlah alat monitoring gempa dan tsunami di Sidrap telah dicuri dan dirusak.

“Lokasi pencurian dan perusakan peralatan monitoring gempa dan tsunami di Sidrap secara tektonik merupakan daerah rawan gempa,” tulis Daryono di platform X miliknya Minggu (16/2/2025).

Pencurian itu tentunya berdampak pada daerah Pinrang, Rappang, dan Parepare.

Sebab kata Daryono, daerah Pinrang, Rappang, dan Parepare memiliki tingkat aktivitas kegempaan sangat tinggi dengan dampak ikutan longsor (landslide), runtuhan batu (rockfall), dan likuifaksi yang memiliki potensi besar. 

Baca juga: Ini Bantahan Istana Bantah Soal Rumor Anggaran BMKG Dipotong 50 Persen

Daryono pun membagikan peta kegempaan yang terjadi di wilayah tersebut dengan jumlah ribuan sedari tahun 1960 hingga 2021. 

Dimuat Kompas.com alat pemantau gempa dan tsunami milik BMKG di Stasiun SPSI Sidrap, Sulawesi Selatan, kembali menjadi sasaran pencurian

Insiden ini bukan yang pertama, melainkan yang keempat kalinya terjadi di lokasi yang sama.

Daryono, mengungkapkan bahwa pencurian terbaru terjadi pada 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 WITA di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Sidrap

Pelaku mencuri enam baterai akumulator (aki) yang menjadi sumber daya sensor seismograf serta dua panel surya yang dipasang di shelter stasiun. 

Tak hanya itu, bangunan shelter juga mengalami kerusakan akibat aksi pembongkaran paksa. 

BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor dan peralatan komunikasi, agar tidak semakin merugi. 

Hal ini juga membuat stasiun pemantauan tidak lagi berfungsi. 

"Kami memohon dengan sangat kepada masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Jika belum bisa aktif terlibat dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, setidaknya jangan merusak alat yang bertujuan melindungi keselamatan banyak orang," kata dia Sabtu (15/2/2025).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved