Kecelakaan KA

Polisi Berusaha Evakuasi Dua Korban Tewas yang Terjepit dalam Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko beri keterangan terkait perkembangan kecelakaan KA di Cicalengka, Jawa Barat.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
Twitter @aseprivva
KA Turangga tabrakan adu banteng dengan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya (Baraya) di petak Cicalengka-Haurpugur, tepatnya di Kilometer 181+5/4, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sekira pukul 06.03 WIB. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Polisi masih terus berupaya mengevakuasi korban kecelakaan kereta api (KA) yang terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024) pagi.

Bahkan, Polda Jawa Barat (Jabar) telah menurunkan jajarannya ke lokasi kejadian guna membantu proses evakuasi.

Terlebih, masih ada dua dari empat korban tewas yang belum dievakuasi.

Demikian dikatakan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.

"Polda Jawa Barat dalam hal ini telah menghadirkan personelnya untuk ke tempat kejadian. Yang paling utama kami juga berempati terhadap para korban dan keluarga korban," kata Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (5/1/2024).

Trunoyudo menuturkan bahwa Polda Jawa Barat juga telah menyiapkan rumah sakit bagi korban kecelakaan.

"Kemudian Polda Jabar telah menyiapkan juga dukungan, baik secara medis terkait penyiapan RS Santika Asih apabila diperlukan sebagai rujukan kepada korban kemudian juga secara forensik dan juga secara teknis," tutur Trunoyudo.

Baca juga: Histeris Tunggu Evakuasi Anak, Ibu Korban Tewas Kereta Api Turangga: Mamah Jeung Saha Aa

Trunoyudo menerangkan bahwa pihaknya turut berkoordinasi dengan Basarnas, BNPB, TNI, Pemda, PT KAI serta KNKT.

"Yang utama tadi kami melakukan evakuasi para korban terlebih dahulu. Kami ketahui secara geografis ini berada pada tempat secara alam di tengah persawahan, jauh dari permukiman, dan bahkan kami siapkan RS apabila jadi rujukan dan juga ambulans untuk mengevakuasi," terang Trunoyudo.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo membenarkan korban tewas dalam kecelakaan itu bertambah menjadi empat orang.

"Iya benar (korban tewas jadi empat orang)," ujar dia, saat dihubungi.

"Masih ada dua yang belum (dievakuasi)" lanjut Ibrahim Tompo.

Untuk korban masinis dan asisten masinis, lanjut dia, saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Sedangkan korban lainnya yaitu pramugara kereta dan satu lainnya yang belum diketahui identitasnya karena masih terjepit di rangkaian kereta.

"Untuk masinis dan asistennya sudah di evakuasi, jadi dua korban ini dimungkinkan pegawai KAI," ucapnya.

Saat ini, lanjut Tompo, proses evakuasi masih dilakukan oleh sejumlah petugas di lokasi kejadian. 

BERITA VIDEO: Keluarga Ungkap Tingkah Tidak Biasa Pramugara KA Turangga Sebelum Kecelakaan
 

Single Track Jalur Rawan Kecelakaan

Di sisi lain, Pakar Transportasi ITB, Sony Sulaksono Wibowo, buka suara terkait tabrakan Kereta Api (KA) Turangga 65A beradu banteng dengan Commuter Line Bandung Raya di petak jalan Haurpugur-Cicalengka Km 181+700, Kabupaten Bandung, pukul 06.30 WIB, Jumat (05/01/2023).

Saat kejadian, KA Turangga melaju dari Stasiun Gubeng, Surabaya, dengan tujuan akhir Stasiun Bandung.

Sementara itu, KA Commuterline Bandung berangkat dari Padalarang menuju Cicalengka.

Sony mengatakan bahwa tabrakan itu bisa terjadi, karena masih terdapat jalur tunggal (single track) di jalur kereta api di Indonesia.

Kondisi jalur tunggal itu menjadikan jalur tersebut rawan kecelakaan.

"Dalam prosedur kereta api, untuk single track, kereta api harus bergantian. Kereta yang menjadi prioritas itu biasanya Turangga," kata Sony dikutip dari TribunJabar.id.

"Nanti, kereta api lokal masuk ke salah satu emplasemen di stasiun terdekat, menunggu kereta Turangga lewat, baru kereta lokal masuk ke jalur utama," ujar Sony.

Baca juga: Histeris Tunggu Evakuasi Anak, Ibu Korban Tewas Kereta Api Turangga: Mamah Jeung Saha Aa

Sony menerangkan bahwa tabrakan kereta api di jalur yang sama bisa saja terjadi karena masalah sinyal, komunikasi, dan sebagainya.

“Ada kemungkinan karena miskomunikasi. Apakah salah dari sinyalnya atau salah dari masinisnya, atau salah dari isyaratnya. Karena, ada komunikasi lewat sinyal dan lewat isyarat,” terang Sony.

Terkait kecelakaan tersebut, Sony mengatakan agar jalur ganda (double track) segera dibangun agar tidak terjadi kejadian serupa.

“Ke depannya memang harus disegerakan pembangunan (double track) jalur selatan. Yang sudah double track baru jalur utara. Jalur selatan sempat tertunda. Karena bagaimana pun juga kereta api masih menjadi salah satu angkutan favorit untuk jarak jauh, terutama saat musim liburan,” tutur Sony.

Baca juga: Terjadi Kecelakaan Kereta Api KA Turangga denga KA Baraya di Cicalengka Bandung

Di sisi lain, perlu juga peningkatan dari berbagai kemungkinan timbulnya masalah di lapangan terkait komunikasi, seperti perbaikan-perbaikan sinyal hingga komunikasi insyarat di jalur yang masih single track.

Histeris Tunggu Evakuasi Anak

Di sisi lain, orangtua korban tewas kecelakaan kereta api di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat tidak kuasa menahan tangis menunggu evakuasi anaknya.

Pasangan suami istri lanjut usia itu menunggu proses evakuasi di dekat tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan kereta api adu banteng pada Jumat (5/1/2024).

Dimuat Facebook Tribun Jabar, terlihat seorang wanita dan pria tidak kuasa menahan tangis memanggil nama anaknya.

Ibu tersebut bahkan terdengar masih bingung menghadapi musibah tersebut.

“Aa mamah jeung saha,” ujar Ibu tersebut.

Sejumlah petugas PT KAI pun menenangkan orang tua korban dan memberi mereka minum.

Ibu itupun terus memanggil putranya yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan kereta api Cicalengka.

BERITA VIDEO: Ibu Korban Tewas Kereta Api Turangga Histeris, "Mamah Jeung Saha Aa" 

Diketahui kecelakaan kereta api terjadi hanya selang 1 km sebelum Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.00 WIB.

Kedua kereta yang adu banteng itu adalah Kereta Api Turangga jurusan Surabaya, Gubeng tujuan Bandung dengan kereta commuter line Bandung Raya jurusan Bandung-Rancaekek.

Dikabarkan dua masinis tewas dalam tabrakan kereta di Jalan Petak Haurpugur-Cicalengka, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024).

Korban tewas dikabarkan akibat benturan dan terjepit di antara gerbong yang bertabrakan.

Baca juga: Terjadi Kecelakaan Kereta Api KA Turangga denga KA Baraya di Cicalengka Bandung

Tim Basarnas ungkap kesulitan evakuasi dua korban kecelakaan kereta api di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat.

Tim Basarnas Supriono mengatakan dua gerbong sulit dicapai oleh petugas evakuasi gabungan karena kondisinya yang tergencet satu sama lain.

Sehingga dibutuhkan alat berat untuk mengurai kedua gerbong kereta yang adu banteng pada Jumat (5/1/2024).

“Ada dua gerbong yang belum kita lakukan asesmen karena kondisi gerbong tidak stabil. saat ini crane akan datang untuk mengurai kedua gerbong tersebut,” jelasnya.

Sementara itu Supriono pun belum mau membeberkan jumlah korban tewas dan luka yang berhasil dievakuasi.

Namun kata dia, dua korban lagi masih terjebak di kedua gerbong kereta api yang adu banteng.

Hingga pukul 09.30 WIB, sejumlah petugas terlihat masih berupaya mengevakuasi dua korban yang terjebak di dalam gerbong kereta api.

Pihak yang terlibat dalam evakuasi mulai dari SAR, TNI, dan Polri masih berada di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan kereta Cicalengka.

Adapun lokasi kejadian kecelakaan terjadi hanya selang 1 km sebelum Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.00 WIB.

Kedua kereta yang adu banteng itu adalah KA Turangga jurusan Surabaya, Gubeng tujuan Bandung dengan kereta commuter line Bandung Raya jurusan Bandung-Rancaekek. (*)

(Wartakotalive.com/DES/Tribun Jabar)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved