Piala Dunia U17 2023

Tukang Pijat Rohimin Beberkan Kebaikan Pelatih Timnas U-17 Bima Sakti, Ajak ke Mal & Temani Pacaran

Rohimin (52), tukang pijat tuna netra mengenang kedekatannya dengan Pelatih Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti.

Penulis: Domu D Ambarita | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Domu Damiannus Ambarita
Rohimin (kiri), eks tukang pijat Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan di klub Pelita Jaya tahun 1997 sedang mendampingi Asmani, istri yang tengah dirawat di RS Hermina Depok, Senin (4/12/2023) 

Pemain tengah adalah Bima Sakti, Nurul Huda, Frido Yuwanto, Trimur Vedayanto, Dedy Umarella, Ismayana, Ilham Romadhona, dan Arisandi. Striker: Dian Irsandi, Ferry Taufik, Kurniawan Dwi Yulianto, Indriyanto Nugroho, Asep Dayat, dan Irwan Fahrezie.

Belakangan bergabung Aples Tecuari dan Alex Pulalo (pemain belakang), Chris Yarangga (tengah) dan Andi Iswantoro (kiper).

BERITA VIDEO: Presiden Jokowi Tanggapi Pengakuan Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo

Dikutip dari data Tribunnews.com, proyek Primavera didanai pengusaha Nirwan Bakrie. Ia bekerja sama dengan Sampdoria, klub elite Italia saat itu.

Melalui Sampdoria, tim muda Indonesia bertanding di kompetisi Primavera musim 1993-1994.

Sepulang dari proyek Primavera, para pembain banyak bergabung dengan klub Pelita Jaya. Klub ini juga milik Nirwan Bakrie.

Kesulitan Biayai Pendidikan Dua Anak

Rohimin memiliki istri bernama Asmani (47) yang juga jadi tukang pijak tunanetra.

Mereka saling mengenal ketika sama-sama peserta kursus pijat pada satu tempat di Bekasi.

Keduanya kemudian menikah tahun 1999.

Kini mereka membuka panti pijat tunanetra “Jasa Sehat” di rumah kontrakan.

Pasangan suami istri Rohimin dan Asmani dikaruniai dua anak, Dika, 19 tahun seorang mahasiswa semester 3, dan Selfie, putri pelajar kelas II SMK.

Saat ini, Asmani sedang menjalani perawatan di RS Hermina Depok.

“Istri sakit, muntah-muntah dan lemas. Sudah dua hari dirawat di RS Hermina,” kata Rohimin.

Ia juga menceritakan kondisi perekonomian.

Hidup menjadi tukang pijat keliling, sambil menjual kerupuk, merupakan beban tersendiri baginya, sebab anak kuliah dan sekolah.

“Dua tahun lalu, ada seorang yang sangat baik, mendorong anak saya kuliah. Setelah kuliah, dia membantu. Tetapi setahun ini dia menghilang. Putus kontak. Nomor saya juga diblokir. Saya tidak tahu sebab,” ujar Rohimin.

Sebagai info, biaya uang kuliah, sudah mendapat keringan dari kampus berupa beasiswa.

Untuk biaya pendidikan dan hidup sehari-hari untuk kedua anaknya, Dika dan Selfie, Rohimin membutuhkan dana sekitar Rp 60.000.

“Terbilang kecil mungkin uang senilai Rp 60.000. Tetapi bagi kami, pasangan suami istri tunanetra, yang kerja tidak menentu, itu sulit,” terang Rohimin sambil berharap uluran tangan dermawan. (Domu Damiannus Ambarita)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved