Berita Jakarta

Jakarta Berpotensi Tenggelam karena Penggunaan Air Tanah, Aktivis Usulkan Bentuk Badan Regulasi Air

Aktivis Soroti Jakarta Berpotensi Tenggelam karena Penggunaan Air Tanah, Dinilai Perlu Badan Regulasi Air

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Direktur Operasional Perumda PAM Jaya Syahrul Hasan saat diskusi publik bertajuk ‘Jakarta Tenggelam Krisis Air Tanah’. Acara ini digelar di Gedung Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/6/2024).  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Krisis air tanah yang mendera kota Jakarta dalam beberapa tahun terakhir telah memicu sejumlah persoalan yang kian mengkhawatirkan.

Salah satu dampak besarnya adalah penurunan air tanah yang membuat beberapa wilayah Jakarta tenggelam dan mengakibatkan kurangnya pasokan air bersih bagi warga Jakarta.

Hal ini menjadi sorotan tajam organisasi Poros Rawamangun hingga menggelar diskusi publik bertajuk ‘Jakarta Tenggelam Krisis Air Tanah’.

Acara ini digelar di Gedung Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/6/2024).

“Kita ketahui problem pengadaan air bersih di Jakarta sangat membutuhkan konsentrasi penting agar kebutuhan air bersih di Jakarta dapat terpenuhi,” kata Ketua Poros Rawamangun Rudy Darmawanto dalam acara diskusi tersebut.

Rudy kemudian, mengulas temuan, banyaknya penggunaan air tanah di sejumlah kawasan rumah susun Jakarta yang menggunakan air dengan komposisi 30 persen menggunakan PDAM dan 70 persen menggunakan air tanah.

Menurut Rudy, di tengah krisis air Jakarta, penggunaan air tanah sudah seharusnya dibatasi dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah.

Baca juga: IPB University Gelar Uji Emisi Kendaraan, Berikut Jadwal dan Lokasinya.

Baca juga: Heboh Kasus Timah Harvei Moeis, Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Banyaknya Tambang Ilegal di Kalsel

“Harusnya ada pengawasan ketat yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi penggunaan air tanah di Jakarta,” kata Rudy.

Sebab, menurutnya, jika penggunaan air tanah tidak diawasi dan dibatasi dengan ketat maka penurunan muka air tanah makin tinggi dan dapat dipastikan Jakarta akan cepat tenggelam.

Karena itu, Rudy pun meminta para peserta diskusi yang notabene merupakan aktivis organisasi kepemudaan, dapat bertindak kritis dan concern terhadap persoalan ini.

Sementara itu, Direktur Operasional Perumda PAM Jaya Syahrul Hasan mengungkap, beberapa kendala yang dialami korporasi karena masih belum dapat memenuhi pasokan air minum bagi warga Jakarta.

Dia menjelaskan, selisih kekurangan bagi kebutuhan air bersih warga Jakarta mencapa 11.000 liter perdetik dari tingkat kebutuhan pasokan air yang mencapai 31.000 liter perdetik.

Tingginya selisih kekurangan itu salah satunya karena Pam Jaya baru dapat mengoptimalkan air bersih dari 2 sungai di Jakarta, yakni Sungai Ciliwung dan Sungai Pesangrahan. Sementara pengelolaan sungai Krukut baru tahun ini dikelola oleh Perumda Pam Jaya.

Selain itu, dalam hal jangkauan pengelolaan air bersih, saat ini Pam Jaya baru memiliki jaringan perpipaan air bersih yang menjangkau sebanyak 65 persen warga, dan masih kekurangan 35 persen dari total kebutuhan.

“Kami tidak dapat asal mengelola air dari sungai-sungai di Jakarta sebab dipengaruhi langsung oleh ketahanan air di sungai-sungai tersebut,” kata Syahrul.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved