Kesehatan
Begini Saran Ahli Terkait Usia Optimal untuk Khitan Anak
Sunat atau secara medis dikenal dengan istilah sirkumsisi, tidak lagi sebagai tindakan agama Islam, namun untuk alasan kesehatan. Simak tips ini.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sunat atau secara medis dikenal dengan istilah sirkumsisi, tidak lagi sebagai tindakan agama Islam, namun untuk alasan kesehatan.
Sebelum mengajak si kecil sunat atau khitan, para orangtua biasanya akan melakukan survei terlebih dahulu.
Selain survei seputar harga dan tempat khitan, biasanya orangtua juga akan bertanya pada teman atau kerabat, kapan sebaiknya si kecil dikhitan, dan adakah usia optimalnya.
Baca juga: Baim Wong Lega Sunatkan Kiano Tiger Wong, Pakai Motode Optical Maser di Rumah Sunat dr Mahdian
dr Yessi Eldiyani, dokter Spesialis Bedah Anak Subspesialis Bedah Digestif Anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya kepada Wartakotalive.com memaparkan tentang khitan.
Usia Terbaik untuk Khitan
Dari sisi medis, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur khitan.
Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan dapat dilakukan kapan saja.
Saat ini, semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sejak dini, bahkan sebelum si kecil berusia 1 tahun.
Selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Manfaat yang didapat dengan khitan yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan khitan yang dilakukan ketika anak berusia sekolah.
Bedanya, penggunaan anestesi pada pasien bayi dapat lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang berusia lebih besar.
Lalu, ketika masih bayi, si kecil belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun dapat lebih cepat.
Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.
Pasien yang Tidak Boleh Khitan
Selain memerhatikan usia yang tepat untuk menjalani proses khitan, orangtua juga perlu memerhatikan kondisi kesehatan si kecil.
Pasalnya, ada beberapa kondisi medis tertentu yang tidak disarankan untuk dilakukan tindakan khitan karena dapat berisiko terjadinya komplikasi.
Kondisi medis tersebut di antaranya:
1. Adanya hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis, tetapi pada bagian ventral penis
Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan.
2. Adanya epispadia, berkebalikan letaknya dengan hipospadia, yaitu di bagian dorsal penis, dengan gejala yang sama
3. Si kecil mengalami kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia aplastik
Oleh karena itu, ada baiknya tindakan khitan dilakukan di rumah sakit bersama dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak.
Hal itu dilakukan agar apabila ditemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu, dokter dapat memberikan penjelasan dan penanganan yang lebih tepat.
Pentingnya Edukasi Pasien Setelah Tindakan Khitan
Setelah tindakan khitan, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan.
Oleh karena itu, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Reaksi tersebut antara lain seperti rasa ngilu pada kepala penis yang baru dikhitan.
Hal tersebut wajar terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau ketika kontak dengan celana dalam.
Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu dua hingga empat minggu.
Pasien disarankan untuk menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat.
Jika selesai berkemih jangan lupa bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada tiga hari pertama setelah khitan.
Selanjutnya, pada seminggu awal khitan sebaiknya mengurangi sejumlah aktivitas tertentu seperti naik sepeda, naik motor, atau menunggang kuda untuk mengurangi gesekan antara luka khitan dengan sadel.
Jangan lupa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis anak sebelum mengajak buah hati Anda untuk dikhitan.
Follow the WartaKotaLive.Com channel on WhatsApp ini
Dokter Khitan
Khitan Tanpa Suntik
Metode khitan
klinik khusus khitan
khitan
khitan anak
sunat
sunat anak
usia terbaik untuk khitan
usia terbaik untuk sunat
Konsumsi Susu Whey Protein Bantu Pemulihan Otot Selepas Aktivitas |
![]() |
---|
Pertama di Asia, RS EMC Grha Kedoya Rilis Alat PET/CT Seluruh Tubuh dengan Kecepatan Pindai 4 Menit |
![]() |
---|
Rekomendasi Nakes Jadi Faktor Utama Keputusan Pembelian Suplemen di Indonesia |
![]() |
---|
Tes Skrining Otak bisa Dilakukan Lewat Aplikasi, Simak Caranya |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Estetika, JEC Soroti Peran Vital Oculoplasty untuk Organ Penglihatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.