Horor! Ini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Korupsi Suami Sandra Dewi di Bangka Belitung

Suami selebriti Sandra Dewi diringkus Kejaksaan Agung RI karena terlibat dalam kasus korupsi tambang timah.

Editor: Desy Selviany
Istimewa
Suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis (HM) ditetapkan sebagai tersangka korupsi tata niaga Timah oleh Kejaksaan Agung, Rabu (27/4/2024). Berikut peran Harvey Moeis dan profilnya sebagai konglomerat muda yang kekayaannya tidak main-main di level Internasional. Harvey Moeis juga ternyata Brand Ambassador Ferrari Roma. Pernah hadiahi anak jet pribadi. 

WARTAKOTALIVE.COM - Suami selebriti Sandra Dewi diringkus Kejaksaan Agung RI karena terlibat dalam kasus korupsi tambang timah.

Tidak main-main, korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Timah tbk merugikan negara mencapai Rp217 triliun.

Membuat lebih geger lagi, korupsi tambang tersebut menyeret sosialita Helena Lim dan suami Sandra Dewi, Harvey Moeis.

Bahkan dalam keterangan Kejaksaan Agung RI, Harvey Moeis menjadi otak untuk melakukan permainan tambah timah yang dilakukan PT Timah tbk.

Di mana Harvey Moeis memfasilitasi PT Timah tbk untuk melakukan penambangan di lokasi ilegal.

Penambangan timah ilegal sendiri sudah menjadi momok di Bangka Belitung.

Dikutip dari Kompas.com data dari Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2021) menunjukkan, luas lahan kritis pada tahun 2019 di pulau timah ini seluas 20.078,1 hektar.

Jumlah itu masuk ke area pemukiman, zona pemerintah, dan kawasan perekonomian.

Di sisi lain, beroperasinya penambangan timah di Bangka Belitung yang sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Saat ini, ada sekitar 12.000 kolam bekas tambang timah di Kepulauan Bangka Belitung menunggu untuk direklamasi.

Ancaman kematian membayangi masyarakat sekitar, termasuk adanya dugaan radiasi yang dapat membahayakan kesehatan.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bangka Belitung Jessix Amundian mengatakan, ancaman bahaya membayangi lokasi-lokasi kolong atau bekas tambang yang belum dipulihkan.

Bahkan banyak warga meregang nyawa karena beraktivitas di kolong bekas tambang.

"Peristiwa kematian warga saat beraktivitas di kolong sering kita dengar. Karena memang digunakan masyarakat, sementara kawasan itu belum aman," kata Jessix kepada Kompas.com di kantor Walhi, Senin (12/12/2022).

Kondisi saat ini, kata Jessix, kolong yang sudah berubah menjadi kolam penampungan air, kerap digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan. Ironisnya, lokasi tersebut juga menjadi tempat bermain anak-anak.

"Belum ada plang setidaknya menyatakan ini belum direklamasi, artinya belum aman," ujar Jessix.

Baca juga: Sosok Pejabat yang Terlibat Korupsi Tambang Timah dengan Suami Sandra Dewi

Kolong juga berpotensi menjadi tempat peralihan habitat reptil seperti buaya, serta memicu perkembangan jentik nyamuk. Ini tentunya membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Jessix juga merujuk dokumen informasi kinerja yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup Bangka Belitung pada 2021 terkait adanya ancaman radiasi di bekas galian tambang.

"Ini memang perlu studi mendalam untuk mengetahui dampaknya. Apakah bisa mempercepat penyakit seperti lever atau kanker payudara," kata Jessix.

Menurut Jessix, potensi radiasi memang bukan anggapan semata. Sebab selama ini Bangka Belitung diketahui memiliki kandungan mineral ikutan timah yang bersifat radioaktif.

Salah satunya berupa Thorium yang diyakini memiliki kualitas lebih baik dibanding negara lainnya.

"Thorium kita disebut sudah tua dengan kualitas yang diyakini lebih baik. India juga punya, tapi masih muda. Sementara China juga pernah bicara Thorium, tapi kita tidak tahu apakah sumbernya dari Bangka Belitung atau mereka sendiri yang punya," ungkap Jessix.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved