UMKM
Jual Kembang Tahu dari Rp 200, Jaja Menolak Pensiun hingga Rela Pikul Gerobak Berkilo-kilo Meter
Inilah kisah penjual kembang tahu khas Cirebon yang sehari-hari berjualan di Jalan Inspeksi Kali Grogol, Jakarta Barat
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain demi menjajakan kembang tahu khas Cirebon, Jawa Barat adalah jalan yang ditempuh Jaja (58).
Sejak masih remaja, Jaja memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan ikut berdagang bersama seorang bos yang memberinya modal dan pikulan kembang tahu.
Bahkan, bos tersebut pula yang memberikan Jaja tempat tinggal hingga tempat untuk memproduksi kembang tahu.
Kepada Warta Kota, Jaja bercerita bahwa pada awal mula berjualan kembang tahu, hanya menjual barang dagangannya itu seharga Rp 200 untuk setengah porsi dan Rp 500 untuk satu porsi penuh.
Menurutnya, kala itu jajanan tradisional buatannya itu selalu laris manis dan tak pernah sepi pembeli.
Selain itu, pedagang yang berjualan kembang tahu juga masih banyak dan tersebar di sejumlah wilayah Jakarta, terutama Jakarta Barat.
"Jualan dari zaman masih Rp 200 perak, seporsi Rp 500. Dari zaman bujangan udah lewat sini," ujar Jaja saat ditemui di Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (22/9/2024).

Jaja berujar, ia memilih bertahan berjualan kembang tahu lantaran tak mau menganggur selama berada di perantauan.
Selain itu, Jaja menganggap profesi tersebut menjadi salah satu penyambung hidupnya, di samping pekerjaannya bertani di Cirebon, Jawa Barat.
"Karena di rumah nganggur. Nah sebenarjya kalau mau bikin sendiri, bisa (lepas dari bos), tapi saya kadang enggak terus di Jakarta, suka pulang kampung, bantu-bantu tani, panen," kata Jaja.
"Jadi kalau jualan begini kan bebas, besar kecilnya (pendapatan), kalau ada keperluan bisa ngirim (ke keluarga di kampung)," imbuhnya.
Lebih lanjut, Jaja mengakui jika ia adalah salah satu pedagang kembang tahu yang masih kuat memikul barang dagangannya meski menempuh jarak yang jauh.
Dia juga mengaku belum bertransformasi menggunakan sepeda motor, lantaran pelanggannya kebanyakan berada di gang-gang sempit.
Sehingga mau tidak mau, Jaja melanjutkan berdagang dengan cara memikul dua dandang kembang tahu hingga hari ini.
"Sekarang banyak yang enggak jualan kembang tahu lagi karena satu, kecapekan mikul," kata Jaja.
"Ada juga yang jualan di motor, tapi yang di motor harus di tempat-tempat tertentu, kayak di komplekkan, gang-gang sempit kayak gini mah susah," imbuhnya.
Jaja sendiri tak menampik jika pembeli kembang tahu kian hari kian sedikit lantaran sudah mulai ditinggalkan penikmatnya.
Tak jarang, Jaja juga harus membawa pulang kembang tahu jualannya untuk makan di kontrakan, lantaran tak kunjung habis ketika sore hari tiba.
Padahal, tiap harinya jaja sudah berkeliling berpuluh-puluh kilometer sambil membawa pikulan, demi menawarkan kuliner tradisional tersebut.
Wilayah yang biasa ia lewati di antaranya Palmerah, Kebon Jeruk, hingga Kembangan, Jakarta Barat.
"Karena kan enggak bisa dibesokin, ukurannya sehari semalam habis. Kalau sisa paling bikin tahu buat kami, dikukus," kata Jaja.
Adapun dalam sehari, Jaja biasa memasak 2 kilogram kacang kedelai untuk bahan pembuatan tahu sutra.
Sementara jumlah porsi yang biasa laku terjual berkisar 50-100 porsi.
"Namanya jualan (pendapatan) enggak tentu, kadang sehari Rp 100.000 atau Rp 50.000, itu udah setoran. Setorannya Rp 100.000," katanya.
Jaja berujar, ia belum memiliki niat untuk berhenti jualan kembang tahu.
Menurutnya, meski peminatnya sudah mulai menipis, namun setidaknya ia bisa melestarikan kuliner tradisional khas tanah kelahirannya itu. (m40)
Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News
Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini
Ratusan Ibu-ibu Belajar Ngonten untuk Tiktok Shop dan Tokopedia |
![]() |
---|
PNM Mekaarpreneur Dukung Kemandirian Ekonomi Perempuan Lewat Pendampingan Intensif Produksi Usaha |
![]() |
---|
Empat Tahun Holding Ultra Mikro, PNM Bersama BRI dan Pegadaian Wujudkan Akses Keuangan Merata |
![]() |
---|
PNM Ajak Nasabah Ubah Limbah Plastik Jadi Sumber Pendapatan |
![]() |
---|
UMKM Depok Mengeluh Bikin Sertifikasi Halal Sulit, Minta Pendampingan dari Pemerintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.