Viral Media Sosial

Pimpinan KPK Ngaku Masih Bisa Tidur Nyenyak Tanggapi Survei Litbang Kompas, Said Didu: Paraaahhhh!

Citra KPK di Survei Litbang Kompas Rendah, Pimpinan KPK Akui Masih Bisa Tidur Nyenyak, Said Didu: Paraaahhhh !!!!

Editor: Dwi Rizki
Akun Twitter @msaid_didu
Said Didu dan Rocky Gerung 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Survei Litbang Kompas menempatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di urutan paling buncit dalam riset terkait citra positif antar lembaga.

Di urutan pertama terdapat TNI, selanjutnya berurutan Polri, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Kejaksaan, Mahkamah Agung (MA).

Kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Konstitusi (MK) dan terakhir KPK.

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing.

Meskipun diketahui, citra positif lembaga anti rasuah itu paling rendah dibandingkan lembaga lainnya.

Menurut Alex, apa yang beredar di masyarakat mengenai KPK hanya merupakan rumor.

Masyarakat dinilainya tidak mengetahui tugas pokok dan fungsi KPK.

Dikutip dari Kompas.com, Alex mengaku tidak terpengaruh, dirinya bahkan masih bisa tidur nyeyak setelah menetahui hal tersebut.

"Saya sangat menghargai berbagai survei, termasuk tadi saya di-WA (Whatsapp) beberapa teman 'Pak, itu KPK terendah'," kata Alex dalam diskusi di Tebet, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

"Saya tidak terpengaruh dengan survei-survei seperti itu. Sama sekali tidak terpengaruh. Saya masih bisa tidur nyenyak," tambah Alex.

Alex menuturkan, persepsi masyarakat yang tercermin pada hasil survei sangat dipengaruhi operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK.

Ketika survei digelar beberapa waktu setelah publik mendengar pemberitaan OTT di televisi, responden memberikan tanggapan positif.

Baca juga: Hotman Paris Dicurhati PSK, Ngaku Tak Dibayar Setelah Dipakai Jasanya, Singgung Oknum Pengacara R

Baca juga: Bukan Glaukoma, Rupanya Arkus Kornea yang Buat Mata Adul Berselaput, Kenali Gejala dan Pengobatannya

Sebaliknya, ketika KPK sudah lama tidak menggelar OTT responden memberikan tanggapan negatif.

"Dan itu betul. Ketika KPK melakukan OTT terhadap menteri, dua minggu kemudian survei naik," kata Alex.

"Lalu apa yang harus saya komentari terkait survei itu. Jadi ya udah, survei is survei, terima saja. Enggak ada yang perlu dikomentari," lanjutnya

Dalam kesempatan itu, Alex mengungkapkan banyak persoalan yang terjadi di internal KPK.

Menurutnya, kunci dalam pemberantasan korupsi tidak bisa hanya dibebankan terhadap pimpinan KPK.

Sebab, intervensi juga bisa masuk ke pegawai dari luar.

Selain itu, terdapat keluhan bahwa pegawai KPK yang berasal dari instansi luar tidak tunduk pada pimpinan dan seperti memiliki bos di luar KPK.

Pernyataan Alex ditanggapi Said Didu.

Lewat status twitternya, @msaid_didu, pada Jumat (21/6/2024); Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu terlihat sangat kecewa.

tak banyak kalimat yang dituliskannya, hanya sebuah ungkapan menanggapi pernyataan Alex yang mengaku tak terpengaruh atas jebloknya citra KPK saat ini.

"Paraaahhhh !!!!" tulis Said Didu.

Survei Litbang Kompas: Citra Positif KPK Paling Rendah

Sebelumnya, hasil jejak pendapat Litbang Kompas pada 27 Mei-2 Juni 2024 menunjukkan, KPK menjadi lembaga dengan citra positif paling rendah.

Menurut survei, KPK mendapatkan angka citra positif sebanyak 56,1 persen.

Sementara, sebanyak 33,4 persen menyatakan buruk dan 10,5 persen mengaku tidak tahu.

Sementara itu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi lembaga dengan citra positif berdasarkan survei tersebut.

Survei menunjukkan, 89,8 persen menilai TNI punya citra baik.

Hanya 2,9 persen yang menyatakan buruk dan 7,3 persen tidak tahu.

Adapun survei ini dilakukan dengan metode wawancara telepon terhadap 1.200 responden dari 38 provinsi se-Indonesia.

Survei ini sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Metode survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Berikut daftar lengkap penilaian citra lembaga berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru:

1. TNI

Baik: 89,8 persen

Buruk: 7,3 persen

Tidak Tahu: 2,9 persen

2. Polri

Baik: 73,1 persen

Buruk: 22,5 persen

Tidak Tahu: 4,4 persen

3. Dewan Perwakilan Daerah

Baik: 68,6 persen

Buruk: 15,7 persen

Tidak Tahu: 15,7 persen

4. Kejaksaan

Baik: 68,1 persen

Buruk: 11,9 persen

Tidak Tahu: 20 persen

5. Mahkamah Agung

Baik: 64,8 persen

Buruk: 16,5 persen

Tidak Tahu: 18,7 persen

6. Dewan Perwakilan Rakyat

Baik: 62,6 persen

Buruk: 28,5 persen

Tidak Tahu: 8,9 persen

7. Makamah Konstitusi

Baik: 61,4 persen

Buruk: 19,3 persen

Tidak Tahu: 19,3 persen

8. Komisi Pemberantasan Korupsi

Baik: 56,1 persen

Buruk: 33,4 persen

Tidak Tahu: 10,5 persen

Survei Litbang Kompas Soal Kinerja Jokowi

Hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan masyarakat menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil melakukan pemerataan pembangunan, dengan tingkat kepuasan mencapai 74,5 persen.

"Paling besar terekam pada upaya pemerintah memeratakan pembangunan antarwilayah dengan kenaikan 6,6 persen menjadi 74,5 persen," demikian tulis Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Jumat (21/6/2024).

Dalam hasil survei itu disebutkan, kepuasan terhadap pemerataan pembangunan menjadi indikator dengan tingkat apresiasi tertinggi terhadap Presiden Jokowi di bidang ekonomi.

Selain itu, masyarakat juga memuji pemerintahan Presiden Jokowi yang dianggap berhasil dalam upaya mengendalikan harga barang dan jasa.

Dalam survei itu tercatat ada sebanyak 56,4 persen responden menyatakan puas dengan upaya pemerintah mengatasi kestabilan harga barang dan jasa.

Survei Litbang Kompas juga menunjukkan sebanyak 58,6-62,4 persen masyarakat memuji kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dalam memberdayakan petani dan nelayan, serta upaya kemandirian dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri.

"Dari kenaikan apresiasi semua indikator di bidang ekonomi, tampak bahwa pemerintah cukup mampu menjaga aspek-aspek penting yang berkaitan secara langsung dengan keseharian masyarakat," tulis Harian Kompas.

Metode penelitian ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen.

Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved