Gaya Hidup

Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Tahun Memiliki 3 Kesamaan Ini, Ikuti Gaya Hidup Sehat

Tidak ada anugerah lebih besar daripada umur panjang dan sehat, dan semakin banyak orang mampu melewati usia lanjut. Apa rahasianya?

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
dok. Astra Life
Ilustrasi lansia. Pola hidup sehat di masa muda bisa menurunkan berbagai potensi dan risiko penyakit kritis yang juga turut berdampak pada kualitas hidup di masa lanjut usia. 

WARTAOTALIVE.COM, JAKARTA - Penelitian Baru Menunjukkan ada tiga tanda kesehatan yang memprediksi umur panjang.

Tidak ada anugerah lebih besar daripada umur panjang dan sehat, dan semakin banyak orang mampu melewati usia lanjut.

Dunia mengalami penurunan rata-rata harapan hidup pada tahun 2020 dan 2021.

Baca juga: Ini Lima Jenis Minyak yang Sangat Baik untuk Kesehatan Usus Anda yang Menjelang Lansia

Data statistik itu mencerminkan besarnya jumlah korban akibat pandemi ini.

Meskipun begitu, orang rata-rata hidup sekitar 10 tahun lebih lama dibandingkan pada tahun 1950.

Jika Anda berharap untuk hidup sampai usia 100 tahun, ada studi yang diterbitkan dalam jurnal GeroScience tentang panjang umur.

Baca juga: Lansia Tangguh Alumni FKUB Gowes Jakarta-Malang, Tempuh Jarak 1.000 Km dalam Lima Hari

Studi itu menunjukkan tiga kesamaan utama yang dimiliki oleh para centenarian atau orang berusia seabad.

Tiga penanda kesehatan berarti Anda akan hidup lebih lama dari rata-rata orang lain.

Serta bagaimana Anda dapat memengaruhi segala sesuatunya sesuai keinginan Anda, apa pun hasilnya.

Baca juga: 8 Buah yang Terbaik dan Terburuk bagi Penderita Diabetes Supaya Selangkah Bisa Lebih Sehat

Orang yang hidup sampai usia 100 tahun memiliki tiga kesamaan berikut:

Glukosa, kreatin, asam urat

Menurut penelitian, ada tiga biomarker lebih umum ditemukan pada tes darah orang yang hidup hingga usia 100 tahun, dibandingkan mereka yang tidak.

"Mereka yang berhasil mencapai ulang tahun keseratus cenderung memiliki kadar glukosa, kreatinin, dan asam urat lebih rendah sejak usia 60-an dan seterusnya," kata Karin Modig MD.

Karin Modig, profesor di Karolinska Institutet Swedia dan salah satu penulis studi tersebut.

"Sangat sedikit dari orang berusia seratus tahun yang memiliki tingkat glukosa di atas 6,5 pada awal kehidupannya, atau tingkat kreatinin di atas 125."

Penelitian ini mencakup data dari 44.000 orang lanjut usia di Swedia.

Mereka menjalani tes kesehatan antara usia 64-99 tahun.

Memiliki kadar senyawa ini yang tinggi dapat menunjukkan masalah kesehatan.

Itulah sebabnya hasil tes darah terkadang mendahului umur yang lebih pendek.

Secara khusus, kadar kreatinin yang tinggi dapat mengindikasikan masalah ginjal atau kardiovaskular.

Kadar asam urat yang tinggi berhubungan dengan peradangan.

Tingginya kadar glukosa dalam darah (juga dikenal sebagai gula darah) dapat menyebabkan diabetes.

Ketiga faktor tersebut merupakan penanda pengganti disfungsi metabolisme dan jaringan yang mencerminkan perubahan sel terkait dengan proses penuaan.

"Ketiga faktor tersebut bukanlah penyebabnya, namun akibat dari kerusakan sel," kata Jose R Rojas-Solano MD.

Dokter di The Regenerative Medicine Institute (RMI) itu fokus meneliti umur panjang dan penuaan sel.

"Mereka adalah penanda akhir dari disfungsi organ dan dengan demikian memprediksi berkurangnya umur," katanya.

Namun, itu bukan satu-satunya biomarker signifikan yang diidentifikasi oleh penelitian ini.

Selain melihat kreatin, asam urat, dan glukosa darah, para peneliti juga mencatat korelasi antara kadar kolesterol dan zat besi serta umur panjang.

Namun, senyawa ini ditemukan kurang signifikan secara statistik dibandingkan tiga senyawa utama yang mereka soroti.

Orang-orang yang berada pada tingkat kolesterol total dan zat besi terendah dari lima kelompok memiliki peluang lebih rendah untuk mencapai usia 100 tahun.

Mereka dibandingkan dengan yang memiliki tingkat kolesterol total dan zat besi yang lebih tinggi.

Gaya hidup

Gaya hidup Anda dapat berdampak besar pada umur panjang.

Para ahli dari National Institutes of Health (NIH) menyebutkan, gaya hidup yang benar, umur panjang menjadi tujuan yang dapat dicapai,.

Faktanya, banyak orang berkecil hati dengan keyakinan bahwa genetika menentukan masa hidup Anda.

Padahal, 'gen hanya bagian dari persamaan.'

Pendapat itu dikemukakan Thomas Perls MD, pakar penuaan dan direktur New England Centenarian Study di Boston University School of Medicine.

"Akal sehat dan kebiasaan sehat" dapat memberikan dampak besar pada umur panjang dan kualitas hidup," katanya.

Dia menunjukkan bahwa gen menyumbang kurang dari sepertiga peluang Anda untuk bertahan hidup hingga usia 85 tahun.

Selebihnya tergantung pada kebiasaan kesehatan kita.

"Gen kita bisa membuat sebagian besar dari kita mendekati usia 90 tahun jika kita menjalani gaya hidup sehat," kata Perls.

Periksa kesehatan

Para peneliti di balik penelitian ini tidak memberikan saran apa pun.

Meskipun begitu, intervensi gaya hidup kemungkinan besar memiliki pengaruh positif terhadap biomarker yang mereka anggap signifikan.

"Masuk akal untuk berpikir bahwa faktor-faktor seperti nutrisi dan asupan alkohol berperan," kata Modig.

"Memeriksakan kesehatan ginjal dan hati Anda, serta glukosa dan asam urat seiring bertambahnya usia, bukan ide yang buruk."

Rojas Solano setuju bahwa faktor-faktor ini dapat meningkatkan kesehatan jangka panjang dan umur panjang.

"Individu dengan gaya hidup sehat bersama obat dan suplemen membantu meningkatkan dan mempertahankan fungsi seluler dan organ akan memiliki pengukuran yang lebih baik." (Best Life)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved