Mutilasi

Heboh, Jelang Tahun Baru Eks Karyawan BUMN Mutilasi Istri di Malang, Ini Kata Adrianus Meliala

Publik dikejutkan oleh berita kriminal yang cukup sadis pada awal tahun 2024, yakni pembunuhan disertai mutilasi di Malang.

|
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Kriminolog UI Adrianus Meliala menyoroti kasus kriminal yang cukup keji di awal tahun 2024, yakni pembunuhan disertai mutilasi eks karyawan BUMN terhadap istriya di Malang. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Awal tahun baru 2024 dihebohkan dengan kasus penemuan mayat seorang wanita yang terpotong menjadi 10 bagian di sebuah rumah, Jalan Serayu Nomor 6, RT 2, RW 4, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

Jasad itu diketahui merupakan Ni Made Sutarini (55), wanita yang dibunuh secara keji oleh suaminya sendiri Lodewyk Tomatala (61).

Baca juga: Pelaku Mutilasi Angela Divonis Seumur Hidup, Ini Hal yang Memberatkan dan Meringankan

Mirisnya, potongan tubuh korban itu dimasukkan ke dalam sebuah ember yang terletak di halaman rumahnya.

Diketahui, Lodewyk tega melakukan mutilasi itu karena bingung bagaimana menyembunyikan jasad istrinya.

Kasus tersebut terbongkar usai Lodewyk menyerahkan diri ke Polsek Blimbing dan mengakui perbuatannya.

Adapun dari hasil penyelidikan sementara, permasalahan rumah tangga menjadi motif tersangka tega menghabisi nyawa korban.

Terkait kasus tersebut, Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebut jika kasus mutilasi Ni Made berbeda dengan biasanya.

Baca juga: Dukung Jaksa, Keluarga Korban Ingin Pelaku Mutilasi Angela di Bekasi Divonis Hukuman Mati

Pasalnya, Adrianus memandang jika pada awalnya pelaku tidak memiliki niat untuk memutilasi korban. Melainkan hanya ingin melarikan diri.

"Bedakan antara motif membunuh dan motif mutilasi. Motif membunuh bisa saja karena dendam, marah luar biasa atau ekonomi," kata Adrianus saat dihubungi Warta Kota, Senin (1/1/2024).

"Paska kematian, pelaku bisa melakukan beberapa cara, salah satunya adalah mutilasi. Dengan cara ini, maka pelaku tidak perlu lari dan bisa bersikap biasa," lanjutnya.

Sementara itu, Adrianus memandang bahwa dalam kasus tersebut, motif yang mendasari Lodewyk tega menghabisi nyawa korban adalah rasa kesal dan marah yang luar biasa pada istrinya.

"Setelah membunuh dan melakukan mutilasi, pelaku pun puas dan mengakui perbuatannya. Jadi, rasa marah luar biasalah yang diduga menjadi pemicu kekerasan ekstrim ini," ungkap dia.

Lebih lanjut, Adrianus menyampaikan bahwa tiap orang memiliki cara sifat dan sikap yang berbeda dalam memandang sesuatu dan menyelesaikan sebuah masalah.

Begitupula dalam kasus mutilasi yang dilakukan oleh Lodewyk. Ambisinya yang tinggi karena didasari rasa marah luar biasa, membuatnya nekat menghabisi nyawa istrinya sendiri.

"Pada konteks kasus ini, kemungkinan pelaku memganggap rumah tangga sebagai sesuatu yang amat penting sehingga harus direspons amat serius," kata Arianus.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved