Kasus Bullying
Dugaan Bullying di SMK PGRI 37 Jaksel, Kepsek: Sudah Kami Mediasi, tapi Belum Ada Kesepakatan
Tidak tercapainya kesepakatan, disebutkan Hidayatullah, lantaran pihak korban meminta uang kompensasi hingga puluhan juta rupiah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pihak SMK PGRI 37 Pondok Labu, Jakarta Selatan, buka suara terkait dugaan kasus perundungan yang melibatkan sejumlah siswinya beberapa waktu lalu.
Kepala SMK PGRI 37, Hidayatullah membenarkan adanya peristiwa dugaan perundungan tersebut.
Adapun peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 September 2023
Hanya saja, dia membantah bahwa perundungan itu terjadi di lingkungan sekolah
"Kejadian itu terjadi di luar sekolah setelah kegiatan belajar-mengajar selesai," ungkap Hidayatullah melalui keterangan tertulis, Senin (18/11/2024)
Hidayatullah mengaku pihak sekolah tidak tinggal diam atas peristiwa itu.
Menurutnya, pihak sekolah segera memanggil orangtua, baik dari korban maupun terduga pelaku.
"Kami telah melakukan identifikasi dan pemanggilan orang tua untuk memberikan punishment," terangnya
Proses mediasi yang dilakukan di lingkungan sekolah buntu.
Sebab, kata Hidayatullah, orangtua kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan.
Mediasi juga berlangsung di Mapolrestro Jakarta Selatan.
Hasilnya pun sama, kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan.
Tidak tercapainya kesepakatan, disebutkan Hidayatullah, lantaran pihak korban meminta uang kompensasi hingga puluhan juta rupiah.
"Karena keterbatasan orangtua terduga pelaku, (permintaan) itu tidak disanggupi. Lalu ada negosiasi dari orangtua pelaku akan memberikan kompensasi sesuai kemampuan dengan menawarkan nilai tertentu, tapi dari pihak korban tidak menerima tawaran tersebut," ungkapnya.
Selain itu, pihak terduga pelaku juga mendatangi rumah orangtua korban, dengan harapan agar permasalahan itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Tapi belum ditemukan kesepakatan juga," tutur Hidayatullah.
Kasus sudah masuk sidik
Polres Metro Jakarta Selatan memastikan bahwa penyelidikan kasus dugaan perundungan yang melibatkan siswi di SMK PGRI 37 Pondok Labu, Jakarta Selatan masih berjalan
Seperti diketahui, pihak orang tua korban menyayangkan laporan yang dilayangkan lebih dari setahun lalu terkesan jalan di tempat.
Kepala Seksi Humas, AKP Nurma Dewi menerangkan bahwa kasus tersebut masih ditangani penyidik.
"Sudah masuk ke tahap sidik," ujar Nurma Dewi saat dihubungi, Jumat (15/11/2024).
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan perundungan yang melibatkan pelajar SMK PGRI 37 Pondok Labu, Jakarta Selatan menyisakan trauma mendalam bagi korbannya, JS (16).
Tidak hanya membuat korban berhenti sekolah selama setahun, rangkaian dugaan kekerasan yang dilakukan tujuh terduga pelaku masih terus menghantui pikirannya.
Ibu korban, Septiani (38) menerangkan, peristiwa perundungan dan pengeroyokan itu terjadi pada September tahun 2023 lalu.
Saat itu, anaknya baru dua pekan masuk ke sekolah itu.
"Anak saya beberapa kali mendapatkan intimidasi dengan alasan yang tidak masuk akal. Mereka bilang baju seragam anak saya seksi, padahal ya tidak juga. Itu cuma jadi alasan mereka melakukan perundungan," ujar Septiani saat menyambangi Mapolrestro Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024)
Di suatu hari sepulang sekolah, korban dibawa oleh para pelaku ke sebuah taman di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Di sana, korban kembali mendapatkan perundungan.
Baca juga: Banyak Terima Aduan Soal Perundungan, Nur Afni Sajim Desak Pemprov DKI Proaktif Lakukan Pencegahan
Bahkan, korban dikeroyok hingga mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
Tak terima anaknya babak belur, Septiani lantas melaporkan kejadian itu ke Mapolrestro Jakarta Selatan pada 30 September 2023.
"Sempat dilakukan mediasi pada 30 November 2023, tapi tidak ada titik temu. Intinya orangtua para pelaku tidak mau bertanggungjawab," ungkapnya.
Waktu terus bergulir namun Septiani merasa tidak ada titik terang terhadap laporan yang dia layangkan.
"Hari ini kami kembali dipanggil tapi masih belum ada kejelasan," katanya
Di sisi lain, Septiani menyesalkan pihak sekolah yang tidak responsif dalam menangani perkara perundungan yang melibatkan muridnya.
Baca juga: Video Perundungan Siswa SMA di Serpong Masih Beredar, Usman Kansong: KPAI Belum Minta Dihapus
"Saat mengadu ke sekolah, mereka justru terkesan menyudutkan korban dan tidak memberikan solusi," katanya
Kuasa hukum korban, Rikardo Siahaan menyebut bahwa proses penyelidikan kasus tersebut terkesan lambat.
"Polisi hanya bilang, laporan masih berjalan tapi sejauh ini belum terlihat ada perkembangan," lanjutnya
Dia meminta agar kepolisian memberikan atensi pada kasus perundungan, sebab jika dibiarkan maka akan menjadi momok menakutkan bagi dunia pendidikan di Indonesia.
"Korban sudah mengalami banyak kerugian. Akibat perundungan dan pengeroyokan itu korban sampai berhenti sekolah selama setahun karena trauma. Belum lagi kekerasan fisik yang diterimanya membuat korban terluka," katanya.
Kronologi kejadian
JS selaku korban bercerita ketika dirinya mendapatkan kekerasan verbal hingga kekerasan fisik dari para pelaku.
Saat itu, sepulang sekolah, dirinya dikerubungi oleh tujuh pelaku yang merupakan kakak kelasnya di SMK PGRI 37 Pondok Labu.
"Saya baru masuk sekitar dua minggu. Mereka (terduga pelaku) kelas dua dan tiga," katanya.
Adapun para pelaku saksi anak berinisial PZ, DP, SA, EA, AF, NA, NR dan NS.
Ia bingung mengapa para pelaku merundung dirinya, padahal dia merasa tidak memiliki masalah dengan mereka.
"Saya nggak tahu masalahnya. Mereka cuma bilang baju saya seksi. Padahal biasa-biasa aja saya pakai seragam," katanya
Di sebuah taman, dia diumpat hingga dikeroyok oleh para terduga pelaku.
"Saya dipukul, ditendang sampai dijambak. Saya hampir pingsan. Dada saya dipukulin sampai sesak napas," terangnya
Beruntung aksi pengeroyokan itu dapat dihentikan oleh pihak security taman dibantu warga yang sedang berada di sana.
"Sampai sekarang masih trauma kalau ingat kejadian itu," tandasnya
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Siswa Berkebutuhan Khusus Jadi Korban Bullying, 7 Pelaku dan Kepala Sekolah Dipolisikan |
![]() |
---|
Siswa SD di Bekasi yang Diamputasi Usai Diduga Alami Bullying Ternyata Idap Kanker Tulang Ganas |
![]() |
---|
Kasus Kaki Siswa SD di Bekasi Diamputasi Usai Diduga Alami Bullying, Ternyata Ada Mutasi Sel |
![]() |
---|
Masih Anak-anak, Pelaku Bullying Fatir Siswa SD di Jatimulya Diminta Tetap Dihukum |
![]() |
---|
Siswi SMP di Depok Jadi Korban Bullying, Alami Luka Lebam di Kepala dan Punggung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.