Berita Jakarta
Kisah Asep Pedagang Terompet, Tiup Asa Selama 24 Tahun di Kolong Flyover Pasar Pagi Asemka
Kisah Asep Pedagang Terompet di Pasar Asemka, Tiup Asa Selama 24 Tahun, Kini Alami Merosotnya Omset
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, TAMBORA - Sembari meniup terompet yang menjadi sampel jualannya, Asep nampak bersemangat kala menawarkan barang dagangannya kepada warga yang melintas di depan lapaknya.
Meski hanya mengambil lapak sebesar kurang lebih 2x1 meter, namun Asep tetap membawa ratusan buah terompet untuk dijual di bawah flyover Pasar Pagi Asemka, Tambora, Jakarta Barat.
Menurut Asep, ini bukan kali pertamanya ia berjualan pernak-pernik tahun baru di Pasar Asemka. Melainkan, sudah hampir 24 tahun.
Dimulai dari tahun 2000, Asep mulai menjadi pedagang musiman. Apapun yang sedang ramai pada bulan tertentu, ia akan langsung menjualnya.
Seperti musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini misalnya. Asep memilih berjualan terompet seperti tahun sebelumnya.
Bukan tanpa sebab ia berjualan terompet. Menurutnya, tahun ini banyak orang yang lebih mencari terompet dibandingkan petasan.
Selain itu, modal berdagang terompet jauh lebih murah dibandingkan petasan.
"Kalau musim tahun baru ini kan ada kembang api, terompet, ganti-ganti tiap tahunnya. Cuma sekarang lagi musim terompet," kata Asep saat ditemui di lokasi, Senin (9/12/2024).
Terompet yang dijual oleh Asep pun beragam.
Ada yang berukuran 20 cm, 50 cm, hingga hampir 100 cm yang dapat dipendekkan.
Ada pula terompet yang dijual bersama gasnya, sehingga pembeli tidak perlu repot meniupnya lagi secara manual.
Adapun terompet yang dijual Asep, keseluruhannya berbahan plastik dengan warna-warna mencolok.
"(Dijual) mulai Rp 5.000-10.000. Rp 5.000 itu yang pendek, ada juga yang mahal karena pakai gas itu Rp 50.000," ungkap Asep.
Dari hasil jualan musiman, Asep bisa meraup omzet Rp 200.000 dalam sehari.
Sementara, ia berjualan mulai 1 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.
"Merosot sejak Covid-19, dulu bisa dapat Rp 10 juta (omzet) lebih 1 bulan," jelasnya.
Kendati demikian, Asep mengaku tak memiliki pilihan lain selain tetap berjualan.
Pasalnya, ia memiliki keluarga yang masih harus dinafkahi.
"Ini juga habis enggak habis harus jual Kalau enggak habis ya buat tahun depan lagi," ungkap dia.
Lebih lanjut, Asep mengaku saat ini ada banyak tantangan bagi penjual musiman seperti dirinya.
Mulai dari musim hujan yang membuat lapaknya tutup beberapa saat, hingga kehadiran online shop yang membuat penjualannya merosot.
"Ya itu online - online bikin lapak sepi. Apalagi musim hujan gini, orang enggak ada yang datang," kata Asep
"Jadi Rp 50 juta mah boro-boro dapat," imbuhnya.
Walhasil, Asep tidak bisa memperbanyak barang dagangannya dengan berjualan barang lain di luar terompet.
Padahal dahulu, Asep bisa menjual berbagai jenis pernak-pernik Nataru dalam 1 lapak.
"Modalnya enggak cukup, mau gimana," pungkasnya.
Meriahnya Pernak-pernk Natal dan Tahun Baru di Pasar Asemka
Jelang musim Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Pasar Asemka, Jakarta Barat, ramai dipenuhi oleh pedagang musiman yang menjual berbagai pernak-pernik khas Nataru.
Pantauan Warta Kota di lokasi, para pedagang nampak membuka lapak di bawah flyover Pasar Pagi.
Lapak-lapak tersebut didirikan papan-papan yang dibuat seperti panggung. Sementara bagian atapnya, ditutupi oleh terpal.
Berbagai barang dagangan yang dijajakan, di antaranya petasan, kembang api, hingga terompet untuk memeriahkan malam tahun baru 2025.
Petasan dan kembang api tersebut nampak dikemas bertumpuk dalam jumlah banyak.
Begitupula dengan terompet, dijajakan berdasarkan ukuran besar kecilnya.
Namun, pada musim Nataru kali ini, penjual terompet tak lagi menyediakan terompet berbahan kertas.
Mereka hanya menjual terompet berbahan plastik yang ditiup manual, serta gas.
Sejumlah pembeli pun nampak mulai berburu pernak-pernik di lapak-lapak pilihannya.
Mereka terlihat bersemangat menawar hingga membeli berbagai barang-barang dalam jumlah banyak.
Sementara toko-toko yang berada di sisi kanan flyover Pasar Pagi, nampak mulai menjual aksesoris Natal berikut pohon cemara dengan berbagai ukuran tinggi. (m40).
Diduga Akhiri Hidup, Pria Tua Ditemukan Meninggal di Balkon Apartemen di Kemayoran Jakpus |
![]() |
---|
Kisah Pilu Miswanto Melihat Rumahnya di Kebayoran Lama Jaksel Terbakar hingga Tersisa Puing |
![]() |
---|
Pria Membusuk di Gubuk Bantaran Kali Pesanggrahan, Tetangga Sebut Aneh |
![]() |
---|
Dies Natalis ke-56, Institut Pariwisata Trisakti Gelar Grand Redevouz, Beri Apresiasi untuk 16 Media |
![]() |
---|
Rencana Bedah Rumah Korban Kebakaran di Bukit Duri Jaksel Tunggu Garis Polisi Dicabut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.