Berita Jakarta
Nestapa Rosdiyah, Hidup Terlunta hingga Ribut dengan Anak usai Rumahnya di Kolong Tol Angke Digusur
Nestapa Rosdiyah, Hidup Terlunta hingga Ribut dengan Anak usai Rumahnya di Kampung Kolong Tol Angke Digusur Petugas
WARTAKOTALIVE.COM, GROGOL PETAMBURAN - Duduk beralaskan batu di bawah pohon rindang, Rosdiyah (60) hanya bisa pasrah kala petugas membongkar seluruh bedeng yang ada di kampung kolong tol Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (7/1/2025).
Secara langsung, ia menyaksikan bagaimana petugas membongkar rumah yang ditinggalinya dahulu dan menjadikan kawasan kolong tol Angke itu tidak berpenghuni lagi.
Kepada Camat Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Agus Sulaeman, Rosdiyah mengakui jika dirinya kembali sejenak untuk menengok kebon suaminya yang tak jauh dari kampung kolong.
Walhasil, dia memanfaatkan dua malam itu untuk tidur kembali di kolong tol Angke.
"Nanti udah enggak boleh tinggal di sini ya bu, kalau enggak dibawa Dinsos (Dinas Sosial)," kata Agus kala melakukan peninjauan di lokasi, Selasa (7/1/2025).
Namun kepadanya pula, Rosdiyah menjelaskan jika alasannya kembali datang ke kolong adalah karena ia tak mendapatkan kompensasi rumah susun (rusun) atau uang kerohiman sebesar Rp 1,5 juta.
Hal itulah yang membuatnya masih kerap kembali ke kampung kolong untuk melepas lelah.
Pasalnya, Rosdiyah selama ini ikut menumpang di Rusunawa Rawa Buaya milik anaknya.
Namun belakangan ini, Rosdiyah merasa tak enak hati tinggal bersama putrinya yang sudah berkeluarga itu.
"Enggak tahu gimana (bisa enggak dapat) udah coba ngajuin juga. Jadi sekarang saya tinggal di anak saya, di rusun, cuma 2 hari ini jadi ada cekcok. Saya enggak enak, apa karena saya, namanya nenek-nenek (kepikiran)," kata Rosdiyah saat ditemui di lokasi, Selasa.
"Soalnya kan di sana, ada anak saya, mantu, anaknya ada 5, jadi tidur dempet-dempetan gitu," imbuhnya.
Perasaan tak enak Rosdiyah itu membuatnya memutuskan pergi sejenak ke tempat tinggal asalnya.
Terlebih, suaminya sudah lama tak pulang ke rusun dan memilih tinggal di sekitar kebun.
Walhasil, Rosdiyah datang dan menengoknya.
"Biasanya kan dua hari sekali pulang, bawa baju kotor. Nah ini belum, jadi mau nengokin sekalian ke sini," ungkap Rosdiyah.
Ibu anak 7 itu berujar, ia sebenarnya ingin menyewa kontrakan sendiri dan berpisah tinggal dengan sang anak yang sudah mendapat rusun.
Namun, keterbatasan biaya membuatnya terpaksa bertahan bersama sang anak di Rusunawa Rawabuaya, Jakarta Barat.
"Kalau uang ada, misalkan dapat Rp 350.000, saya belikan obat dulu Rp 150.000 soalnya saya lagi sakit. Jadi kalau beli kadang 2, mumpung ada uang," jelasnya.
Rosdiyah sendiri kini tak tahu harus bagaimana. Pasalnya, penghasilan suaminya dari hasil kebun tidaklah menentu.
Sementara ia sempat mencoba jualan kue di Rusunawa Rawabuaya, namun tetap tidak mendapatkan keuntungan.
"Di sana usahanya mati. Saya bikin kue biasanya habis. Di sana, saya pertama bikin Rp 150.000, dapatnya cuma Rp 90.000," kata Rosdiyah.
"Saya coba lagi, karena pikir masih baru. Modal Rp 100.000, dapatnya cuma Rp 70.000, jadi berhenti jualan," imbuhnya.
Keperihan tersebut membuat Rosdiyah tak punya harapan lagi.
Ia bahkan menitikkan air mata saat ditanyai soal harapan dan anak-anaknya yang kini sudah memiliki kehidupan masing-masing.
"Anak udah nikah, dibawa semua kan sama keluarga sananya. Di sini sisa anak ke lima sama yang paling bungsu 17 tahun, ikut kakaknya," jelas Rosdiyah.
"Jadi saya mah udah enggak punya harapan apa-apa (sama pemerintah)," imbuhnya sembari menyeka air matanya.
Rosdiyah hanya berkeinginan untuk pindah ke kontrakan dan tak menumpuang lagi bersama anaknya.
"Kalau enggak ada uang, mau enggak mau terpaksa saya balik lagi ke tempat anak walau sebenarnya enggak mau, malu," pungkasnya.
Untuk informasi, Agus memastikan jika hari ini, Selasa (7/1/2025) akan menjadi pembersihan terakhir kampung kolong tol Angke dari sampah-sampah warga.
Berikutnya, ia akan menyerahkan semua proses revitalisasi kepada pihak Pemkot Jakarta Barat.
Yang pasti, Agus memastikan jika pihaknya sudah menjalankan tugas untuk merelokasi ratusan warga kolong ke rumah susun sewa (rusunawa) di wilayah Jakarta Barat bagi yang ber-KTP DKI Jakarta.
Sementara yang non-DKI Jakarta, diberikan uang kerohiman sebesar Rp 1,5 juta. (m40)
Kemacetan Mulai Terurai, Galian Pipa di Jatiwaringin-Hek Kramat Jati Ditutup |
![]() |
---|
Cegah Kelompok Anarkis Masuk ke Permukiman, Warga Palmerah Jakarta Barat Bersama-sama Jaga Kampung |
![]() |
---|
Jalan Asia Afrika Kembali Normal Usai Kericuhan, Massa Bertahan di Depan Senayan City |
![]() |
---|
AI di ITCS Tidak Terelakkan, Basri Baco Ingatkan Jangan Sampai Hapus Peran Manusia |
![]() |
---|
Dua Tahun Beroperasi, LRT Jabodebek Layani 43 Juta Penumpang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.