Ramadan

Kenali Tingkatan Puasa, Mulai dari yang Umum, Khusus dan Spesial, Anda Termasuk yang Mana?

Bulan Ramadan ini umat muslim di dunia melaksanakan kewajiban yaitu puasa selama 30 hari. Lalu puasa yang bagaimana harus dilakukan ?

Istimewa
Ilustrasi Puasa Ramadan, bagaimana tingkatannya ? 

وأمّا صَوْمُ الْعُمُومِ فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قَضَاءِ الشَّهْوَةِ.

“Adapun Puasa Umum adalah menahan perut dan kemaluan dari menuruti syahwat, sebagaimana perinciannya yang terdahulu.”

وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ وَهُوَ صَوْمُ الصَّالحِيْنَ فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ عَنِ الْآثَامِ.

“Dan adapun Puasa Khusus adalah puasanya orang-orang saleh, adalah menahan pendengaran, pandangan, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari dosa-dosa.”

وأمَّا صَوْمُ خُصُوْصِ الخُصُوْصِ فَصَوْمُ القَلْبِ عَنِ الهِمَمِ الدَّنِيَّةِ وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللهِ عزَّ وجَلَّ بِالكُلِّيَّةِ وَيَحْصُلُ الفِطْرُ في هذَا الصَّوْمِ بِالفِكْرِ فيمَا سِوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاليَوْمِ الْآخِرِ وَبِاْلفِكْرِ في الدُّنْيَا، وَهٰذِهِ رُتْبَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالمُقَرَّبِيْنَ فإنَّهُ إِقْبَالٌ بِكُنْهِ الهِمَّةِ علَى اللهِ عزَّ وَجَلَّ وَانْصِرَافٌ عَنْ غَيْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ. ا.هـ بتصرّف

“Dan adapun Puasa Super Khusus adalah puasanya hati dari selera yang rendah, pikiran keduniaan, dan menahanya dari berpaling kepada selain Allah Allah subḥānahu wataʿālā secara totalitas.

Baca juga: Rekomendasi Masjid di Jakarta yang Menyediakan Makanan Gratis untuk Berbuka Puasa

Dan menjadi batal di puasa ini (khususil khusus) bila terlintas dalam hati pikiran selain Allah Allah subḥānahu wataʿālā dan Hari Akhir, dengan berfikir tentang dunia. Ini adalah tingkatan para nabi, shiddiqiin dan muqorrabiin, karena ini adalah menghadapkan semangat (tekad) kepada Allah dan berpaling dari selain Allah.” [Ihya Ulumuddin]

Perkataan ulama di atas adalah benar, tidak bertentangan dengan hadis yang sahih, atsar, dan perkataan ulama lainnya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, juga berperilaku seperti perilaku orang-orang bodoh, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minuman.” [HR. Bukhari]

Dan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ

“Berapa banyak seorang yang berpuasa tidak ada bagian dari puasanya melainkan lapar, dan berapa banyak seorang yang bangun beribadah pada malam hari tidak ada bagiannya dari bangun malamnya kecuali begadang.” [HR. Ibnu Majah. Hadis Hasan Sahih]

Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata:

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved