Berita Nasional

Barikade 98 Desak Polisi Tangkap Pemukul Sekjen Pemuda Pancasila Arif Rahman, Umar Kei Lapor Balik

Kasus kudeta kepemimpinan Kadin kini melebar menjadi aksi premanisme yang melibatkan ormas besar. Bagaimana reaksi polisi?

Editor: Valentino Verry
Ist
Sekjen Barikade 98 yang juga Sekjen Pemuda Pancasila (PP) Arif Rahman menjadi korban pemukulan dari Umar Kei. Arif sendiri adalah stafsus Arsjad Rasjid, Ketum Kadin 2021-2026. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kasus kudeta kepemimpinan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid oleh Anindya Bakrie, berbuntut panjang.

Kini, kasus tersebut berkembang menjadi aksi premanisme yang melibatkan ormas besar di Indonesia.

Seperti diketahui, Sekretaris Jenderal Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade 98), Arif Rahman, yang juga Sekjen Pemuda Pancasila (PP), menjadi korban pemukulan.

Atas apa yang dialami Arif Rahman itu, Barikade 98 melalui Deputi Bidang Hukum Yoseph Arthur Lumbanraja tak terima. 

Pihaknya mengutuk keras tindakan yang telah mengarah ke aksi persekusi hingga premanisme tersebut. 

"Barikade 98 menentang dan mengutuk keras aksi kekerasan, persekusi dan premanisme ala rezim otoriter militeristik Orde Baru oleh segerombolan orang yang melakukan tindakan pengecut pengeroyokan kekerasan pemukulan dan pelemparan terhadap Arief Rahman, Sekjen Pemuda Pancasila yang juga sebagai Sekjen  Barikade 98," kata Yoseph dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (19/9/2024). 

Baca juga: Ini Profil Taufan Nugroho, Menantu Aburizal Bakrie, Terseret Pengeroyokan Stafsus Arsjad Rasjid

“Sekjen Barikade 98 adalah kehormatan dan marwah organisasi. Jadi kekerasan  yang dilakukan kepada Sekjen Barikade 98 adalah penghinaan terhadap organisasi Barikade 98.

Maka kami pastikan, kami tidak akan tinggal diam hingga penegak hukum segera mengambil tindakan menangkap semua pelakunya dan melakukan proses hukum,” tegas Yoseph.

Yoseph menegaskan, pihaknya menunggu kerja cepat pihak kepolisian dalam menuntaskan kasus pemukulan Sekjen Barikade 98 Arif Rahman yang terjadi di Menara Kadin pada Senin 17 September 2024.

"Karena itu kasus pemukulan Sekjen Barikade 98 harus diusut tuntas. Kami yakin polisi mampu dengan mudah menangkap pelakunya berdasarkan CCTV dan keterangan para saksi di lokasi kejadian," ujar Yoseph. 

Barikade 98 sebagai organisasi kumpulan para Aktivis 98 yang tersebar di 38 Provinsi di Indonesia, selain melakukan desakan agar kepolisian segera menangkap para pelaku, juga akan terus memantau proses penanganan yang dilakukan pihak penegak hukum.

Baca juga: Polda Metro Usut Dugaan Pengeroyokan oleh Umar Kei ke Stafsus Arsjad Rasjid, Ini Kronologinya

“Kami yakin profesionalisme kepolisiian bisa segera menangkap pelaku dengan bukti awal kejadian dari CCTV dan kesaksian semua pihak yang berada di lokasi kejadian," tegas Yoseph.

Sebelumnya, Arif Rahman membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Arif Rahman melaporkan terkait dugaan pengeroyokan di Menara Kadin, Jakarta Selatan.

Laporan Arif Rahman teregister dengan nomor LP/B/5591/IX/2024/SPKT POLDA METRO JAYA. Arif Rahman melaporkan terkait Pasal 170 KUHP tentang Tindak Pidana pengeroyokan.

Kuasa hukum keluarga Umar Key, Abdul Fatah Pasolo, di Polda Metro Jaya, Rabu (18/9/2024).(DOK. Istimewa )
Kuasa hukum keluarga Umar Key, Abdul Fatah Pasolo, di Polda Metro Jaya, Rabu (18/9/2024).(DOK. Istimewa ) (istimewa)

Sementara itu, saudara tokoh Maluku Umar Kei, Hermawan Ngabalin, melaporkan Staf Khusus Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 Arsjad Rasjid, Arif Rahman, ke Polda Metro Jaya, Rabu (18/9/2024). 

Hermawan melaporkan Arif atas kasus dugaan penganiayaan. 

Laporan itu teregistrasi dengan nomor STTLP/B/5626/IX/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA. 

“Yang kami laporkan itu Pak Arif Rahman dan kawan-kawan. Nanti teman-teman penyidik yang akan mengembangkan,” kata kuasa hukum keluarga Umar Kei, Abdul Fatah Pasolo, saat dikonfirmasi, Kamis (19/9/2024). 

Fatah mengatakan, dugaan penganiayaan oleh Arif dan teman-temannya itu terjadi di lantai tiga Menara Kadin Indonesia, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2024) pukul 23.00 WIB. 

Mulanya, Hermawan bersama Umar Kei datang ke Menara Kadin Indonesia setelah dihubungi oleh adik ipar Ketua Umum Kadin versi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Anindya Bakrie, Taufan Nugroho. 

Dalam sambungan telepon itu, Taufan menyampaikan bahwa Menara Kadin Indonesia disambangi sejumlah orang. 

“Karena Bang Taufan menelepon beliau (Umar Kei) dan meminta konfirmasi, 'Apakah ini orang-orang Bang Umar atau bukan?’” ujar Fatah menirukan percakapan Taufan dan Umar. 

Hermawan dan Umar Kei pun menuju Menara Kadin Indonesia dengan rombongan berjumlah 12-15 orang untuk memastikan kehadiran orang-orang yang dimaksud Taufan. 

“Nah, ketika sampai di sana, ternyata itu bukan orang-orang beliau (Umar Kei) dan beliau bertemu dengan orang-orang tersebut. Ternyata, mereka adalah sekuriti dan beberapa orang Timur,” kata Fatah. 

Dalam percakapan dengan sekuriti, Umar Kei mempertanyakan apa yang menjadi permasalahan sehingga mereka berkumpul di Menara Kadin Indonesia. 

Kepada Umar Kei, salah satu sekuriti mengaku khawatir dengan status pekerjaan mereka di Menara Kadin Indonesia mengingat terjadi dualisme kepemimpinan antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. 

“(Sekuriti bilang) ‘Kami khawatir kalau kontrak kami diputus. Padahal, kontrak kami itu berkata di tahun 2025. Keinginan kami, kontrak kami jangan diputus, hanya itu permintaan kami,” ungkap Fatah. 

Setelahnya, Umar Kei menemui Taufan yang berada di lantai 29 Menara Kadin Indonesia untuk menyampaikan keresahan para sekuriti. 

Menjawab kekhawatiran itu, Taufan menjanjikan bahwa kontrak para sekuriti bukan hanya sampai tahun 2025, melainkan akan diperpanjang sampai 2026. 

“Setelah itu Bang Umar kembali bertemu dengan teman-teman sekuriti dan menyampaikan itu, dan mereka sepakat, sudah dapat titik temunya dan clear masalah itu,” kata Fatah melanjutkan. 

Pada saat bersamaan, Arif Rahman beserta rombongan tiba di Menara Kadin Indonesia. 

Arif Rahman dan rombongannya disebut turut ikut campur dalam pertemuan Umar Kei dengan para sekuriti. 

Dalam momen itu, Arif Rahman disebut memperkenalkan diri sebagai sekretaris jenderal salah satu organisasi masyarakat (ormas).  

“Bang Umar tampil di situ sebagai pihak yang mencoba untuk mencari solusi atau jalan tengah antara pihak sekuriti dan pengelola gedung, dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah Kadin,” ucap Fatah. 

Setelahnya, semuanya berpindah ke salah satu ruang rapat di lantai tiga Menara Kadin Indonesia. 

Pada pertemuan itu, turut hadir Taufan Nugroho, Umar Kei, Hermawan, dan Arif Rahman

Seketika terjadi keributan di ruangan tersebut. Arif Rahman disebut menyuruh rombongannya yang berjumlah 50 orang untuk masuk ke ruang rapat. 

“Ketika orang-orang Pak Arif Rahman mendobrak pintu dan terbuka, beliau (Hermawan) ini mau dipotong, dia sempat menangkap parang lalu saling tarik-tarikan,” ujar Fatah. 

“Ini tangannya (Hermawan) luka, karena tajamnya parang. Lalu, sambil memegang parang, orang-orang Pak Arif Rahman memukul dia (Hermawan). Jadi, makanya ada memar,” pungkasnya. 

Adapun Arif Rahman sebelumnya juga telah melaporkan Umar Kei dan Taufan Nugroho ke Polda Metro Jaya pada Selasa (17/9/2024) terkait kasus dugaan pengeroyokan. 

Laporan Arif teregistrasi dengan nomor STTLP/B/5591/IX/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved