Bencana Alam
Tak Kunjung Surut, Begini Potret Pemukiman Warga di Cengkareng Barat Jakbar yang Terendam Banjir
Tak Kunjung Surut, Begini Potret Pemukiman Warga di Cengkareng Barat Jakbar yang 2 Hari Terendam Banjir
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, CENGKARENG - Dengan menggunakan peralatan seadanya, sejumlah warga mulai mengeluarkan sedikit demi sedikit banjir yang menggenangi rumah-rumahnya.
Pasalnya, meski banjir sudah terjadi selama 2 hari, namun kawasan ini masih digenangi air hingga ketinggian 30 - 40 centimeter.
Berdasarkan penelusuran Warta Kota di lokasi sekira pukul 12.54 WIB, nampak banjir itu membuat banyak warga keluar rumah dan duduk di atas kursi agar posisinya lebih tinggi dari banjir.
Sementara bagian dalam rumahnya, nampak masih dipenuhi air dari depan ruang tamu, kamar, hingga dapur di bagian belakangnya.
Beberapa barang-barang juga ada yang dibiarkan mengambang di atas kubangan banjir berwarna cokelat itu.
Sementara sejumlah barang kebutuhan pokok, nampak diletakkan di atas meja makan, lemari, hingga tempat penyimpanan lain yang lebih tinggi.
Bahkan, ada salah satu keluarga yang memilih berkumpul di ruang tamu dan duduk di tengah-tengah banjir menggunakan kursi plasik.
Mereka bercengkrama, mengobrol, dan sesekali menyingkirkan air di dekat tempat duduknya.

Pasalnya, tak ada aktivitas yang bisa dilakukannya selain mengobrol.
Keluarga tersebut bahkan memilih tidur sambil duduk sambil memastikan kondisi sekitar telah aman.
Sementara aktivitas warga di wilayah ini nampak berjalan normal. Beberapa dari mereka ada yang keluar untuk membeli makanan, belanja, dan bepergian kerja.
Beberapa kurir juga masih nampak masih sibuk mengantarkan barang kirimannya kepada warga sekitar.
Meskipun, mereka harus melewati kubangan banjir terlebih dahulu.
Salah satu warga bernama Zaitun, menyampaikan bahwa banjir yang terjadi di wilayahnya itu bak angin puting beliung.
Kala itu, 29 Januari 2025 sekira pukul 05.00 WIB, Zaitun merasakan air masuk melewati celah celah pintu rumahnya.
Lambat laun, air itu meninggi dan membuat sejumlah barang-barangnya hanyut dan tergenang.
"Tiga jam doang, hujan, terus langsung (banjir), kayak angin puting beliung," kata Zaitun saat ditemui di lokasi, Kamis.
Zaitun berujar, banjir mulanya terjadi hingga se-tinggi 70 centimeter, namun kini sudah menyusut hingga tersisa sekira 30 centimeter.
"Dulu emang lima tahun sekali kalau banjir, tapi sekarang ini paling parah," kata Zaitun.
"(Dulu) begini aja, enggak masuk (rumah), enggak pernah masuk, cuma se-mata kaki aja, sekarang lebih parah, enggak bisa ngapa-ngapain," imbuhnya.
Zaitun menyebut, dirinya enggan mengungsi lantaran takut air akan naik.
Dia menyampaikan akan bertahan dan menjaga barang-barangnya yang masih tersisa.
"Kami begadang, takut entar air naik," katanya.
Sementara itu, warga lain bernama Munawir, menyampaikan bahwa dirinya sudah 2 hari tak jualan lantaran tempat tinggalnya terendam banjir.
"Awal sampai 60 centimeter lebih, ini enggak bisa jualan juga udah 2 hari," kata Munawir saat ditemui di lokasi, Kamis.
Kini, Munawir hanya berupaya mengeluarkan air dari dalam rumahnya ke luar sembari menunggu surut.
Pasalnya, dirinya tak bisa berbuat banyak untuk merapihkan rumahnya apabila air masih menggenangi hingga ketinggian 30 centimeter.
Ia hanya berharap, pemerintah bisa memperbaiki saluran-saluran air di Jalan Kamal Raya agar air tak meluap ke rumah-rumah warga.
"Ini gotnya enggak berfungsi, pengen tolong diperbaiki aja, biar enggak mampet," pungkasnya. (m40)
BMKG Ungkap Fenomena Cuaca Ekstrem
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap fenomena hujan deras yang terjadi di Jakarta hingga berdampak banjir pada Rabu (29/1/2025) dan Kamis (30/1/2025).
Banjir yang melanda wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat ini membuat 2.993 warga yang tinggal di wilayah setempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, hujan lebat di Jakarta dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh interaksi berbagai fenomena atmosfer global, regional, dan lokal.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Dua Kapal Nelayan Karam Terhempas Badai di Laut Karawang, Satu Orang Tewas
Beberapa faktor utama yang berkontribusi meliputi fenomena global dan regional yaitu aktivitas gelombang Rossby Equatorial yang sedang aktif meningkatkan pembentukan awan konvektif di wilayah Indonesia.
Kemudian Nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif, menunjukkan adanya daerah dengan aktivitas konveksi kuat, Monsun Asia yang membawa massa udara lembap dari belahan bumi utara, memperkuat potensi hujan lebat.
“Seruakan dingin (Cold Surge) dari Siberia memperkuat Monsun Asia dan meningkatkan kelembapan udara di Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabek. Kemudian Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) yang signifikan pada tanggal 27 Januari 2025, mendukung transportasi uap air dari Samudra Pasifik barat menuju Indonesia,” kata Andri saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (30/1/2025).
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, BPBD DKI Jakarta Terbangkan Pesawat Canggih untuk Modifikasi Cuaca
Sementara untuk faktor lokal, lanjut dia, adanya kelembapan udara yang tinggi sekitar 80–90 persen di lapisan atmosfer 925–500 milibar (mb) mendukung pertumbuhan awan hujan.
Indeks labilitas atmosfer yang tinggi, menunjukkan kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan konvektif secara intensif.
“Efek konvergensi angin di sekitar Jakarta yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. nKombinasi faktor-faktor tersebut menciptakan kondisi atmosfer yang sangat mendukung hujan lebat dalam beberapa hari terakhir, sehingga meningkatkan risiko genangan dan banjir di Jakarta,” jelas Andri.
Hingga tanggal 31 Januari 2025, ungkap dia, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih dapat terjadi di wilayah Jabodetabek, khususnya Jakarta.
Tren model atmosfer menunjukkan bahwa potensi hujan akan tetap tinggi, terutama pada sore hingga malam hari.
“Namun setelah tanggal 1 Februari 2025, intensitas hujan diperkirakan mulai berkurang secara bertahap seiring dengan melemahnya faktor-faktor pemicu hujan lebat,” imbuhnya.
Kata dia, terdapat sejumlah dampak hujan lebat yang dialami warga, yaitu genangan dan banjir di beberapa wilayah, terutama di daerah rawan yang memiliki sistem drainase kurang optimal.
Berikutnya kemacetan lalu lintas akibat genangan dan hujan yang berkepanjangan.
“Adanya potensi tanah longsor di daerah perbukitan sekitar Jakarta seperti di Bogor dan Depok, gangguan terhadap aktivitas masyarakat, termasuk keterlambatan transportasi umum dan penerbangan. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca terkini,” jelasnya.
Andri mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya terkait fenomena cuaca kali ini.
Pertama, potensi banjir di wilayah rendah dan daerah yang memiliki sistem drainase kurang baik, kedua hujan lebat disertai angin kencang, yang dapat menyebabkan pohon tumbang atau kerusakan ringan pada bangunan.
Ketiga potensi gelombang tinggi di wilayah pesisir, terutama bagi nelayan dan pengguna transportasi laut.
Keempat meningkatnya risiko penyakit, seperti demam berdarah akibat genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Disarankan untuk selalu memantau prakiraan cuaca dari BMKG dan meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir,” tuturnya.
Kata dia, puncak musim hujan di wilayah pesisir utara Jawa secara umum terjadi pada Januari hingga Maret 2025. Sementara itu, untuk Jakarta, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Dasarian III Januari hingga Dasarian I Februari 2025.
Atas fenomena ini, BMKG telah melakukan berbagai antisipasi kepada publik, rinciannya mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Selanjutnya meningkatkan monitoring cuaca 24/7 menggunakan radar cuaca, citra satelit, dan model cuaca. Berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, dan stakeholder lainnya untuk mitigasi risiko bencana.
Memberikan informasi prakiraan cuaca yang lebih rinci dan real-time melalui berbagai platform, termasuk website, media sosial, dan aplikasi mobile BMKG.
Masyarakat diimbau untuk memantau informasi resmi BMKG dan mengikuti arahan dari instansi terkait guna mengurangi risiko dari cuaca ekstrem yang terjadi.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp
8 Rumah di Kampung Tembong Dilaporkan Rusak Berat Imbas Bencana Pergerakan Tanah, Ini Pemicunya |
![]() |
---|
Ringankan Beban, PDBN Salurkan Ratusan Paket Sembako untuk Warga Terdampak Banjir Demak |
![]() |
---|
Atap Rumahnya Ambruk Dihantam Angin Kencang, Sopian: Alhamdulillah Enggak Ada Korban |
![]() |
---|
Cerita Irfan Saksikan Detik-detik Rumahnya di Sawangan Longsor, Anak Istrinya Hampir Jadi Korban |
![]() |
---|
Kisah Jusuf Hamka Selamatkan Diri Saat Gempa Dahsyat di Bangkok, Sempat Terpisah dengan Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.