Kesehatan

Jangan Banyak Mengonsumsi Gula Tambahan Saat Buka Puasa, Ini yang Terjadi pada Tubuh Bila Berlebihan

Mengonsumsi terlalu banyak makanan manis selalu dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari penambahan berat badan hingga kerusakan gigi.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Pixabay
Perlu diperhatikan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula agar tidak terkena penyakit. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Setelah berpuasa selama 14 jam, saat berbuka disarankan untuk segera minum dan makanan yang manis. 

Hal ini untuk mengganti dengan cepat glukosa darah yang menurun setelah berpuasa.

Namun, jangan jadi sebuah pembenaran ketika saat berbuka makan dan minum manis yang berlebihan.

Baca juga: 7 Makanan Bernutrisi untuk Jaga Kesehatan Kandung Kemih, Ada Kacang hingga Bawang Putih

Pasalnya, mengonsumsi terlalu banyak makanan manis selalu dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari penambahan berat badan hingga kerusakan gigi. 

Mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan secara terus-menerus dapat menimbulkan beberapa efek yang sangat merugikan.

Lantas, apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh Anda jika Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan manis?

Baca juga: 10 Manfaat Makan Melon untuk Kesehatan Tubuh dan Cara Memilih Melon yang Baik

Inilah yang mungkin Anda alami jika Anda terlalu menyukai makanan manis.

1. Menyebabkan gula darah naik turun secara drastis 

Tubuh kita membutuhkan karbohidrat, dan gula adalah karbohidrat dalam bentuk paling sederhana.

Tapi terlalu banyak karbohidrat sederhana dapat meningkatkan kadar gula dalam darah Anda, menyebabkan lonjakan dan penurunan drastis.

Jika gula darah Anda turun terlalu rendah, Anda mungkin mengalami gejala tidak menyenangkan seperti mual, kelelahan, gemetar, atau detak jantung yang cepat.

2. Dapat menyebabkan penambahan berat badan

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa setelah Anda makan permen atau soda, Anda tidak merasa kenyang dalam waktu lama? 

Itu karena gula mengandung karbohidrat yang cepat dicerna dan menawarkan sedikit nutrisi lain, sehingga tidak terlalu mengenyangkan.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan juga dapat menurunkan hormon penekan nafsu makan dan meningkatkan kadar hormon yang memicu rasa lapar.

Ini mungkin alasan mengapa makan terlalu banyak makanan manis sangat terkait dengan penambahan berat badan.

Penelitian pada tahun 2019, misalnya, mengaitkan konsumsi gula berlebihan dengan tingkat obesitas yang lebih tinggi.

3. Dapat menyebabkan gigi berlubang

Ingin kunjungan ke dokter gigi semakin jarang? Kurangi gula

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, gula adalah “faktor makanan penting” yang menyebabkan perkembangan gigi berlubang.

Alasannya gula menyediakan makanan bagi bakteri berbahaya yang menghasilkan asam. Asam ini pada akhirnya mendemineralisasi enamel dan dentin, jaringan yang membentuk sebagian besar gigi Anda. 

Menyikat gigi dengan baik dapat membantu menghilangkan bakteri ini, tetapi untuk meningkatkan kesehatan gigi Anda, minimalkan tambahan gula.

4. Berkontribusi pada Peradangan

Gula telah lama dikenal sebagai makanan yang menyebabkan peradangan, dan fakta ini didukung oleh banyak penelitian. 

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2022 misalnya, gula dalam makanan mungkin menjadi faktor kunci terjadinya dan memperburuk peradangan, terutama bila dikombinasikan dengan makanan olahan.

Peradangan adalah penyebab utama dari banyak masalah kesehatan, seperti penyakit autoimun dan penyakit radang usus. 

Jadi sebaiknya jaga gula sebisa mungkin.

5. Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Semua peradangan yang berhubungan dengan gula dapat menimbulkan akibat yang cukup meresahkan. 

Selain dikaitkan dengan penyebab umum, seperti penyakit autoimun, penyakit jantung juga dikaitkan dengan peradangan. 

Menurut Harvard Health, gula adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan jantung.

Sebuah studi Harvard tahun 2014 menemukan bahwa semakin banyak kalori yang dikonsumsi  dari gula, semakin besar risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

6. Dapat Menyebabkan Masalah Kulit

Penelitian sebelum tahun 2010 mengungkapkan bahwa mengonsumsi gula berlebihan menciptakan produk akhir glikasi tingkat lanjut.

Produk sampingan gula ini merusak serat kolagen dan elastin di kulit, sehingga membuat penampilan menjadi kurang awet muda.

Jerawat mungkin juga disebabkan oleh gula dalam makanan Anda. 

Dalam sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 24.000 subjek, mengonsumsi makanan berlemak dan bergula dikaitkan dengan risiko jerawat 54 persen  lebih tinggi.

Berapa asupan gula yang ideal?

Karena setiap orang memiliki kebutuhan kalorinya masing-masing berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan faktor lainnya, maka tidak ada rekomendasi tunggal mengenai berapa banyak gula yang dianggap terlalu berlebihan. 

Namun, sebagai gambaran kasarnya, pedoman diet untuk orang Amerika 2015-2020 menyarankan untuk membatasi kalori yang berasal dari gula tambahan tidak lebih dari 10 persen dari asupan harian Anda. 

Untuk diet 2.000 kalori per hari, itu berarti 200 kalori, atau sekitar 12 sendok teh. Untuk kesehatan jantung yang optimal, American Heart Association merekomendasikan untuk menjaga gula lebih rendah lagi, yaitu 6 persen dari kalori harian.

Apakah mengonsumsi gula tambahan bermanfaat? 

Jika melihat dampak buruk dari gula tambahan, pertanyaan tersebut wajar jika muncul. Dalam situasi tertentu, gula justru sangat bermanfaat.

Gula terbuat dari karbohidrat sederhana yang cepat dicerna, yang dapat memberikan energi cepat selama latihan fisik yang lama. 

Atlet ketahanan seperti pelari maraton atau atlet triatlon, misalnya, bisa mendapatkan manfaat dari mengonsumsi makanan dan minuman manis sebagai sumber energi di tengah lomba.

Dan tentu saja, ada peran gula dalam kenikmatan makanan. 

Manusia secara alami terprogram untuk menikmati makanan manis, dan kita semua berhak mendapatkan suguhan itu dari waktu ke waktu. 

Menikmati rasa manis kue selai kacang favorit Anda, limun stroberi, atau es krim adalah bagian dari kenikmatan makan. 

Artinya kita tidak perlu menghilangkan gula tambahan dari makanan kita. (shape.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved