Pemilu 2024

Anas Urbaningrum Janji Akan Sejahterakan Ojol jika PKN Masuk Senayan

Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Ojek Online GARDA, tercatat jumlah pengemudi Ojol di Indonesia mencapai sekira empat juta orang.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Anas Urbaningrum saat memberikan sambutan di acara PKN di Jakarta, Senin (8/1/2024). 

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) menjelaskan partainya memiliki program bagi pengemudi ojek online (Ojol).

Anas berharap program tersebut bertujuan untuk menyejahterakan para pengemudi ojol.

 “Jika PKN menang, partai ini akan memperjuangkan driver Ojol mendapatkan kembali kesejahteraannya, 90 persen penghasilan merupakan hak pengemudi yang memiliki semuanya, kecuali sistem. 10 persen itu sudah cukup besar bagi aplikator, itu namanya keadilan”, kata Anas di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Anas mengungkapkan alasan program tersebut karena pekerjaan ojol dinilainya alternatif yang banyak diminati masyarakat dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir.

Baca juga: Ketum PKN Anas Urbaningrum Belum Tentukan Arah Dukungan Capres, Ini Alasannya

Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Ojek Online GARDA, tercatat jumlah pengemudi Ojol di Indonesia mencapai sekira empat juta orang.

“Pekerjaan Ojol ini juga merupakan faktor pengungkit bagi tumbuhnya pengguna produk IT karena setiap Ojol pasti merupakan pemegang smartphone dengan semua fasilitas teknologi yang melekat pada perangkat tersebut,” tuturnya.

Namun Anas mengungkapkan di balik pekerjaan Ojol tersebut terdapat keprihatinan.

Keprihatinan yang dimaksud mengenai sumber posisi tawar driver yang dinilai Anas semakin lemah terhadap aplikator dan tercermin dari semakin kecilnya pembagian hasil antara pengemudi dan aplikator.

Baca juga: PKN Targetkan Satu Kursi DPR di Dapil Depok- Bekasi, Dian Farizka Yakin Lolos ke Senayan

“Berdasarkan riset kami, hampir 30 persen hasil kembali ke aplikator, sementara pengemudi hanya memperoleh 70 persen dari hasil kerja bersama, padahal dulu di awal-awal porsi driver mencapai 90 persen dari total hasil yang diperoleh. Ini kan tidak fair,” imbuhnya.

Selain itu, Anas menjelaskan aplikator hanya menyediakan sistem, sementara tenaga, alat kerja berupa kendaraan baik motor maupun mobil hingga bensin adalah tanggung jawab pengemudi.

Program yang dirancang tersebut diharapkan Anas dapat menjadi solusi mengatasi penilaian keprihatinan yang dimaksud.

“Terkait posisi di atas, yang lebih masuk akal adalah seorang pengemudi harus dipandang sebagai mitra penuh oleh aplikator, bukan karyawan yang terus dikurangi porsi pembagiannya” pungkasnya. (m37)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved