Kriminalitas

Rektor Terjerat Kasus Pencabulan, Mahasiswa Universitas Pancasila Geram, Tutup Jalan Lenteng Agung

Rektor Terjerat Kasus Pencabulan, Mahasiswa universitas Pancasila Geram, Tutup Total Jalan Lenteng Agung

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Ratusan mahasiswa Universitas Pancasila, menggelar aksi demonstrasi di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Selasa (27/2/2024). 

Selain RZ, terdapat satu korban lain, selaku karyawan honorer berinisial DF.

Kabiro Humas Universitas Pancasila, Putri Langka menuturkan, RZ telah dimutasi sejak Februari 2023 lalu.

"Sepengetahuan saya yang bersangkutan (RZ) mendapatkan mutasi di tahun lalu Feb 2023," kata dia kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Meski telah dimutasi, Putri mengatakan bahwa RZ masih tercatat sebagai karyawan Universitas Pancasila.

Dia mengatakan, RZ dimutasi ke Pasca Sarjana.

"Iya untuk pelapor salah satunya masih tercatat sebagai karyawan UP. (Dimutasi) ke Sekolah Pasca Sarjana," ungkapnya.

Kendati demikian, Putri tak menjelaskan terkait apakah RZ dimutasi setelah adanya dugaan kasus pelecehan, atau sebelumnya.

Dia menuturkan tak ingin mendahului proses pemeriksaan kasus dugaan pelecehan seksual ini, di Polda Metro Jaya.

"Untuk itu saya belum bisa memberikan info lebih lanjut, karena sudah termasuk pembahasan kronologis kasus. Kami tidak bisa mendahului proses di Polda," ujar dia.

Tegas! Komnas Perempuan Kawal Kasus Pelecehan Seksual yang Diduga Dilakukan Rektor UP

Pihak korban dugaan pelecehan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH telah menemui Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Terkait itu, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan pihaknya bakal mengawal proses hukum kasus tersebut.

Hal tersebut sebagaimana dalam Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

"Komnas Perempuan tidak melakukan pendampingan satu per satu kasus," kata Andy, saat dihubungi, Senin (26/2/2024).

"Sesuai amanat UU TPKS, Komnas Perempuan akan turut mengawal kasus ini sesuai dengan mandatnya sebagai pemantau," lanjut dia.

Ia menuturkan, pihaknya juga tengah melakukan pendalaman terhadap kasus yang dialami dua pegawai Universitas Pancasila.

"Kami perlu pendalaman terlebih dahulu," kata Andy.

Rektor Universitas Pancasila Tak Hadiri Pemeriksaan

Diberitakan sebelumnya, Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH dipastikan batal memenuhi panggilan penyidik Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada hari ini, Senin (26/2/2024).

ETH sedianya diperiksa terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap dua pegawainya.

Namun, kuasa hukum rektor, Raden Nanda Setiawan mengonfirmasi kliennya berhalangan hadir karena sudah ada agenda terjadwal.

Baca juga: Hari Ini, Polisi Periksa Rektor Universitas Pancasila atas Dugaan Pelecehan Seksual, Apa akan Hadir?

"Pada hari ini, klien kami Prof ETH sedang berhalangan hadir dalam pemeriksaan di Subdit Renakta Polda Metro Jaya," ujar Raden, dalam keterangannya, Senin.

"Karena sudah ada jadwal sebelum surat undangan dari Polda diterima," lanjut dia.

Atas hal tersebut, pihaknya telah mengirim surat permohonan untuk meminta jadwal ulang pemeriksaan.

"Tim kami juga telah melakukan penyerahan surat permohonan penundaan pemeriksaan klien kami Prof ETH," tuturnya.

Sementara itu, Wartakotalive.com telah berupaya mengonfirmasi ke Direktur Reserse Kriminal Umum dan Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Baca juga: Kombes Ade Ary: Besok Rektor Universitas Pancasila yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Diperiksa

Namun, keduanya belum merespons hingga berita ini diturunkan terkait konfirmasi kehadiran rektor.

Kronologis Pelecehan Seksual

Selain di Polda Metro Jaya, Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH turut dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait kasus dugaan pelecehan seksual.

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani mengatakan, ada dua korban kasus tersebut yakni berinisial RZ dan DF.

RZ yang saat itu menjabat sebagai Kabag Humas dan Ventura Universitas Pancasila, melaporkan ke Polda Metro Jaya.

Sedangkan DF selaku karyawan honorer memolisikan ETH ke Bareskrim Polri.

Baca juga: Rektor Universitas Pancasila Diduga Lecehkan Anak Buah, Cium Korban Hingga Bikin Trauma

Amanda kemudian menjelaskan kronologi dugaan pelecehan seksual tersebut.

Awalnya, pada Februari 2023 korban RZ diminta untuk menghadap rektor.

"Jadi saat itu dia dapat laporan dari sekretaris rektor, bahwa hari itu dia harus menghadap rektor," ujar Amanda, saat dihubungi, Minggu (25/2/2024).

"Nah jam 1 siang dia menghadap rektor, dia ketuk-ketuk. Pas dia buka pintu, rektornya sedang duduk di kursi kerjanya rektor. Di seberang kursi atau meja kerja rektor itu banyak kursi-kursi agak jauh posisinya," lanjut dia.

Korban saat itu mencari tempat di kursi yang agak panjang, lalu mengambil posisi duduk yang agak jauh.

Ilustrasi Universitas Pancasila.
Ilustrasi Universitas Pancasila. (dok Universitas Pancasila)

Sang rektor kemudian memberikan perintah-perintah terkait masalah pekerjaan.

"Tapi, dia nulis-nulis, dia bawa buku, tulis-tulis. Tiba-tiba, pelan-pelan si rektornya tahu-tahunya sudah duduk satu bangku sama dia tuh posisinya mendekat. Dia masih oke lah," katanya.

Tak lama kemudian, saat tengah mencatat itu, pipi korban dicium sama rektor. Korban langsung berdiri dan kaget.

"Nah langsung dia, 'saya langsung berdiri mba, saya kaget dan saya sebenarnya penginnya, pengin saya ngamuk, pengin mukul, tapi saya masih sadar dan saya langsung ketakutan'. Dia langsung buru-buru pengin keluar," ucap dia.

"Terus sebelum dia keluar, rektor dengan bahasa baik yang lembut, 'ini coba kamu sebelum keluar, mata saya lihat dulu' katanya 'mata saya merah enggak?'," sambungnya.

Korban lalu menuturkan bahwa mata rektor tidak merah.

Setelah itu, korban diminta untuk meneteskan obat mata sebelum keluar ruangan.

Korban kemudian mengambil tas rektor dan obat tetes mata.

"Tasnya rektor diambil, 'tetesin saya dulu, baru keluar' intinya gitu lah. Nah terus posisi rektor itu duduk, karena udah kejadian tadi dicium, dia enggak berani dong dekat-dekat. Jadi rektor duduk, dia berdiri," tutur Amanda.

"Tapi posisi dia ada di samping kanannya rektor sambil agak menjauh badannya membungkuk, tapi agak jauh meneteskan obat tetes mata. Tapi secara tiba-tiba tangan kanannya Prof itu meremas payudaranya dia. Gitu. Seperti itu, menurut keterangannya korban begitu ceritanya," lanjutnya.

Setelah kejadian itu, korban dimutasi dari jabatannya ke S2 pascasarjana Universitas Pancasila.

Adapun sebelum RZ, korban DF lebih dulu menjadi korban kasus tersebut.

"Sebelum Februari, nah DF juga begitu saat kejadian itu. Dia langsung cerita nangis, cerita juga sama mbak RZ, sama beberapa orang. RZ menenangkan dia, eh kejadian sama RZ juga akhirnya di bulan Februari," kata dia.

"Hampir sama kejadiannya, cuman mbak DF memang dicium, tapi posisinya itu mukanya DF itu dipegangin terus diciumin. Si DF kan waktu itu usianya masih muda, kejadiannya itu dia masih 23 tahun," sambung Amanda.

Tak lama kejadian itu, DF mengundurkan diri karena ketakutan.

"Enggak lama dari kejadian itu, yaudah dia mengundurkan diri, dia udah trauma ya, psikisnya juga," ucapnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved