KTT OKI

Di Hadapan Para Pemimpin Negara Islam, Jokowi Minta Israel Bertanggungjawab

Kata Presiden Jokowi, israel harus bertanggung jawab atas kekejaman kemanusiaan yang dilakukan mereka di Gaza, Palestina.

Editor: Desy Selviany
Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi di KTT Luar Biasa OKI bahas konflik Israel Palestina 

WARTAKOTALIVE.COM - Di depan pimpinan negara-negara Islam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus mampu menuntut pertanggungjawaban kepada Israel.

Kata Presiden Jokowi, israel harus bertanggung jawab atas kekejaman kemanusiaan yang dilakukan mereka di Gaza, Palestina.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi di KTT Luar Biasa OKI pada Sabtu (11/11/2023).

Pada pertemuan tersebut, Jokowi mewakili Indonesia menyampaikan lima poin dalam konflik di Palestina.

Pertama OKI harus mampu mendesak adanya gencatan senjata dari Israel. Sebab tanpa gencatan senjata situasi tidak akan membaik lantaran Israel telah menggunakan narasi self defense.

Israel juga hingga kini terus melakukan pembunuhan rakyat sipil.

“Ini tak lain sebuah kolektif punishment dan kita semua harus segera cari jalan agar Israel segera melakukan gencatan senjata,” ajak Jokowi seperti dimuat Sekretariat Presiden.

Kemudian yang kedua kata Jokowi, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperluas jangkauannya. OKI harus usulkan mekanisme bantuan yang lebih predicable dan sustainable.

Jokowi juga sempat menceritakan kondisi Rumah Sakit Gaza yang saat ini terus menjadi sasaran serangan dari Israel.

Baca juga: Momen Presiden Turki Erdogan Gandeng Jokowi Sepanjang KTT Luar Biasa OKI

Jokowi pun meminta Israel agar menghormati hukum humaniter internasional.

“Di sisi lain situasi kemanusiaan juga memprihatinkan RS Indonesia di Gaza Utara terus menjadi serangan Israel dan sudah kehabisan bahan bakar maka itu Indonesia minta semua pihak hormati hukum humaniter internasional,” jelas Jokowi.

Ketiga, Presiden Jokowi menyerukan agar OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan.

Misalnya, mendesak diberikannya akses pada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya.

"Dan terus mendukung proses advisory opinion di Mahkamah Internasional," imbuhnya.

Keempat, OKI harus mendesak agar perundingan damai segera dimulai kembali demi terwujudnya solusi dua negara dan menolak pemikiran solusi satu negara.

Menurutnya, solusi satu negara hanya akan membuat Palestina dikorbankan.

"Jika memang mekanisme quartet sudah tidak dapat diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru, dan Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut," ucapnya.

Di penutup pernyataannya, Presiden Jokowi meminta dukungan dari para pemimpin OKI untuk menyampaikan hasil dari KTT Luar Biasa OKI kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

"Dari Riyadh saya sudah terjadwal melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat. Dengan izin para pemimpin, saya akan sampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden," tandasnya.

Untuk diketahui, OKI adalah organisasi internasional terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pembentukan OKI awalnya dilatarbelakangi oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam.

Tujuan OKI dibentuk antara lain meningkatkan solidaritas Islam, mengkoordinasikan kerja sama antarnegara, dan melindungi tempat-tempat suci Islam.

Adapun pemicu dibentuknya OKI salah satunya adalah peristiwa pembakaran Masjid Suci Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh Israel.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, para pemimpin dari 24 negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada 25 September 1969. Konferensi ini dikenal sebagai KTT OKI Pertama.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved