Olimpiade Paris 2024

Bergabung dengan Timnas Indonesia U23 di Prancis, Dewangga: Saya Main atau Tidak, Pasti Menang

Alfeandra Dewangga telah bergabung dengan Timnas Indonesia U23 di Paris. Bek PSIS Semarang itu yakin bakal raih tiket olimpiade

Editor: Rusna Djanur Buana
Tribunnews.com
Bek Timnas Indonesia U23 Alfeandra Dewangga sudah bergabung dengan Pratama Arhan dkk di Paris Prancis. Dewangga yakin Indonesia menang atas Guinea di playoff antarkonfederasi memperebutkan tiket terakhir olimpiade. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Alfeandra Dewangga sudah bergabung dengan timnas U23 Indonesia di Paris, Perancis.

Bek PSIS Semarang itu secara khusus di panggil oleh pelatih Shin Tae-yong untuk memperluat lini belakang untuk melawan Guinea.

Pasalnya Garuda Muda tidak akan diperluat oleh dua bek tangguh sekaligus kapten tim Rizky Ridho, dan Justin Hubner.

Rizky Ridho masih menjalani hukuman larangan bermain akibat kartu merah saat melawan Uzbekistan, sementara Hubner terkena akumulasi kartu kuning.

Laga timnas Indonesia vs Guinea dijadwalkan bergulir di Clairefontaine, Perancis, pada Kamis (9/5/2024).

Laga tersebut memperebutkan tiket terakhir cabang sepak bola putera Olimpiade Paris 2024.

Dewangga menceritakan perjalanannya dari Indonesia ke Perancis.

Seperti diketahui bek berusia 22 tahun itu tak ikut berkompetisi bersama timnas U23 Indonesia di Piala Asia U23 2024 di Qatar.

“Ya, perjalanan pasti capek, apalagi saya langsung dari Semarang,” kata Dewangga dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

“Lalu transit di Singapura baru ke Paris, sekitar jam setengah 9 pagi tadi baru ke tempat latihan,” ujarnya lagi.

Baca juga: Kabar Baik, Duel Krusial Timnas Indonesia U23 versus Guinea U23 Disiarkan Langsung RCTI

Dewangga mengaku sudah siap untuk memberikan pembuktian guna membantu timnas U23 Indonesia.

“Kalau dari saya, mau main atau tidak, Indonesia bisa ke Olimpiade,” kata bek kelahiran Semarang itu saat ditanya soal targetnya bersama timnas U23 Indonesia.

Lebih lanjut, Dewangga mengungkapkan soal kondisinya saat bergabung bersama timnas U23 Indonesia.

“Kalau kondisi saya, ada sedikit jetlag karena baru penerbangan dari Indonesia,” ujar pemain yang membawa timnnas U22 Indonesia juara SEA Games 2023.

“Namun, saya mencoba lebih cepat adaptasi dan saya melihat anak-anak kondisi bagus, chemistry baik, jadi saya yakin kita bisa menang,” tuturnya melanjutkan.

Menurut Dewangga, pelatih timnas U23 Indonesia, Shin Tae-yong, sudah memberikan arahan agar dirinya bisa mengatur kondisi.

“Lebih ke pelan-pelan karena perjalanan jauh jadi bisa mengatur kondisi bagus,” ucapnya.

Fokus jaga kebugaran

Timnas Indonesia U23 sudah tiba di Paris, sejak Senin (6/5) setelah menempuh perjalanan beberapa jam dari Doha, Qatar.

Baca juga: Timnas Indonesia U23 Krisis Bek, Buka Opsi Panggil Elkan Baggot dan Dewangga Hadapi Guinea

Coach STY mengaku langsung memberikan latihan ringan untuk pemulihan fisik.

Pasalnya mereka baru saja melakoni perjalanan yang sangat jauh.

"Semua menggunakan jaket yang tebal, suhu lumayan dingin.

Yang paling penting sebenarnya kontrol kondisi pemain. Jadi secara psikologis mulai capek, mulai lelah.

Yang penting kita bisa kontrol kondisi pemain agar tetap bugar," ujarnya.’

Shin mengakui kedatangan di Paris memang dijadwalkan jauh-jauh hari.

Ini dilakukan agar pemain memiliki adaptasi dengan cuaca yang cukup.

Sebagai perbandingan, saat putaran final Piala Asia U23 di Doha, cuaca sangat panas sekitar 35 derajat celsius.

Akan tetapi, saat ini di Paris relatif dingin, sekitar 12 derajat celcius, sehingga adaptasi pemain terhadap cuaca harus dilakukan jauh-jauh hari.

"Jadi memang ada kesulitan masalah makanan dan tidur.

Baca juga: Tidak Main-Main, Ini Kekuatan Guinea yang Mampu Menghancurkan Mimpi Timnas Indonesia U23

Karena kita juga buru-buru pesan hotel dan lain-lain karena baru bisa dilakukan setelah selesai pertandingan kemarin di Doha. Jadi ada masalah sedikit," ucapnya.

Shin Tae-yong juga mengeluhkan lapangan tempat berlatih, yakni Stade de Lagrange yang kurang representatif.

"Memang di bawah standar, ya.

Artinya tidak seperti di Doha, tetapi katanya di sini yang rumputnya paling baik.

Jadi mau tidak mau kita harus adaptasi dengan situasi dan kondisi di sini," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved