Pembunuhan

Geger, Maya Bracken Wanita WNI Kaya Raya Tewas Penuh Luka Tusuk di Inggris, Ini Profilnya

Berita kriminal datang dari Inggris, seorang WNI wanita bernama Maya Bracken tewas penuh luka tusuk. Siapa pembunuhnya?

Editor: Valentino Verry
istimewa
Maya Bracken, WNI yang menetap di Inggris, ditemukan tewas dengan luka yang mengerikan, sekujur tubuh penuh luka tusuk. Kini polisi sedang memburu pelakunya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di tengah hingar-bingar berita politik di tanah air, publik dikejutkan oleh berita internasional.

Kali ini datang dari Inggris sebuah berita kriminal yang cukup mengerikan.

Seorang wanita paruh baya yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Maya Bracken, ditemukan meninggal dunia karena pembunuhan di dalam mobilnya, Kamis (4/1/2024) di Berkshire, Inggris.

Menurut ulasan beberapa situs asing, tubuh Maya Bracken penuh luka tusuk.

Baca juga: Panca Darmansyah Lakukan 42 Adegan Rekonstruksi Mulai dari KDRT Hingga Pembunuhan Empat Anaknya

Mayat Maya Bracken ditemukan tak jauh dari rumahnya, sebuah kawasan elit.

Polisi setempat berjibaku medalami kasus kriminal ini untuk mencari petunjuk.

Sebab, menurut penuturan para tetangga dan teman akrabnya, Maya Bracken adalah sosok yang baik, tak punya musuh.

Sosok Maya Bracken

Sejumlah orang yang mengenal Maya mengatakan sangat terkejut dan sedih dengan kematiannya.

"Maya senang ngobrol, ramah banget dan sering undang teman-teman Indonesia ke rumahnya untuk makan-makan," kata Lusiana, salah seorang yang mengenalnya.

Baca juga: Geger, Sopir Taksi Online Tewas dengan Luka Tusuk di Ketiak Kanan dan Dada Kiri di Bekasi

"Beliau ramah dan suka banget support acara Indonesia. Sama staf-staf wisma juga ramah," ujar Sari Percaya, istri Dubes Indonesia di Inggris, Desra Percaya.

Sari menambahkan bahwa dirinya terakhir bertemu Maya pada 30 November di sebuah restoran Indonesia di London Raya.

Bahkan mereka sempat bertukar pesan pada Rabu (3/1/2024) atau sehari sebelum Maya meninggal dunia.

"Terakhir kita WA-an hari Rabu minggu ini. Dia kirim foto tahun baruan bersama anak-anaknya," papar Sari Percaya kepada wartawan Endang Nurdin yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

"Dia adalah perempuan yang sangat baik dan murah hati yang sangat mencintai anak-anaknya,” ujar tetangga Maya.

Ilustrasi mayat - Mya Bracken, wanita paruh baya yang merupakan WNI tewas dengan luka tusuk sekujur tubuh di Inggris.
Ilustrasi mayat - Mya Bracken, wanita paruh baya yang merupakan WNI tewas dengan luka tusuk sekujur tubuh di Inggris. (New York Post)

Oleh tetangganya, Maya dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah, dia juga disebut sangat menyayangi ketiga anaknya.

"Dia adalah perempuan yang sangat baik dan murah hati yang sangat mencintai anak-anaknya,” ujar tetangga tersebut kepada The Sun.

"Dia akan melakukan apa pun untuk mereka dan mereka tampaknya memiliki hubungan yang baik,” ujarnya kemudian.

Maya disebut telah bercerai dengan suaminya.

Teman Maya yang enggan disebut namanya menyayangkan kejadian yang “mengerikan” dan “tak terduga” tersebut.

“Dia berasal dari Indonesia tetapi bertemu suaminya Michael, di Hong Kong,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

“Saya tidak yakin dia pernah tinggal di sana, karena dia dan Maya berpisah segera setelah rumah itu selesai dibangun,” katanya kemudian.

Tetangga lainnya mengatakan Maya selalu melambaikan tangan saat berjalan melewati rumahnya.

"Dia adalah perempuan yang menyenangkan. Ketika kami melihat semua polisi semalam, itu seperti adegan film horor mereka berlarian ke sana kemari," seperti dilaporkan oleh The Sun, Minggu (7/1/2024).

"Dan kemudian kami mendengar orang lain meninggal di stasiun kereta api. Ini mengejutkan bagi desa kecil kami. Sangat tidak biasa," tambah tetangga tersebut.

Maya Bracken tinggal di rumah besar senilai 2,5 juta pounds (Rp 49,5 miliar) setelah berpisah dari suaminya dan menjaga privasinya sendiri kata para tetangga.

Properti Maya Bracken, sebuah rumah besar dengan tujuh kamar terletak di Flowers Hill di desa Pangbourne yang tenang di Berkshire dan polisi memeriksa rumah tersebut untuk mencari petunjuk atas pembunuhannya.

Penduduk di area yang dikenal sebagai jalan para jutawan desa, mengungkapkan kekagetan mereka atas kejadian tersebut, dengan salah seorang tetangga menggambarkan adegan di mana polisi berkumpul di lokasi kejadian sebagai 'seperti adegan film horor'.

Peter Burton, warga setempat lainnya di Flowers Hill, mengatakan, 'Kami tidak melihat atau mendengar apa-apa sampai kami mendengar helikopter di atas.'

Seorang perempuan lansia yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Mail Online mengatakan, 'Saya merasa itu mengejutkan.' Seorang tetangga lain mengatakan perempuan itu (Maya) tinggal di rumah mewah itu bersama anak-anaknya yang sudah dewasa.

Kronologi

Petugas pertama kali dipanggil adanya laporan kecelakaan lalu lintas, melibatkan mobil di A340 Tidmarsh Road di persimpangan dengan Flower's Hill sekitar pukul 17.45 hari Kamis, (2/1/2024) waktu setempat.

Di dalam kendaraan seorang perempuan berusia 56 tahun itu mengalami luka tusuk fatal dan meninggal di tempat meskipun menerima perawatan medis.

Sesaat setelah itu, sekitar pukul 18.15, petugas polisi Thames Valley dan British Transport Police dipanggil adanya kematian di jalur kereta api dekat Pangbourne, di mana seorang pria berusia 18 tahun dilaporkan meninggal di tempat kejadian.

Kedua korban belum diidentifikasi secara resmi tetapi keluarga dekat dari keduanya telah diinformasikan dan petugas khusus yang terlatih mendukung mereka.

Warga setempat mengatakan mereka berusaha membantu perempuan di dalam mobil tetapi dia meninggal di tempat kejadian di persimpangan Tidmarsh Road dan Flowers Hill.

Penyidik forensik menemukan pisau dapur berpegangan hitam di dekat stasiun kereta api di Pangbourne sebagai bagian dari penyelidikan berkelanjutan terhadap dua kematian tersebut, yang oleh polisi dimasukkan ke dalam tabung pisau dan tas bukti.

Petugas menjaga rumah senilai 2,5 juta pounds (Rp 49,5 miliar) di Flowers Hill menyusul insiden fatal, dan petugas pencarian khusus berada di lokasi kejadian.

Pita polisi juga masih berada di tempat di stasiun kereta api. Thames Valley Police kemarin malam mengonfirmasi bahwa mereka sedang menangani dua kejadian di daerah itu.

Properti yang sedang diselidiki adalah rumah terpisah berkamar tujuh dengan luas 5.748 kaki persegi.

Rumah tersebut dibeli oleh pemilik saat ini pada tahun 2014 seharga 1,95 juta pounds (Rp 38,6 miliar) dan sekarang dinilai lebih dari 2,5 juta pounds (Rp 49,5 miliar).

Sementara Kedutaan Besar RI di London sedang mengklarifikasi kasus tersebut kepada otoritas keamanan setempat, termasuk mengenai status kewarganegaraannya.

Berdasarkan catatan KBRI London, paspor yang bersangkutan sudah habis masa berlaku pada 16 agustus 2023 dan belum ada permintaan perpanjangan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved