Bulutangkis
Marcus Gideon Pensiun dari Bulutangkis, Pernah Curhat Kesulitan Dapat Partner Ideal
Marcus Fernaldi Gideon, atlet bulutangkis ganda putra Indonesia memutuskan pensiun di usia 33 tahun untuk bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Marcus Fernaldi Gideon, atlet bulutangkis ganda putra Indonesia memutuskan pensiun di usia 33 tahun.
Marcus merupakan pilar dari The Minions (julukan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo).
Atlet kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991 ini gantung raket saat momen ulang tahunnya dengan alasan keinginan hati untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
25 tahun lamanya ia berkorban dan berlatih demi mengharumkan nama Indonesia.
Sinyal pensiun dari sosok yang akrab disapa Sinyo sudah tercium sejak bulan lalu usai mengadakan pembicaraan dengan ayahnya, Kurniahu Gideon (64).
Kurniahu merupakan sosok ayah yang mengenalkan Marcus akan bulutangkis di usianya yang masih belia.
Saat ditemui Warta Kota, Senin (11/3/2024), mantan pebulutangkis ranking tujuh dunia kategori tunggal putra pada tahun 1981 tengah sarapan pagi dengan setelan pakaian olahraga badminton.
Ia baru selesai melatih generasi muda untuk sesi pagi di Gideon Badminton Academy, sebuah akademi bulutangkis yang ia dan putranya dirikan untuk pembinaan bulutangkis di Indonesia.
Kurniahu mengaku turut terkejut dengan keputusan putranya.
Marcus yang dalam latihannya masih menunjukkan performa bagus berencana mundur dari dunia yang telah membesarkannya tersebut.

"Kemarin (bulan lalu) itu saya kira itu keputusan yang sebentar ya, karena dia masih latihan, dan persiapannya bagus. Dia juga masih yakin bersaing dengan lawan yang masih itu-itu saja," ujar Kurniahu saat ditemui di Gideon Badminton Academy, Kecamatan Gunung Putri, Bogor.
Ia mencontohkan lawan-lawan yang kemungkinan ditemui putranya seperti Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, Lee Yang/Wang chi Lin dari Taipe, Liang Wei Keng/Wang Chang dari China dan deretan pebulutangkis ganda putra dari negara lainnya saat ini.
Mempertahankan ritme latihan, tiba-tiba saja Marcus bercerita kepada ayahnya akan kebutuhan seorang patner.
"Dia cerita waktu bulan yang lalu. Pak saya tidak ada patner begini, mending saya mundur deh pak. Gantung raket," ujarnya menirukan kata-kata putranya.
Sebagai sosok ayah dan juga pelatih, Kurniahu sempat meminta putranya untuk menunda pensiun. Alasannya, karena anak bungsunya tersebut masih bermain apik.
Namun, anaknya tak punya patner ideal.
Sejumlah nama pebulutangkis ganda putrapun sempat diajukan oleh putranya, tapi tak terealisasi. Sama halnya dengan usulan dari ayahnya.
Keputusan tetap pada PBSI selaku induk olahraga bulutangkis Indonesia.
Hal tersebut disinyalir membuat Marcus kekeh ingin gantung raket.
Lagi-lagi, saat niat anaknya gantung raket, Kurniahu mencoba menundanya.
Baca juga: Sukses ke Babak 16 Besar Singapura Open 2023, Marcus/Kevin Tidak Berpikir Jauh Soal Olimpiade Paris
Ia menyayangkan keputusan putranya pensiun dini padahal masih bisa bersaing.
"Dia bilang, tak apalah. Yang penting bisa makan dan cukup," katanya sembari mengenang percakapannya kala itu.
Kurniahu dihadapkan dengan situasi berat. Hitung-hitungan kesanggupan putranya berprestasi dihadapkan dengan fakta putranya yang sulit mendapat patner seimbang.
Menurutnya, kenyataan pahit tersebut membuat Marcus kepikiran untuk gantung raket.
Permintaan mundur Marcus dari bulutangkis tak hanya terucap satu kali, melainkan lebih.
Disetiap momen itu pula naluri seorang pelatih sekaligus ayah membuat Kurniahu mencoba menunda keputusan anaknya.
Ia masih yakin dan percaya putranya masih bisa berprestasi.
"Kemarin waktu dia ulang tahun,memutuskan bahwa dia akan mundur dari PBSI dan mungkin gantung raket kalau tidak ada patner. Tapi kayaknya nya sih gantung raket. Katanya begitu," ucap Kurniahu.
Di momen ulang tahun Marcus yang ke 33 pada Sabtu (9/3/2024), Kurniahu belum mengetahui rencana putranya.
Ia yang tengah menonton badminton dan tidak membuka telepon genggam miliknya.
Baca juga: Muhammad Rayhan Nur Fadillah Berduet dengan Marcus Gideon: Semoga Saya Bisa Berikan yang Terbaik
Saat itu, sejumlah panggilan masuk dari teman-temannya menanyakan dirinya terkait keputusan Marcus gantung raket yang di umumkan sang atlet lewat Instagram pribadinya.
Kurniahu kaget dan mencoba membuka Instagram.
"Waduh. Bener-benar mundur. Saya cek Instagram. Dia tidak ada ngomong. Tapi ya sudahlah. Keputusan ada dalam dirinya," ujarnya menghargai keputusan putranya.
Menurutnya, Marcus telah mempertimbangkan banyak hal sebelum membulatkan tekad untuk pensiun.
Marcus sendiri sempat mengalami cedera di kaki yang mengharuskannya naik ke meja operasi sebanyak dua kali.
Namun, ia pensiun bukan karena faktor tersebut.
"Itu bukan isu. Saya kan tahu dia latihan di sini. Dia sudah sembuh total. Fisik juga tidak masalah. Kalau fisiknya tadi drop ya mungkin saja. Tapi ini kan tidak," katanya.
Sebagai orang tua, dirinya menghormati keputusan anaknya.
Marcus yang terakhir dipasangkan dengan Rayhan Nur Fadillah mengumumkan pensiun dengan membuat reels pencapaiannya di bulutangkis selama berkarir.
Keputusannya pun cukup mengejutkan pecinta bulutangkis Indonesia, termasuk PBSI yang tidak diberitahu pula.
Dalam perjalanan kariernya di bulu tangkis Indonesia, Marcus mulai dikenal usai meraih prestasi kala berpasangan dengan alm, Markis Kido dengan menjuarai French Open tahun 2013 dan Indonesia Master tahun 2014.
Memasuki tahun 2015, ia menemukan puncak performanya saat dipasangkan dengan Kevin, keduanya meraih Chinese Taipe Master.
Tahun 2016, kedua semakin menggila dengan membawa pulang gelar jauara Malaysia Master, India Open, Australia Open, China Open. Puncak performa keduanya ada di tahun 2017 dengan meraih gelar juara All England, Malaysia Open, India Open, Japan Open, Cina Open, Hong Kong Open, dan World Superseries Finals Dubai. Keduanya juga menduduki ranking satu dunia sektor ganda putra.
Memasuki tahun 2018, keduanya meraih gelar Indonesia Masters, India Open, All England, Indonesia Open, Asian Games, Japan Open, Denmark Open, Fuzhou China Open, dan Hongkong Open.
Pada tahun 2019, keduanya meraih gelar Malaysia Masters, Indonesia Masters, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, French Open, dan Fuzhou China Open.
Tahun 2020 keduanya memenangi Indonesia Masters, dan tahun 2021 menjuarai Hylo Open dan Indonesia Open. (raf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Taufik Hidayat Klaim Efisiensi Anggaran Kemenpora Tidak Berdampak untuk Bulu Tangkis |
![]() |
---|
Hasil Lengkap Final Indonesia Masters 2025, Jonatan Christie dan Fajar/Rian Raih Gelar Runner Up |
![]() |
---|
Cerita Kevin Sanjaya Kembali ke Lapangan Setelah Lama 'Menghilang' hingga Bermain Lawan The Daddies |
![]() |
---|
Lolos ke Final Indonesia Masters 2025, Fajar Alfian dan Rian Ardianto Ucap Terima Kasih ke Suporter |
![]() |
---|
Lewati Laga Alot, Jonatan Christie Melaju ke Final Indonesia Masters 2025 Usai Kalahkan Wang Tzu Wei |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.